Franda Liem, adalah seorang gadis tomboy dengan kemalasan luar biasa, dia malas melakukan apapun, hingga satu kesempatan ada seorang culun yang mengatakan cinta padanya.
Pria itu bernama Hang Zhie terus berusaha, hingga Franda benar-benar mengerjainya.
Tiga tahun setelah kelulusan, Franda terpaksa bertemu dengan si culun yang kini jadi bosnya.
Dia terkejut ketika Hang menjadi super seksi, terlihat cool, sedikit bicara, tapi tatapannya mematikan.
Bagaimana kisah Franda selanjutnya? ketika dia tahu bahwa Hang sakit hati padanya karena mendapatkan penolakan dan ingin balas dendam?
Simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan madu
Sepanjang perjalanan hanya itu yang diceritakan oleh kedua orang yang sangat akrab, selain itu, tidak ada lagi, pada intinya keduanya akan mendapatkan satu hal yang lebih berharga, itu kebersamaan di rumah nenek.
.
.
.
Satu jam berlalu ....
Mobil ayah Franda berhenti di tempat parkir dan segera menurunkan barang-barang, kedua orang tua tidak bisa mengantar sampai ke stasiun Karena ada acara.
"Kalian berhati-hatilah di sana karena banyak sekali ranjau, nenek bisa saja mengerjai kalian karena terlalu banyak bermesraan. Nenek, tidak suka kalian berdua berada di dalam kamar terlalu lama. Namun, sebenarnya dia sangat mencintai kalian."
"Terima kasih atas petuah ini, sangat berharga untuk kami."
"Ya, pergilah karena aku tidak suka kalian berlama-lama di sini!"
.
.
.
Setelah sebuah perpisahan yang tidak mengenakkan itu, akhirnya orang yang sedang dalam masa bahagia, masuk juga ke dalam kereta.
Di sana keduanya memasukkan koper ke dalam bagasi yang ada diatas kepala.
Keduanya berada di tengah gerbong.
Rasanya sangat senang dan penuh rasa senang.
"Aku sangat lama ingin pergi ke desa, tapi pada kenyataannya, aku tak bisa pergi karena tidak ada yang tinggal di desa."
"Haha, apakah kau berada di dalam sebuah situasi sulit?"
"Iya."
Keduanya nikmati perjalanan yang sangat panjang dengan perasaan yang begitu indah karena kanan kiri pemandangan yang dihadirkan sangatlah indah.
Satu panggilan telepon dari ayah Hang, mencoba untuk berbicara dengan menantu.
"Ayahku, ingin berbicara denganmu, tolong kau jawab panggilan."
Sang istri tidak mau menjawab panggilan itu karena selalu berakhir dengan tertawa.
Namun kali ini sang istri mencoba untuk memberikan yang terbaik.
"Halo ayah," jawab Franda.
"Nah, menantu ayah yang sangat ayah rindukan, ayah ingin menceritakan bagaimana perjalanan yang sangat indah. Aku ingin sekali pergi ke desa karena tidak memiliki desa."
Apa yang dikatakan oleh ayah Hang, sama dengan anaknya.
Orang kaya memang beda ya.
"Oh iya ayah, kami melewati sebuah persawahan dengan tanaman padi yang sangat banyak kemudian sayur-mayur dan masih banyak lagi, ada beberapa pemukiman yang ada di pinggir rel kereta. Oh ya, ayah sangat ingin pergi ke desa?" tanya Franda.
Gadis itu ingin ayah mertuanya ikut jalan-jalan ke desa karena orang kaya biasanya begitu kagum dalam menikmati udara sejuk di desa.
"Aku mau melakukan banyak hal yang sangat menyenangkan. Terutama pergi ke desa."
Panggilan telepon itu tiba-tiba terhenti karena ponsel sang suami mati.
"Yah, baterainya habis sayang!"
"Ya, sudahlah."
.
.
.
Perjalanan menuju rumah nenek, sebentar lagi akan sampai.
Hang mengambil foto menggunakan kamera polaroid nya.
"Haha, aku tidak pernah menyangka kau memiliki kamera seperti ini."
"Ada dong, ini adalah kamera pertama yang aku, jadi tidak pernah aku lupakan."
"Oke, lalu kita mengambil foto?"
"Iya dong!"
Keduanya mengambil beberapa foto sebelum benar-benar turun dari kereta, hingga sudah puas mengambil foto kereta itu terhenti di stasiun.
.
.
.
Keduanya dari kereta dan disambut oleh nenek.
"Nenek!" teriak Franda.
Hang ikut bahagia karena melihat nenek begitu terharu, dia percaya bahwa cinta seorang nenek pasti tidak akan pernah lentur untuk cucunya.
Sang nenek memeluk tubuh kedua cucunya itu dengan sangat erat.
"Aku adalah seorang nenek yang sudah hidup selama 80 tahun tetapi masih sangat kuat serta tidak pernah mengeluh! aku harap kalian berdua mendapatkan kehidupan yang panjang umur seperti umurku."
Kedua orang yang merupakan pasangan muda itu, sangat senang mendapatkan sambutan yang cukup menguras air mata keduanya.
Hingga nenek, meminta keduanya untuk ikut bersama naik kuda menuju rumah.
.
.
.
Kuda ya sudah dipersiapkan saat lazimnya jadi tidak akan mencelakai penunggang nya.
"Nenek akan naik bersamamu, tapi suamimu naik dengan tetangga nenek yang memiliki peternakan kuda."
"Siap!"
Mereka berempat pergi dari stasiun itu naik kuda menuju rumah sang nenek yang berjarak kurang lebih 1 jam perjalanan.
...
Hingga setelah 1 jam lamanya sampailah mereka di rumah nenek Franda .....
Sebuah rumah kuno yang begitu sederhana, tapi sangat mementingkan arsitektur yang modern.
"Wah rumah nenek sangatlah besar dan memiliki arsitektur yang bagus."
"Aku tidak terlalu suka rumah yang bagus karena hanya aku yang ada di dalamnya, anakku tidak mau bersamaku! mereka hanya datang ketika hari perayaan agama saja, anak-anakku sangat sibuk dan tidak pernah menjengukku."
Hang memberikan dukungannya kepada sang nenek dan memeluknya ketika sudah turun dari kuda.
"Nenek, di dunia ini memang tidak ada yang sempurna serta abadi sehingga nenek, perlu merasa sendiri. Ada Hang di sini."
Nenek merasa senang dan mempererat pelukannya kepada cucu prianya.
Hingga Franda merasa iri dengan kedekatan mereka yang baru saja bertatap muka tetapi sudah akrab.
"Haha, ayah memang benar, nenek sangat suka daun muda."
"Haha kenapa mulutmu sangat kurang ajar?"
Nenek mempersilahkan kedua cucunya masuk ke dalam rumah dan memberikan uang kepada tetangga yang sudah meminjamkan Dua kuda untuk menjemput cucu.
******