NovelToon NovelToon
Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Chicklit
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nirwana Asri

"Sampai kapan kamu akan berlindung di ketiak mama? Kalau sikap kamu manja seperti ini mana ada laki-laki yang mau menikahi kamu. Abang tahu kamu sering dimanfaatkan oleh pacar-pacar kamu itu 'kan?"

"Abang, jangan meremehkan aku. Aku ini bukan gadis manja seperti yang kau tuduhkan. Aku akan buktikan kalau aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kalian."

Tak terima dianggap sebagai gadis manja, Kristal keluar dari rumahnya.

Bagaimana dia melalui kehidupannya tanpa fasilitas mewahnya selama ini?

Yang baca wajib komen!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nirwana Asri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Mantan

Keesokan harinya, Kristal menghubungi nomor telepon Lira. "Tante, bisakah ke rumah sakit sekarang, Mas Ruli dan Amara ada di rumah sakit," ucapnya dengan berat. Tapi orang tua Ruli dan Amara berhak tahu.

Lira yang menanti kabar sejak semalam tak menyangka kalau ia akan mendengar kabar buruk mengenai kedua anaknya. "Baiklah, Tante akan ke sana," jawabnya lirih.

Meskipun ia bagai kehilangan separuh nyawanya tapi dia harus tetap kuat untuk bisa bertemu dengan kedua anaknya di rumah sakit. Lira diantarkan oleh sopirnya menuju ke rumah sakit.

Sementara itu Kristal menyuruh orang tuanya yang sejak semalam menemaninya pulang. "Terima kasih sudah mau ku repotkan Ma, Pa."

"Kamu yakin mau tinggal di sini sendirian? Kamu juga cukup lelah, Nak. Biarkan mama yang menjaga mereka sampai orang tuanya datang," ucap Berlian yang tak tega melihat anaknya itu.

Kristal tersenyum. "Tidak, Ma. Ada yang harus aku jelaskan mengenai kejadian semalam pada Tante Lira."

"Sudahlah, Ma. Biarkan Kristal saja yang menunggui mereka." Jaden memberikan saran.

"Kami pulang ya sayang. Kalau perlu apa-apa tinggal telepon mama saja," ucap Berlian sebelum benar-benar meninggalkan Kristal. Kristal mengangguk.

Pada saat Jaden dan Berlian akan memasuki mobil, mereka berpapasan dengan Lira. "Jeng, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Lira yang sangat khawatir.

"Mereka ada di dalam. Kristal ada di sana, temuilah!" Lira mengangguk.

Setelah itu Lira berjalan menuju ke tempat di mana Ruli dirawat. Dia sudah bertanya pada resepsionis. Setelah berada di depan kamar rawat Ruli, Lira menata hatinya agar lebih siap menghadapi kenyataan.

"Kristal," panggil Lira pada gadis yang sedang duduk seraya menggenggam tangan Ruli. Kristal menoleh pada sumber suara. Dia berdiri ketika melihat Lira. Kristal langsung memeluk Lira dan keduanya sama-sama menangis.

"Maafkan aku karena tidak bisa menjaga mas Ruli, Tante."

Lira mengurai pelukannya. "Bagaimana ceritanya dia bisa masuk rumah sakit?" tanya Lira.

"Pada saat kami akan menyelamatkan Amara, mas Ruli tertembak di bagian perutnya, Tante. Oh ya, Amara ada di ruangan lain. Mungkin sekarang dia sudah siuman."

"Bagaimana dengan Ruli, kenapa dia belum juga terbangun?" Lira tidak tega melihat anaknya terbaring lemah di rumah sakit.

"Kata dokter masih dalam masa penyembuhan setelah operasi, Tante."

"Terima kasih sudah menolong Ruli dan Amara. Tante berhutang banyak padamu." Kristal tersenyum menanggapi omongan Lira.

Dia memeluk Lira. "Sudah seharusnya, Tante. Mana mungkin aku membicarakan orang yang aku sayangi terluka." Lalu Kristal mendongak. "Aku antar ke ruangan Amara, Tante."

Lira mengentikan langkah ketika melihat Kristal te*Lan*Jang kaki. "Kamu tidak memakai alas kaki?" tanya Lira.

Kristal meringis malu sambil membenarkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Semalam aku melemparnya untuk memukul kepala penjahat itu, Tante." Lira tersenyum.

"Apa tidak apa-apa kamu berjalan tanpa alas kaki?" tanya Lira.

"Tidak apa-apa Tante, nanti aku akan pulang sebentar untuk ganti baju setelah itu aku akan kembali ke sini." Lira mengangguk.

Mereka berjalan menuju ke ruangan Amara. Setelah sampai di ruangannya, Lira segera memeluk Amara. Mereka kembali menangis. "Mama maafkan aku," ucap Amara. Dia samar-samar mengingat kejadian semalam. Apalagi ketika suster datang untuk memberikan obat. Dia mendapatkan penjelasan kenapa dia bisa dibawa ke rumah sakit. Dari penjelasan suster tersebut dia bisa menyimpulkan kalau semua ini adalah perbuatan Vano.

"Apa kamu sudah baikan?" tanya Lira saat mengurai pelukannya. Amara mengangguk.

Lalu gadis itu melihat ke arah Kristal. "Kakak di sini juga?" tanya Amara pada Kristal.

"Dia yang menolongmu dan kakakmu," jawab Lira.

"Menolong kak Ruli?" tanya Amara tidak mengerti.

"Kakakmu terkena tembakan Vano saat berusaha menyelamatkan dirimu. Tapi tenang saja Mas Ruli sedang dalam masa penyembuhan." Ucapan Kristal membuat Amara terkejut. Dadanya terasa sesak ketika mendengar kabar buruk tentang kakaknya.

"Aku mau melihatnya, Ma." Amara menyibak selimut yang dia pakai.

"Jangan dulu, sayang. Lagi pula kakakmu masih tertidur. Biarkan dia beristirahat."

"Tante, bolehkah aku permisi. Aku ingin pulang sebentar. Aku juga harus izin kerja hari ini."

"Baiklah, nak. Apa kamu bawa mobil?" tanya Lira. Kristal menggelengkan kepalanya. "Semalam aku ikut mobil ambulans. Aku bisa naik taksi, Tante."

"Baiklah, hati-hati ya," pesan Lira.

Kristal berjalan keluar dari rumah sakit. Setiap orang memperhatikan dirinya karena berjalan tanpa menggunakan alas kaki dan dengan pakaian yang terkena cipratan darah. Tapi dia berusaha cuek.

Saat ini Kristal berada di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Namun, tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depannya. Pemilik mobil itu membuka kaca mobilnya. "Mas Agung."

"Kamu ngapain di sini?" tanya Agung yang masih berada di dalam mobil. Dia memperhatikan Kristal yang tak memakai sepatu. "Ayo aku antar pulang."

Kristal langsung masuk ke dalam mobil mantan kekasihnya itu. Agung adalah teman seangkatan Alex yang bekerja sebagai asisten pribadi Alex. Akan tetapi, sudah beberapa bulan terakhir dia ditugaskan Alex untuk mengurus cabang hotel atasannya itu di luar kota.

"Kapan Mas Agung kembali?" tanya Kristal.

"Kemaren, siapa yang sakit?" tanya Agung.

"Pacarku." Tiba-tiba dada Agung terasa sesak ketika mendengar Kristal telah memiliki pacar. Meskipun mereka sudah putus tapi bagaimana pun Kristal pernah menempati hatinya.

Mobil Agung tiba di depan rumah Kristal. "Terima kasih banyak Mas Agung. Oh ya Mas bilang sama Bang Alex hari ini aku tidak bisa berangkat kerja. Aku izin sehari saja." Agung mengangguk paham. Setelah itu dia melajukan mobil.

Kristal memasuki rumah tapi dia tidak menemukan orang tuanya. "Mama sama papa pada ke mana, Bi?" tanya Kristal pada asisten rumah tangganya.

"Tuan berangkat kerja, kalau nyonya pergi sama temannya."

Kristal pun naik ke lantai atas. Dia ingin membersihkan diri. Usai mandi Kristal merebahkan diri di atas ranjang masih dengan memakai handuk kimononya. Cukup lama Kristal ketiduran, saat itu Berlian sudah pulang lalu dia melihat kamar Kristal dalam keadaan terbuka.

Berlian membangunkan Kristal dengan menepuk pipi anaknya dengan lembut. "Bangun, sayang!"

Kristal mengerjapkan matanya. "Mama." Gadis itu bangun.

"Kamu tidur kok pakai handuk begini sih?"

"Aku ngantuk banget, Ma. Semalaman aku nggak tidur."

"Ini udah siang, Kristal."

"Hah, jam berapa, Ma?" tanya Kristal.

"Jam sebelas."

"Ya, ampun. Aku harus kembali ke rumah sakit, Ma. Mau gantian jaga sama Tante Lira. Mama ngizinin aku buat jagain Mas Ruli 'kan?" Berlian mengangguk.

"Tentu saja. Kalau bukan kamu siapa lagi." Kristal memeluk ibunya karena telah diizinkan menjaga Ruli.

Kristal pun segera bersiap-siap lalu dia turun dari lantai atas. "Kristal, makan dulu!"

"Aku beli saja di luar, Ma. Sekalian beliin Tante Lira."

"Eh, nggak usah beli. Mama siapin bekal ya buat kamu sama jeng Lira. Mama masak banyak hari ini."

"Boleh, deh." Berlian pun mengambil rantang Bapperware miliknya. Dia mulai mengisinya dengan macam-macam masakan yang dia masak.

"Banyak sekali, Ma."

"Nggak apa-apa yang makan bukan kamu saja. Salam buat mamanya Ruli ya," pesannya sebelum putrinya pergi. Kristal mengangguk. Setelah bersalaman dia menuju ke garasi.

1
Mazree Gati
tidur di rumah orang pintu ga di kunci, klo tudurnya ga pakai baju gimana
Sativa Kyu
👍👍👍
MB
Luar biasa
Wawan Irawanto
sebagai bos dulu lah, tapi nanti jadi pacar
Wawan Irawanto
aku pilih tall juga lhooo
W
Luar biasa
Mimih Milania
Biasa
Mimih Milania
bukan cilok tapi seblak
Mimih Milania
aku pilih tim tali ahhhh
Mimih Milania
uhuy.....mulai dehhh
Mimih Milania
cewek jsgoan nihhh
Mimih Milania
hidup tidak seindah sinetron nenk
Ratna Fitri Mulyadi
Luar biasa
Rianti Dumai
amara klok cari cowok gak pernah beres,,,!!!
Rianti Dumai
ulet buluh ada az,,,
Rianti Dumai
aQ suka caramu kristal,lelaki gak punya pendirian ithu perlu dikasih pelajaran,biar faham dya,,,!!!
Rianti Dumai
klok sudah mantan ithu tempat'a ditong sampah ruli,,,!!!
Rianti Dumai
kocak banget Thu sie kristal bikin ngakak az,,,😅
Rianti Dumai
hadeeuh thor sakit perut aQ baca'a 😅🤣 lucu sangat mereka,,!!!
Mazree Gati
boslah,,,ga setuju klo pacaran sama ruli,,,langsung end klo iya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!