Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum malam kelam
Anina tak bisa tidur memikirkan akan apa selanjutnya benarkah ia harus menyelesaikan semuanya, Bagas tau dia sudah menemui Kanaya kemarin dan tak mungkin membiarkannya untuk kedua kalinya.
Apa yang akan Bagas lakukan untuk membuat Edward menyesal karna menyakitinya.
Anina menghela nafasnya lalu meraih ponselnya di atas nakas ini sudah tengah malam mungkinkah Bagas masih akan mengangkat ponselnya, namun ternyata Bagas masih mengangkatnya.
"Mas, kamu belum tidur?"
"Kamu sudah tau Anina apa aku bisa tidur setiap malam?" Anina memejam ya Bagas selalu kesulitan tidur semenjak mereka menikah. "Aku harap ada yang penting jika tidak aku akan menutup telponnya"
"Ayo kita bercerai" Bagas tak merespon disebrang sana "Tapi aku punya syarat"
"Katakan?"
"Pertama bantu aku buat dia menyesal..
Kedua.. bisakah selama proses perceraian itu kamu menjadi ayah Queen yang sesungguhnya, perlakukan dia seperti anakmu sendiri,setelah putusan cerai aku tidak akan mengganggu kamu lagi" Terdengar helaan nafas Bagas di sebrang sana.
"Baiklah.. kita sepakat" tak ada kata lagi dari Bagas, Anina melihat layar ponselnya yang sudah hitam bahkan Bagas enggan untuk bicara lebih padanya.
-Flashback-
Beberapa jam sebelum malam kelam itu..
Seperti biasa jam makan Bagas selalu mengunjungi kampus untuk bertemu Kanaya, Bagas sudah lulus lebih dulu dan mulai bekerja di perusahaan keluarganya, "Hay.." Bagas memberi kecupan di dahi Kanaya lalu duduk di dekat Kanaya, bersebrangan dengan Anina. "Sudah pesan?"
"Sudah, kamu mau pesan?" tanya Kanaya.
"Aku mau punya kamu aja, makan berdua lebih enak" Kanaya pun menyuapi Bagas dengan sendok dan piring yang sama dengannya.
Anina mendengus sebal saat melihat pasangan romantis itu "Suka males kalo dia udah dateng"
"Sirik aja" Bagas menjulurkan lidahnya.
"Makanya cari pacar neng!" Ledek Kanaya.
"Ogah, apalagi pacar kaya dia, dikit dikit gak boleh ini,dikit dikit gak boleh itu"
"Heh.. belum tau aja rasanya di posesiv in" Kanaya tersenyum kearah Bagas, bahkan mereka saling pandang.
"Manisnya.. uweek" Anina pura pura muntah "Aku pergi dulu takut ketularan virus bucin"
Bagas dan Kanaya bahkan tak menghiraukan Anina yang pergi dari kantin,masih terdengar kata kata Bagas yang manis memuji Kanaya, dan Anina hanya menggeleng sambil tersenyum.
Pulang kuliah Bagas sudah menunggu diparkiran, menjemput Kanaya dan Anina seperti biasa akan menumpang di bangku belakang.
"Malam ini aku ada undangan dari rekan bisnis Papi, kamu mau ikut gak?" tanya Bagas pada Kanaya.
"Dimana?"
"Di club"
"Aku gak bisa kalo di Club, bisa bisa aku di gusur sama Daddy" Kanaya mencebik.
"Padahal aku disuruh bawa pasangan"
"Sama Anina aja" Kanaya melihat kearah belakang Anina sedang mendengarkan musik lewat earphone. "Hey..?"
"Ya.. kenapa?" Anina melepas earphone nya.
"Aku mau ngajak kamu ke pesta, mau?"
"Pesta apa?" tanya Anina.
"Ulang tahun" jawab Bagas.
Jadilah Bagas memaksa Anina untuk ikut meski Anina tak mau, karna Kanaya hanya percaya pada Anina untuk menemani Bagas.
Bagas bahkan membawakan gaun untuk Anina pakai, tiba di Club Anina berjengit "Kesini?"
"Iya ayo..!"
"Ogah ah, aku gak mau masuk kesana" perasaan Anina mendadak tidak karuan.
"Kita cuma bentar, abis setor muka kita pulang, kalo bukan karna rekan bisnis Ayah ini penting aku gak akan datang" Bagas menarik tangan Anina.
"Gak ah Gas, perasaanku gak enak kalau tau pestanya disini sumpah aku gak ikut tadi"
"Ayo lah tenang aja kamu jangan jauh jauh dari aku, pokoknya aman"
"Bener ya, jangan tinggalin aku"
"Iya ayo, biar bisa cepet pulang" Bagas pun masuk bersama Anina,sepertinya memang pesta ini di adakan oleh seorang yang memang kaya, hingga dia menyewa seluruh Club untuk pestanya.
Bau asap rokok langsung menyengat di penciuman Anina, juga tarian para wanita, diikuti riuh para pria hidung belang berdasi, Anina sudah merasa jijik dengan pemandangan di depannya, para wanita itu bahkan tak malu duduk di pangkuan para pria berperut buncit bahkan mengelus elus dada sang pria, pegangan tangannya di lengan Bagas makin mengerat, mereka mengahampiri pemilik acara yang sedang bercengkrama dengan para pria lain, dari tampangnya terlihat mereka adalah rekan bisnis,namun bukan itu yang membuat Anina sebal, orang yang mereka hampiri,hampir semua memiliki wanita berbaju se xy disisinya.
"Oh.. kau wakil dari Wijaya corp terimakasih sudah datang,aku memaklumi tuan Wijaya tak mungkin mau datang kemari, mari silahkan nikmati jamuannya" Bagas pun ikut duduk dengan para pria itu, dan dengan terpaksa Anina pun ikut duduk disebelah Bagas.
Itulah yang dimaksud dengan harus membawa pasangan karna Bagas tak ingin para wanita berbaju se xy itu mendekatinya , bisa bisa Kanaya mengamuk padanya Bagas tak ingin itu terjadi,apa lagi sekarang tatapan para wanita itu mengarah pada Bagas seolah menggoda,
Ponsel Bagas berbunyi hingga dengan terpaksa Bagas berdiri untuk mengangkat panggilannya "Mau kemana?" Anina menarik tangan Bagas.
"Sebentar aku angkat telpon dulu, disini berisik"
"Gak mau aku ikut, kenapa kita gak pulang aja sih Gas"
"Iya abis ini kita pulang, tunggu disini aku angkat telpon dulu" dengan terpaksa Anina pun melepas tangan Bagas dan membiarkan Bagas pergi.
Anina duduk dengan gelisah,apalagi melihat para pria yang disekitarnya tersenyum menyeringai seolah merendahkan.
Tiba tiba seseorang duduk disisinya "Hai..kau sendiri, jangan hiraukan tatapan para pria itu, nikmati saja pestanya"
_____________
Like..
komen...
vote ..
🌹🌹🌹☕☕☕