"Aku mengutukmu, Putri! Kau tidak akan pernah hidup bahagia setelah menjadi istri durhaka!"
Nafsu yang membuat seorang istri memilih pada jalan untuk mengkhianati ikatan suci pernikahan telah membuat wanita bernama Putri Wardhani harus menanggung karma dari perbuatannya.
Apa yang membuat seorang istri memilih untuk menjadi istri tak setia! Apakah karma yang didapatkannya setelah menjadi istri durhaka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Seperti perawan jatuh cinta
Suasana di dalam ruangan kamar hotel yang masih sangat hening karena hanya terdengar napas teratur dari dua insan yang saat ini masih larut dalam bunga tidur masing-masing. Keduanya bahkan terlihat seperti sepasang kekasih yang tidak akan pernah terpisahkan.
Jelas terlihat, Putri yang kini tengah membenamkan wajahnya di dada bidang Arya.
Sementara Arya memeluk erat tubuh Putri tanpa jarak dan kulit yang saling menempel. Pemandangan itu tentu saja membuktikan bahwa mereka saling mencintai dan tidak ingin terpisah setelah momen percintaan panas mereka yang berhasil membuat keduanya meledak dalam kolam hasrat saat mencapai puncak kenikmatan.
Pukul empat sore, terlihat pergerakan Putri yang mulai mengerakkan tubuhnya.
Sebenarnya, ia merasakan mata masih sangat mengantuk dan tubuhnya remuk redam akibat tadi dihajar habis-habisan oleh Arya di atas ranjang, tetapi saat ini, ia merasakan perutnya sudah tidak bisa menahan saat cairan di kantong kemih terasa penuh dan butuh dikeluarkan.
Ia pun berniat untuk mengubah posisi tidur yang awalnya miring menjadi telentang. Namun, saat merasakan ada sesuatu yang menahannya, perlahan ia membuka mata dan samar-samar terlihat pemandangan tubuh kekar pria dengan dada telanjang yang saat ini tengah memeluknya.
Putri kini menelan kasar saliva saat menyadari kebodohannya, bahwa ia dari tadi memeluk erat tubuh kekar itu. Kini, tubuhnya seolah kaku dan tidak bisa bergerak karena merasa sangat takut jika Arya terbangun dan ia merasakan malu yang luar biasa.
'Dasar bodoh, kamu Putri! Bagaimana bisa kamu bercinta dengan Arya. Padahal baru bertemu dengannya kemarin. Bagaimana jika dia meninggalkanku setelah mendapatkan tubuhku?'
Puas beragumen sendiri di dalam hati untuk merutuki kebodohannya, kini Putri berusaha untuk menyingkirkan tangan kekar itu dari tubuhnya. Berharap perbuatannya tidak membangunkan pria yang terlihat masih tertidur pulas tersebut.
Rencananya adalah ia ingin pergi ke toilet, meskipun saat ini merasa pinggangnya seperti mau patah saja setelah bercinta dengan pria yang menurutnya memiliki kekuatan luar biasa.
'Aku tidak ingin Arya melihatku saat akan ke kamar mandi. Memalukan sekali jika ia melihat penampilanku yang sangat berantakan,' gumam Putri yang saat ini masih perlahan-lahan menyingkirkan tangan Arya.
Namun, meskipun ia berusaha agar pergerakannya tidak membangunkan pria yang masih terus memeluk, usaha Putri sia-sia karena kini indra pendengarannya menangkap suara bariton Arya yang menyebut namanya.
Arya yang tadinya masih tertidur pulas, merasakan sebuah pergerakan dan membuat alam bawah sadarnya kembali, sehingga kini ia perlahan membuka mata dan bisa melihat wajah bangun tidur wanita yang masih dipeluknya.
Seolah ia tidak ingin melepaskan kuasanya dari wanita yang terlihat salah tingkah itu.
"Kamu sudah bangun, Sayang? Ini masih terlalu awal, lebih baik kita lanjutkan tidur."
Arya semakin mengeratkan pelukannya dengan sudut bibir melengkung ke atas karena merasa sangat senang, sekaligus bahagia saat bisa tidur dengan wanita yang sangat dicintai.
Sementara itu, hal berbeda dirasakan oleh Putri saat merasa sangat malu dan ingin lari dari sana, tetapi tidak bisa melakukannya. Pada akhirnya, ia lebih memilih mendorong dada telanjang Arya untuk menciptakan sebuah jarak.
Bahkan ia berusaha untuk mundur ke belakang, meskipun perbuatannya itu hanya sia-sia belaka karena Arya terus maju dan mengungkungnya.
"Aku mau ke kamar mandi."
Arya yang sama sekali tidak berniat untuk membuka mata dan masih terus memeluk erat tubuh Putri, hanya berkomentar seadanya.
"Apa kamu mau mandi?" Membuka kedua mata saat berpikir bahwa wanita di sebelahnya akan pergi meninggalkannya. "Apa kamu mau pergi?"
Putri yang merasa bahwa pertanyaan pria yang membuatnya bisa menghirup aroma khas maskulin itu seolah tidak ingin ia pergi.
"Ini sudah jam berapa? Sepertinya aku harus pergi." Putri yang menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut tebal berwarna putih tersebut, meraih ponsel di atas nakas untuk memeriksa waktu.
Ia membulatkan kedua mata begitu menyadari bahwa waktu telah beranjak sore hari. "Ini sudah sore. Aku harus pulang."
Tidak ingin momen kebersamaan mereka berakhir, Arya kini memilih untuk memeluk erat tubuh Putri di balik selimut dari belakang.
"Jangan pergi, Sayang. Aku ingin selalu bersamamu. Kamu bisa saja beralasan tidur di rumah teman pada suamimu, agar kita bisa semalaman di sini. Aku belum puas bersamamu."
Entah mengapa Putri merasa perkataan Arya yang menahannya seperti menganggap bahwa pria itu hanya memanfaatkan tubuhnya.
"Kamu menahanku pergi karena hanya ingin tubuhku, bukan? Setelah kamu bosan, apa akan meninggalkanku? Jangan berpikir aku adalah wanita yang bodoh."
Arya yang merasa sangat terkejut dengan tuduhan dari Putri saat menatapnya dengan tatapan mengintimidasi penuh kecurigaan. Kini ia melepaskan pelukannya dan menahan kedua sisi lengan wanita dengan wajah bangun tidur itu.
"Astaga! Kamu serius menganggapku adalah bajingan seperti itu?" tanya Arya dengan wajah memerah karena marah.
Refleks Putri yang bersitatap dengan iris tajam Arya, refleks menggelengkan kepalanya.
"Tidak, jangan salah paham. Aku hanya sangat takut kehilanganmu. Aku benar-benar sangat takut jika kamu bosan padaku dan meninggalkan aku. Hanya itu. Kamu mengerti, kan posisiku dibandingkan denganmu?"
Kemurkaan Arya seketika musnah begitu melihat wajah murung dari Putri dan membuatnya langsung merengkuh tubuh seksi dengan kulit putih itu ke dalam pelukannya.
"Aku mencintaimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu, Sayang. Jangan khawatir. Kita pasti akan menikah setelah kamu bercerai dengan suamimu."
Wajah Putri seketika berbinar dan kelegaan kini dirasakan olehnya saat merasa bahwa pria yang mendekapnya erat tersebut sangat mencintainya dengan tulus tanpa memikirkan statusnya, sehingga kini ia memilih untuk menceritakan semua hal mengenai rumah tangganya.
"Aku ingin menceritakan tentang penyebab ingin bercerai dengan suamiku."
Arya kini langsung melepaskan pelukannya dan memberikan jarak di antara mereka. Kemudian duduk bersila karena ingin mendengar cerita dari Putri.
"Katakan padaku sekarang."
"Sebenarnya aku tidak bahagia selama lima tahun terakhir ini. Aku benar-benar tersiksa menjadi istri dari pria lemah itu. Aku tidak pernah bisa menikmati hidup dan selalu berkutat dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya."
"Bahkan uang belanja pas-pasan dan aku tidak pernah bisa membeli apa yang kuinginkan. Selain itu ...."
Putri menghentikan perkataannya karena merasa sangat ragu untuk menjelaskan tentang kelemahan dari suaminya yang memiliki ejakulasi dini.
Arya yang terlihat sangat serius mendengarkan, kini memicingkan mata begitu melihat Putri tidak melanjutkan perkataannya.
"Kenapa tidak dilanjutkan, Sayang? Apa ada hal yang lebih buruk dari itu? Kamu pasti sangat menderita selama ini." Mengusap lembut punggung tangan Putri untuk memberikan penghiburan.
"Malu mengatakannya karena tidak ingin kamu berpikir aku adalah seorang wanita murahan." Putri masih terlihat sangat bimbang untuk menjelaskan hal yang sebenarnya.
"Buat apa kamu malu setelah aku sudah melihat tubuh telanjangmu ini," ujar Arya yang menarik selimut tebal di tubuh wanita yang langsung memerah wajahnya seperti perawan jatuh cinta.
To be continued...
good job author anda orang pertama yg bisa buat gua baca novel sampai emosi dan hampir banting hp gua👍😤