TURUN RANJANG

Pak Wisesa dan Sultan telah duduk di kursi sofa empuk ruangan kerja Sultan. Di sana juga sudah ada Lela putri Pak Nico beserta Pak Nico. Sultan terlihat diam dan hanya menyimak perbincangan antara Pak Nico dengan papa nya, Pak Wisesa. Sedangkan Lela diam-diam mencuri pandang pada wajah tampan CEO muda di depannya itu.

"Sepertinya kita harus memberikan kesempatan kedua anak-anak kita untuk saling berkenalan dan mengenal satu dengan yang lain Pak," ucap Pak Nico tanpa malu seolah menyodorkan putri nya untuk didekatkan pada Sultan. Sultan memicingkan matanya mendengar ucapan Pak Nico yang terang-terangan berkata seperti itu. Sedangkan Lela hanya tersenyum lantas menatap ke arah Sultan.

"Oh, benar Pak Nico! Sultan, ajak Lela jalan-jalan! Urusan kerjaan hari ini biar Zionis yang handle semuanya," kata Pak Wisesa. Ucapan Pak Wisesa sudah seperti perintah kepada Sultan.

Dengan cemberut akhirnya Sultan berdiri dari tempat duduknya lalu mulai melangkah keluar dari ruangan kerja nya. Sedangkan Lela mulai menyambar tasnya dan bergegas mengejar Sultan.

"Papa, om! Saya pamit dulu!" ucap Lela dengan senyuman yang mengembang.

🍀🍀🍀🍀🍀

"Kita mau kemana kak?" tanya Lela kepada Sultan saat sudah berada di dalam mobil Sultan.

"Ke rumahku! Aku memiliki seorang putri kecil yang cantik! Kalau kamu mau menikah dengan aku dan ingin menjadi istri aku, kamu harus bisa dekat dengan putri ku. Jika dia menyayangi kamu, dan kamu bisa membuat nya senang bersama dengan kamu, itu artinya kamu berhasil dan lolos untuk menjadi istri aku. Namun tidak itu saja, kalau kamu bisa dan pandai memasak masakan yang lezat dan enak, aku akan mempertimbangkan kamu untuk menjadi istri aku," kata Sultan.

Seperti nya Sultan ingin mengerjai Lela dengan menyuruhnya untuk menemani Latina main atau mengajaknya belajar berjalan. Memang Latina sudah mulai pandai berjalan bahkan berlari. Namun itu ketika bersama dengan Anura. Keberanian Latina akan muncul saat bersama dengan Anura, mantan istri Sultan yang pertama.

"Padahal aku tidak menyukai anak kecil. Dan aku tidak pernah memasak, kak Sultan. Namun aku pandai dalam hal lain," ucap Lela dengan mengedipkan matanya dengan genit. Sultan mengerutkan dahinya.

"Pandai dalam hal apa? Katakan!" sahut Sultan mulai heran dengan gadis itu. Padahal status nya masih gadis dan lajang belum juga pernah menikah. Namun ucapan dan sikapnya seolah menantang harimau yang sedang bobok.

"Itu.. itu loh kak Sultan! Masak kak Sultan tidak tahu sih!" sahut Lela kembali matanya berkedip dengan pergerakan tangannya menunjukkan sesuatu. Sultan bergidik ngeri melihat gaya hidup Lela selama di luar negeri.

"Apa? Jadi kamu sudah tidak perawan? Apakah kamu selalu melaksanakan itu, hah? Berapa kali kamu berpacaran dengan orang luar?" ucap Sultan memberondong pertanyaan kepada Lela.

"Aku tidak pernah berpacaran dengan orang luar! Aku selalu berpacaran dengan orang dalam negeri. Namun kami sama-sama kuliah di luar negeri. Kamu jangan khawatir, kami selalu menggunakan alat pengaman kok ketika melakukan hubungan itu. Ini jaman modern kak Sultan! Bahkan anak Sekolah Menengah atas pun aku rasa berpacaran nya sudah seperti ini. Jangan kolot dong, kak!" ucap Lela dengan suara manja.

"Tidak semua orang sama dengan pikiran kamu, Lela! Masih banyak yang menjaga kehormatan nya sampai nanti menikah. Ingat itu! Itu akan merugikan wanita itu sendiri jika kamu menyerahkan semua kehormatan kamu pada semua laki-laki," ucap Sultan dengan mata melebar sempurna.

"Tapi kak Sultan! Aku sangat enjoy melakukan nya! Namun yang pertama melakukan nya adalah laki-laki yang aku idolakan selama ini," ucap Lela tanpa perasaan menyesal.

"Apa? Siapa?" sahut Sultan.

"Aktris idolaku dong kak! Aku bisa berkencan dengan dia saja sudah sangat bersyukur. Apalagi aku bisa melakukan itu dengan suka rela dengan dia!" cerita Lela. Sultan hanya menepuk jidatnya sendiri mendengar cerita Lela. Sultan menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Ayolah kak Sultan! Kita sudah sama-sama tidak original lagi. Jadi jangan jual mahal dengan aku, kakak," sahut Lela dengan tersenyum manis.

"Apa kau bilang? Original? Emangnya kue?" ucap Sultan. Lela tertawa terbahak-bahak.