NovelToon NovelToon
Casanova Kepincut Janda

Casanova Kepincut Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perbedaan usia / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:184.8k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bari abdul jalil, nama yang religius. Kedua orang tuaku pasti menginginkan akun tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan nama yang diberikan. Tapi kenyataan justru sebaliknya. Saat dewasa justru aku lupa dengan semua ajaran yang diajarkan oleh mereka di waktu kecil. Aku terlalu menikmati peranku sebagai pecinta wanita. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sangat berbeda dari wanita yang aku pacari.
Mau tahu apa bedanya? dan bisakah aku mendapatkan apa yang aku mau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Aku masih bersama dengan bang Alvin dan juga ibu Arumi. Mereka seakan tidak membiarkan aku pulang dengan menanyakan banyak hal. Bang Alvin tak ada habis-habisnya menguji diriku dengan pertanyaan yang bisa saja membuatku ragu untuk melanjutkan kedekatan ini. Aku tak tahu apakah ini berlaku untuk semua pria yang mendekati Arumi atau aku saja.

"Intinya begini bang. Saya serius dengan apa yang saya lakukan. Abang dan tante nggak akan tahu sedalam apa serius saya jika tidak melihat denga mata kepala sendiri. Karena sebanyak apapun abang dan tante menguji saya dengan pertanyaan, itu tidak akan menjamin apakah yang saya katakan ini jujur atau tidak. Yang menentukan hanya tindakannya saja. Sekali lagi saya bertanya, bisakah saya mendapatkan restu dari kalian untuk mengambil hati Arumi lalu memberikan kebahagiaan sebisa dan semampu saya? Saya tidak berjanji apapun, saya tidak punya apa-apa untuk saya janjikan. Saya akan berusaha untuk membuat Arumi dan Caca bahagia di sepanjang hidupnya." Sekali lagi aku memastikan bolehkah aku berusaha untuk mendapatkan apa yang aku mau. Terkesan buru-buru, tapi aku juga butuh kepastian dari setidaknya bang Alvin dan ibunya. Aku tak mau bila nanti Arumi bersedia menikah denganku tapi masih ada keraguan di hati keluarganya.

"Apa ini tidak buru-buru Bar. Kamu baru kenal Arumi."

"Saya tidak meminta menikah sekarang bang. Saya hanya minta restu saja. Toh Arumi juga masih susah untuk saya dekati. Hatinya sangat tertutup dan keras pada laki-laki. Saya paham kok bang, saya paham kalau dia begitu juga untuk menjaga hati dan juga dirinya sendiri. Abang dan tante nggak selamanya bisa menjaga Arumi dan Caca. Abang punya keluarga sendiri yang harus dijaga dan di ayomi juga. Tante juga nggak selamanya bisa jaga mereka, karena nggak selamanya tante sehat. Maaf jika saya bicara kurang sopan. Kita bicara realita saja."

"Kalau ibu sama Alvin sebenarnya juga nggak mau lihat Arumi begini terus nak. Ibu juga mau Arumi punya pasangan, punya suami yang baik luar dalam. Tapi keputusan kembali lagi pada yang menjalani kehidupan. Ibu dan Alvin akan mensupport apapun yang dijalani Arumi asal itu baik buat dia. Lebih baik kalian saling kenal lebih jauh dulu. Untuk restu, kami serahkan ke Arumi jika Arumi bersedia menikah dengan mu, kenapa kami harus menolaknya?" terang ibu Arumi yang sejak tadi diam saja.

Akhirnya, pembicaraan ini ada titik terang juga. Aku tinggal memperjuangkan Arumi, restu sudah ku kantongi. Aku pamit pulang setelah itu, tak lupa aku memberikan selembar kartu nama pribadi ku pada bang Alvin.

"Buat apa?" tanyanya ketika aku menyodorkan satu lembar kartu nama.

"Bang Alvin tadi dengar kan pas di telepon. Saya mengatakan akan mengajak jalan-jalan Caca jika di ijinkan sama Arumi. Nanti abang atau siapapun bisa hubungi saya kalau Arumi kasih ijin. Saya hanya berusaha tanggung jawab dengan apa yang keluar dari mulut Saya. Masalah nanti diijinkan atau tidak, saya kembalikan pada Arumi. Saya permisi assalamu'alaikum," ucapku bersalaman dengan mereka.

"Waalaikumsalam."

Sepanjang perjalanan sungguh pikiran ku tak lepas dari Arumi dan Caca. Aku memikirkan keduanya yang rupanya sama-sama kuat. Di balik kecerian Caca, ternyata anak kecil itu juga menyimpan kesedihan yang dalam. Aku baru mendengar satu hal yang pahit darinya. Aku yakin itu bukanlah keseluruhan, aku yakin masih ada banyak hal yang dia rasakan tumbuh tanpa sosok ayah. Apalagi kata ibuku, Caca baru mendapatkan kasih sayang dari ibunya setelah berusia satu tahun lebih.

"Dari mana kamu?" tanya ibu ditengah pintu utama dengan menyilangkan tangan didepan dada.

"Rumah Arumi," jawabku enteng.

"Dengan meninggalkan tanggung jawab?"

"Bukan itu maksudnya bu. Aku tadi niatnya hanya mengantarkan Caca ke sekolah, tapi ada kejadian yang tak terduga dan aku harus stay di sana."

"Ibu tahu kamu ada hati sama Arumi, tapi jangan lupa kalau kamu juga ada tanggung jawab Bar. Kamu bebas mau memperjuangkan siapapun. Selagi dia masih kamu perjuangkan, jangan lupakan tanggung jawab kamu yang sudah kamu emban. Semua ada waktunya Bar. Kerja ya kerja, main ya main, jangan campur adukkan. Kalau Arumi sudah jadi istri kamu lain ceritanya."

"Iya ibu maaf, janji ini yang terakhir. Nggak aku ulangi lagi."

"Lagian kamu ngapain berinisiatif ngantar Caca ke sekolah. Kamu tahu kalau kamu sudah main ke rumah tandanya apa?" Ibu bertanya seraya berjalan masuk rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

"Apa?" Aku balik bertanya karena memang aku tak paham apa yang di maksud ibu.

"Kalau kamu sudah main ke rumah, itu artinya ada dua hati yang harus kamu jaga. Hati orang yang kamu cintai dan juga hati kedua orang tuanya. Jangan buat kecewa hati keduanya. Jika belum siap lebih baik perbanyak sujud dan menetapkan hati. Jangan langsung main ke rumah padahal hati belum ada kepastian."

"Siapa yang belum pasti sih bu. Siapa juga yang belum siap? Aku sudah siap lahir batin jika harus menikah. Dan aku pasti akan menikah dengan Arumi. Aku sudah yakin dengan pilihanku bu. Ibu sendiri yang bilang kalau aku harus menata hidupku karena aku tak lagi muda. Dan ibu juga mau kayak teman-teman ibu yang sudah gendong cucu. Kenapa ibu sama aja kayak yang lain. Meragukan apa yang aku rasakan dan juga perubahan aku. Kenapa seakan akan manusia di dunia ini bersikap seakan tak punya kesalahan. Apa aku ini dulunya pemain wanita terus aku nggak bisa berubah bu? Aku harus apa biar ibu percaya kalau aku udah berubah bu?" Aku sungguh frustasi hari ini. Aku seharian ini seperti menghadapi manusia-manusia yang rumit dan paling benar saja.

"Kenapa kamu jadi marah? Yang namanya penyakit kayak kamu ini sembuhnya susah Bar. Mungkin kamu sekarang tergila-gila sama Arumi. Tidak ada yang menjamin beberapa bukan kemudian kamu akan merasakan hal ini lagi ke wanita lain. Ibu hanya takut kalau kamu menyakiti Arumi. Dia perempuan yang lemah secara mental Bari. Ibu udah ceritakan kisah hidupnya kan?"

"Terserah apa kata ibu saja. Aku sudah lelah jika harus menjelaskan pada semua orang kalau aku bisa berubah. Dan perihal ketakutan kalian semua mengenai aku menyakiti Arumi atau tidak aku tidak akan menjelaskan apapun lagi. Aku sudah lelah menjelaskan ini satu persatu ke semua orang. Cukup waktu saja yang bicara."

Aku pergi setelah mengatakan itu. Aku sungguh lelah jika harus menjelaskan hal yang sama. Aku serahkan semua pendapat orang dan penilaian orang terhadap ku. Terserah saja mereka mau menilai ku seperti apa. Tidak semua hal perlu di jelaskan dengan kata-kata.

Bersambung

1
Harjanti
lha tegas gitu dong bari..
Ani Yuliana
itu dia 5thn baru hamil, keguguran, trus rahimnya d angkat sis 🙏
Harjanti
arumi belagu...
Duda Fenta Duda
bukan kumpul sapi bari tapi kumpul monyet😁😁
Kusii Yaati
celap celup tp di bibir sama aja bohong bari,itu bibir kamu bekas lumatan cewek2 kamu🙉
Erlinda
kok aq seperti membaca diari ya bukan novel
langit
mantap cerita nya
langit
apakah tasbih? benda kecil yg dimaksud?
Fitriyani
bgtu syng nya Arkan sm istrinya,tp bs bgtu brutalnya Dy SM Arumi,,,🤦
emang sih Dinda org yg Dy cinta,tp bs Dy lgsg brubah psiko SM Arumi..
Fitriyani
untung tiba2 Aksan bs menyikapi bijak...
Fitriyani
apa sih krj Arkan tu Thor,kq Dy bs LBH brkuasa gt dr bari....
Fitriyani
mgkin sebagian orang akan menganggap sikap Arumi salah n brlebihan,tp mnrt q,,sikap Arumi udh benar.mengingat gmn sikap Arkan terdahulu.klo q ada d posisi Arumi,aq jg akan mlkukn hal yg sm,aq g akan rela org yg dulunya g prnh mngakui ank,bhkn mnyiksa lahir batin,skrg tb2 dtg butuh pengakuan,,
mamp*s aja Lo Arkan😠
Fitriyani
jgn bilang nti xan sibuk mau ngrebut hak asuh Caca y.....
Abid
Biasa
linamaulina18
BNR t ibu, msh single blm tentu menjaga k hormatnya
linamaulina18
lumayan
linamaulina18
jgn2 anknya dokter yg bercadar itu lg
linamaulina18
🤣🤣🤣🤣
linamaulina18
bgs deh kirain ska celap celup
linamaulina18
selain tampan dirimu ska celap celup jg gt aja bangga ckckck
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!