Partner Ranjang Sang Cassanova

"Bagaimana keadaannya dok?" sambar Rey tidak sabaran dia mengabaikan pertanyaan Ander.

"Kita bicara di ruangan saya saja ya, mari"

Kedua pria tampan itu akhirnya mengekor di belakangnya, menuju ke salah satu ruangan. Dokter itu mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

"Jadi begini Tuan.. keadaan nona Ziva cukup sangat memprihatinkan. Tubuhnya mengalami kekurangan asupan makanan bergizi. Dan dari hasil pemeriksaan saya barusan sepertinya nona Ziva tidak makan selama berhari-hari. Itulah yang menyebabkan kondisi tubuhnya melemah"

"Nona Ziva juga mengalami gangguan mental seperti cemas berlebihan mungkin karena suatu kejadian yang membuatnya trauma. Coba konsultasikan hal tersebut ke psikiater."

"Anjuran saya Nona Ziva harus dirawat disini beberapa hari sampai dia benar-benar pulih. Dan untuk pemeriksaan selanjutnya silahkan hubungi dokter obgyn"

"Do-dokter obgyn?" tanya Ander terbata.

"Iya Tuan, menurut pemeriksaan saya Nona Ziva saat ini sedang mengandung. Tapi mungkin saya salah maka dari itu untuk hasil yang lebih akurat silahkan hubungi bagian obgyn"

Ander merasa tercekat ludahnya sendiri. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Jantungnya berpacu dengan cepat mendengar wanita itu hamil. Apa anak yang dikandungnya adalah anakku? itulah yang dia pikirkan.

Tanpa permisi Ander keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Rey yang sama terkejutnya.

Rey mengikuti langkah kaki Ander yang berjalan menuju basemen. Tapi Rey segera mencegahnya.

"Der..kau mau kemana?"

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Ander balik.

"Karena aku tau kau pasti akan lari dari tanggung jawab!"

Ander tersenyum mengejek "Kau berbicara seolah wanita itu sedang mengandung anakku"

"Kau masih mengelak?"

"Bisa saja wanita itu sedang mengandung anak dari laki-laki lain! Kau lupa? Kalau dia menghilang selama 1 bulan lamanya!"

"Apa ketika kau melakukannya, kau memakai pengaman?"

deg.

Perkataan Rey seperti tamparan keras baginya. Memang benar, saat Ander melakukannya dia tidak memakai pengaman. Dia terlalu terbuai dengan tubuh indah Ziva yang terpampang di hadapannya. Apalagi saat itu dia seperti anjing kelaparan yang mendapat daging segar. Sang cassanova yang mendapat perawan.

Ander juga memuntahkan lahar panasnya berkali-kali di dalam rahim Ziva. Dan bodohnya lagi Ziva pasti tidak memakai alat kontrasepsi seperti yang dipakai oleh partner-partnernya yang lain. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa Ziva sedang mengandung anaknya.

Bergelut dengan isi pikirannya sendiri membuat Ander kesal setengah mati. Tangannya meninju udara untuk meluapkan kekesalannya.

"Pastikan wanita itu menggugurkan kandungannya!" ucap Ander membuat amarah Rey seketika tersulut.

"Kau memang brengsek!"

Bugh.

Satu bogem mentah melayang tepat mengenai sudut bibir Ander yang kini mengeluarkan sedikit darah.

"Itu untukmu yang telah memperkosa Ziva"

Bugh bugh.

"Itu untukmu yang telah menghancurkan kehidupannya"

Bugh bugh.

"Itu untukmu yang telah mengurungnya"

Bugh bugh.

"Itu untukmu yang telah menganggu mentalnya"

Bugh bugh.

"Itu untukmu yang telah menghamilinya"

Dan satu lagi tepat mengenai pipi mulusnya.

Bugh bugh.

"Dan itu untuk bibir kotormu yang tega ingin membunuh darah dagingmu sendiri. Dasar bajingan!!"

Rey menghempaskan tubuh Ander yang sedari tadi mencoba melawan serangannya. Disinilah kelemahan Ander, dia tidak bisa melawan kekuatan Rey yang memang dari dulu terkenal jago bela diri.

Jika dilihat dari posturnya, tubuh Ander terlihat lebih menjanjikan. Tapi nyatanya kemampuan Rey jauh lebih meyakinkan.

Ander menatap sahabat sekaligus asisten pribadinya yang berjalan penuh emosi meninggalkannya yang sudah setengah tidak berdaya.

Kenapa Rey sebegitunya membela seseorang?