NovelToon NovelToon
Meet You In Korea

Meet You In Korea

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Keluarga / JAEMIN NCT
Popularitas:658
Nilai: 5
Nama Author: Prepti ayu maharani

Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11 [2]

Vania memasukan bukunya ke dalam tas setelah jam mata kuliah pertama habis. Ia meraih ponselnya dan membuka grup chat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Vania merengut sedih, mau tak mau ia harus pulang sendiri.

"Vania," panggil teman sekelasnya yang bernama Mi Soo.

Vania menoleh dan tersenyum, "Ya, Mi Soo?"

"Mau ke kantin denganku?" ajaknya pada Vania.

Vania tampak berpikir, sepertinya ajakan Mi Soo sayang jika di tolak. Sebab ia juga sangat lapar saat ini. Vania pun mengangguk dan mereka berdua melangkah menuju kantin.

Suasana kantin cukup ramai. Selain karena waktu istirahat yang bersamaan. Ini adalah kantin favorite yang kebanyakan di pilih oleh para Mahasiswa.

Vania dan Mi Soo memilih meja yang berdekatan dengan pintu masuk. Keduanya mendudukkan diri sebelum akhirnya Mi Soo yang memutuskan untuk memesan makanan.

Tinggallah Vania sendiri di mejanya. Sembari menunggu Mi Soo, ia meraih ponselnya dan membalas pesan dari Mamanya yang belum sempat ia balas.

"Vania," panggil seseorang membuat Vania menoleh. Ia sedikit menaikan kedua alisnya saat menyadari jika itu adalah Nevan.

Vania menyunggingkan senyumnya. "Ada apa Kak?" tanyanya pada Nevan.

Nevan mendudukkan dirinya tepat di kursi yang Mi Soo pilih. "Aku boleh minta bantuan kamu nggak?" tanyanya.

Vania mengerutkan dahinya, "Bantuan apa, Kak?"

"Aku ada kegiatan di sini, semacam ekstrakurikuler. Dan kalau kamu nggak sibuk, aku pengen kamu ikut," ujar Nevan menjelaskan.

Vania tampak berpikir, "Khusus jurusan kita aja?" tanyanya.

Nevan mengangguk, "Ikut ya?"

Tampak berpikir lama, Vania pun akhirnya mengangguk. Karena pikirnya ini adalah kesempatan yang bagus. Sebab ia bisa mencari pengalaman dan bisa lebih kenal banyak orang. "Emang kapan ya Kak acaranya?"

"Sepulang kuliah nanti. Daripada kamu bingung, nanti aku tunggu kamu di taman ya. Nanti kita ke sana bareng," tuturnya.

Vania mengangguk mengiyakan membuat Nevan tersenyum.

Nevan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, "Oh ya, aku boleh save nomor kamu? Supaya enak kalau mau ngabarin," tuturnya kembali.

Vania tersenyum dan menuliskan nomornya di ponsel Nevan. Saat ia hendak mengembalikan ponsel Nevan, tangannya tak sengaja bersentuhan dengan tangan Nevan. Sentuhan itu membuat jantung Vania berdegup kencang. Vania menatap wajah Nevan membuat mata keduanya saling bertemu.

Vania menggeleng. 'Nggak, gue nggak boleh kaya gini. Inget, Ayana suka sama Kak Nevan,' pikirnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gila ya, kita baru masuk tapi tugas udah bejibun," gerutu Yerika saat mereka tengah berjalan pulang menuju apartemen setelah pulang dari kafe.

Ya, mereka ke kafe bersama teman-teman sekelompok nya untuk mengerjakan tugas.

Dan saat ini, waktu sudah mulai menjelang malam, mereka akan kembali ke apartemen menemui dua sahabatnya yang mungkin sudah menunggu.

"Ada chat nih di grup. Si Ayana titip makanan," ujar Elina yang baru saja membuka grup chat. "Terus dia juga bilang kalau Vania belum pulang. Kemana ya tuh anak?"

"Kok hp gue nggak bunyi ya, El?" Yerika merogoh tasnya mencari keberadaan ponselnya tersebut. Ia membulatkan mata saat menyadari ponselnya tak ada. Ia pun mengangkat tasnya dan mencarinya kembali. Namun benar, tak ada ponselnya di sana.

"Kenapa sih, Yer?" tanya Elina yang di bingungkan oleh sahabatnya tersebut.

"Hp gue ketinggalan!" ucapnya membuat Elina melebarkan matanya.

"Lo serius? Kita udah jauh nih." Elina melihat jam yang melingkar di tangannya "Mau balik lagi?"

"Yaiyalah! Kalau nyokap gue ngabarin gimana? Kalau hp gue di salah gunain gimana? Kalau hp gue di pake buat nelpon nyokap gue dan bilang gue di culik gimana? Terus kalau mereka buka HP gue dan liat foto Taeyong disana, dan mereka berpikir itu HP pacar Taeyong gimana? Terus kalau media tahu dan—"

"Kejauhan, lo mikirnya. Udah ayok!" Elina menarik tangan Yerika untuk pergi.

Keduanya pun kembali ke kafe tadi. Mereka memutuskan untuk naik taksi supaya lebih cepat. Dan tak membutuhkan waktu lama, kini mereka telah sampai di kafe tersebut.

Yerika berlari membuat Elina mau tak mau harus mengimbanginya. Mereka memasuki kafe tersebut dan berjalan menuju meja yang menjadi tempat mereka belajar tadi.

"Permisi, apakah kamu melihat ponsel disini?" tanya Yerika pada salah seorang pengunjung yang duduk di meja mereka tadi.

Pengunjung tersebut menggeleng, "Maaf aku tidak melihatnya," jawabnya.

Yerika kembali merutuki kebodohannya. Ia berkali-kali memeriksa saku dan juga tasnya. "Kemana ya El?" tanya Yerika seraya mengusap wajahnya gusar.

"Coba tanya pelayan itu," ujar Elina sembari menunjuk seorang pelayan yang tengah berdiri tak jauh dari mereka berada.

"Permisi," ujar Yerika.

Pelayan itu menoleh. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Maaf, apakah anda menemukan sebuah ponsel di meja itu?" tanya Yerika sembari menunjuk meja tadi.

Pelayan itu menggeleng. "Maaf saya tidak melihat ada ponsel di sana."

Raut wajah Yerika kembali sedih. "Gimana, El?"

Elina menggeleng bingung. "Kalau nggak lo hubungin nyokap lo dulu aja pake HP gue." Elina menyerahkan ponselnya pada Yerika.

Setelah menghubungi kedua orangtuanya, kedua gadis itu memutuskan untuk pulang.

"Noona!" teriak seseorang membuat Yerika dan Elina yang baru sampai pintu kafe, menghentikan langkah dan menoleh ke belakang.

"Kamu mencari ini?" tanya laki-laki tersebut seraya menunjukan ponsel milik Yerika.

Yerika melebarkan senyumnya. Ia bernapas lega. "Iya, itu milikku." Yerika meraih ponselnya dan segera berterima kasih kepada laki-laki tersebut. "Bagaimana bisa denganmu? Kau yang menemukannya?"

Laki-laki itu mengangguk lalu mengulurkan tangannya, "Namaku Lee Dae-hyun. Aku tak sengaja menemukan ponsel milikmu di meja. Siapa namamu?"

Yerika membalas uluran tangan laki-laki dan tersenyum, "Namaku Yerika."

Dae-hyun mengangguk mengerti dan menghapal nama Yerika, "Ye-rika?" Daehyun tersenyum. "Yerika, Besok kita bertemu lagi di sini?" ucap Dae-hyun.

Yerika terdiam bingung. "Hmm?"

"Hati-hati, El. Nanti gitu-gitu lo disuruh ikut sekte sesat lagi," lirih Elina sudah berpikir yang tidak-tidak.

Yerika menatap Elina tajam agar diam.

"Untuk apa ya?" tanya Yerika pada lelaki itu.

Dae-hyun tersenyum dan menunjukkan logo NCT pada ponselnya.

Yerika dan Elina melebarkan mata. "Kamu penggemarnya juga?" tanya Yerika.

Dae-hyun mengangguk dengan senyuman. "Taeyong biasku."

Yerika kembali melebarkan mata. "Aku juga! Oke, besok kita bertemu! Aku ingin bercerita banyak denganmu," ucap Yerika dengan senyuman lalu menarik sahabatnya pergi dari tempat itu.

"Mimpi apa gue?! Nggak dapet Young-Soo tapi dapet Dae-hyun yang lebih ganteng! Mana ngebiasin NCT juga lagi! Sumpah, dia idaman gue banget. Pokoknya gue harus ketemu dia lagi besok. Harus!"

Elina memutar bola matanya melihat sahabatnya tersebut. "Lebih baik lo hati-hati deh--"

"Syuttt!" Yerika menutup bibir Elina dengan jarinya. "Enggak. Gak ada yang perlu di takutin. Dia cowok baik-baik, El."

"Tapi baru kenal, masa iya ngajak ketemuan?"

"See, gue sama dia sama-sama NCTZEN. Dan bisa aja 'kan dia jatuh cinta pada pandangan pertama ke gue. Terus tahu gue NCTZEN juga makanya dia langsung gas. Karena dia sadar, bakal banyak topik kalau dia deketin gue."

Elina menghela napas. "Terserah lo aja. Pokoknya kalau nanti dia cuma mainin lo, gue gak mau denger lo nangis-nangis."

"Iya! Iya!"

Elina tersenyum dan merangkul sahabatnya tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ayana bangkit lalu berjalan keluar begitu mendengar suara ketukan pintu. Ia yakin itu adalah kedua sahabatnya.

"Vania beneran belum pulang?" tanya Elina begitu Ayana membuka pintu.

Ayana menggeleng, "Gue telpon, nomornya nggak aktif. Gue takut dia kenapa-napa."

Yerika menggigit bibirnya, "Gue nggak bisa bayangin kalau seandainya dia—"

"Cukup!" ucap Elina dan Ayana dengan kompak. "Pemikiran lo terlalu jauh Yer. Yang ada malah bikin kita semakin panik," ucap Elina dan di angguki setuju oleh Ayana.

Yerika merengut kesal. "Belum juga ngomong."

Di waktu yang bersamaan, datanglah sebuah mobil membuat ketiganya menoleh dan menatap kedatangan mobil tersebut.

"Itu Vania?" tanya Elina membuat Ayana dan Yerika ikut memperhatikan lebih jelas.

Ayana menyipitkan matanya saat seseorang keluar dari mobil tersebut. "Itu 'kan?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!