Janda Kembang

Fatih menahan sesak di bawah sana. Terasa penuh seperti ingin keluar. Dengan segera ia beranjak dan masuk kedalam kamar mandi, dimana Rani berada.

''Abang! ishh.. adek kok di cuekin sih?! Kak Ai mana lagi? Lama amat sih di kamar mandi?? Lebih baik aku tunggu aja deh disini.'' imbuhnya, sambil mendekati ranjang Fatih dan duduk disana.

Di kamar mandi.

''Hampir saja! ishh .. Abang gimana sih?! Orang akunya belum siap, udah dipaksa aja! Itu lagi tadi adek? Kalau ketahuan kan malu?? Ishh..'' Rani bersungut-sungut, karena kesal tidak mau melepaskan diri nya.

Ia ingin menggenakan pakaian dalam nya, saat tiba-tiba lengan kekar memeluknya dari belakang. Rani terkejut,

''Astaghfirullah!! Abang! Ishh.. dua kali, ah! dikejutkan begini! Ini lagi! Abang kenapa??''

''Abang menginginkan mu!'' bisik Fatih di telinga Rani.

''Hah?? di kamar mandi?? Nggak boleh bang! Kan ada kamar??''

''Nggak bisa sayang! ada adek diluar! Abang udah nggak tahan.. mau ya??'' bisiknya lagi

''Tapi... mmmppphhhttt...''

Belum sempat Rani menjawab ucapan Fatih, mulut Rani sudah terbungkam dengan ciuman Fatih. Beruntung baginya, Rani menoleh ke kiri dan itu menjadi kesempatan untuk Fatih.

Langsung saja ia melahap bibir tipis nan menggoda itu.

''Eughh.. jangan disini atuh... eugh..''

''Nggak bisa dek! Udah sesak banget ini?? Please...'' ujarnya, dengan segera menyambar buah melon yang ada di depannya. Rani tersentak kaget. Ia tak sadar jika dirinya hanya menggenakan pakaian dalam saja. Bahkan baru CD saja yang dipakai.

Fatih dengan gencar meremas dan mengulum buah melon yang menggantung itu. Tanpa sadar Rani mengeluarkan alunan suara merdu.

Yang membuat Fatih semakin gencar. Saat ingin tangan nya menelusup ke inti Rani, pintu kamar mandi terketuk dari luar.

Tok, tok, tok.

''Abang.. Kak Ai! kok lama amat sih?! Adek bosan nih nungguinnya! Ayo dong cepetan!!'' jerit Airin dari luar.

''Bang... adek tuh.. eugh... udah... sssstt..'' Rani mendesis.

Fatih tidak memperdulikan gerutuan Airin dan juga Rani. Baginya sekarang, ia harus menuntaskan itu dengan segera.

''Abang nggak bisa sayang.. udah berdiri ini.. denyut banget! nggak tahan Abang.. sssstt..'' desis Fatih saat mencoba menggesek kan pusaka nya pada b***** Rani.

Tangan Fatih terus menerus memberi pijatan pada buah melon yang menggantung itu. Lagi, Rani melenguh.

Dengan tak sabar, Fatih membuka pakaian nya dengan terburu-buru hanya menyisakan boxer pendek saja.

Ia menuntun Rani ke bawah shower dan memutar keran air nya. Agar suara mereka berdua tersamar kan.

''Aduh...'' lirih Rani.

''Maaf.. Abang nggak bisa berhenti sayang.. jika memang tidak bisa masuk, biarkan begini saja sudah cukup! please.. eugh.. ssstt..'' desis Fatih lagi.

Sesekali ia mengeram dan mendesis menahan rasa nikmat yang menjalar di pusat tubuhnya.

Rani berpegang pada dinding. Sedangkan Fatih masih gencar membelai buah melon yang membuatnya terasa melayang. Kenyal kenyal empuk!

Basah tubuh karena air hangat, tidak di pedulikan oleh Fatih dan Rani. Mereka masih sibuk mereguk manis nya madu di dalam kamar mandi.

Semakin lama semakin menuntut, Fatih menggesek-gesek kan pusakanya pada b***** Rani.

Rani melenguh, hingga Rani tersentak saat Fatih membalikkan tubuhnya dan membungkam bibir tipis nan menggoda itu.

Dalam ciuman yang dalam, Fatih masih saja menggesek-gesek pusat tubuhnya ke inti Rani. Hingga tidak tahan.

Ia ingin menyudahi itu, tapi sesuatu di dalam dirinya, dituntut untuk segera dilepaskan. Erangan dan desa Han sahut menyahut di dalam kamar mandi itu.

Beruntung nya ketika Fatih masuk ke kamar mandi tadi, pintunya sudah di kunci. Jadi ketika Airin mencoba membukanya tidak bisa.

Karena tidak bisa di buka, Airin berlalu keluar dengan menggerutu. Ia bersungut-sungut sambil berjalan.

Sedangkan dua pasang anak manusia itu, masih sibuk dalam ibadahnya. Ibadah halal setelah menjadi suami istri.

Semakin lama semakin menegang pula pusaka nya. Fatih semakin kuat menggesek-gesekkan ke pusat inti Rani.

Rani berteriak. Fatih tidak memperdulikan itu. Baginya sesuatu yang terpendam harus segera di keluarkan.

Hingga gesekan terakhir, Fatih melenguh panjang. Dengan Rani juga menjerit tertahan. Rani dan Fatih saling berlomba dengan nafas yang memburu.

Saat sudah selesai. Fatih mengecup kening Rani lama.

''Terimakasih.. dan maaf.. jika tubuh mu terluka karena perlakuan ku tadi..'' bisik Fatih di telinga Rani.

Rani meremang saat hembusan nafas Fatih, menyentuh telinganya. Rani tersenyum dalam guyuran air hangat.

''Tidak apa-apa Bang.. ini adalah kewajiban ku.. maaf jika tidak bisa tersalurkan secara sempurna..'' lirih Rani, dengan menatap Fatih sambil tersenyum.

''Ya sudah, kita mandi! Setelah ini kau harus istirahat! Ayo.. biar aku yang membersihkan tubuh mu..'' ucap Fatih.

Rani menunduk malu.

Di meja makan.

''Ishh.. ditunggu in malah makin lama! Apa sih yang dikerjakan mereka berdua di kamar mandi?? Ishh.. Kak Ai lagi!? Malah sama kayak Abang! kesal akunya! ck!'' ujar Airin sesekali menghentak kan kakinya ke lantai.

Ia masih saja bersungut-sungut sampai tiba di meja makan. Reza yang melihat Airin bersungut-sungut, menoleh.

''Kamu kenapa??''

''Apa lagi, kalau bukan Abang sama Kak Ai?! Lama adek nunggu malah mereka nggak keluar-keluar! Sebel akunya! ishhh..'' gerutu Airin

Membuat Reza terkekeh, ''kamu sih ada-ada saja! Orang lagi mandi di gangguin! ya dicuekin lah!''

''Ishh.. Abang mah gitu... ck! sebel! sebel!'' gerutu nya lagi.

Reza merasa tercubit hatinya saat mendengar jika Rani dan Fatih berada dalam satu kamar mandi yang sama.

Tapi ia tidak berbuat apapun.

Ya Robb.. kenapa sesak ya?? Aku ikhlas.. apapun yang menjadi takdir Mu.. jika memang Rani tercipta untukku, seberat dan sejauh apapun, pasti akan kembali padaku.. aku yakin itu!

Walau sekarang rasanya sakit, biarlah! Bukankah jika rasa sakit datang menghampiri kita, maka bahagia akan hadir setelah nya??

Ya, aku percaya! Bahwa kuasa Tuhan itu benar adanya.

💕

Maafkheun.. jika lama baru update!

Doakan othor sehat-sehat aja ya.. biar bisa update terus cerita ini?

Dan juga othor dapat rejeki yang melimpah, agar bisa beli kuota untuk bisa update cerita ini hingga akhir.

Tanpa klean para pembaca, apalah othor remehan ini, hiks.

See you..

TBC