PEWARIS YANG HILANG

Bab 30

Suara teguran yang bernada hinaan itu datang dari arah belakang Membuat Herman dan Jerry segera menoleh.

Riko, Daniel dan Ryan saling bertukar pandang melihat seseorang datang dengan wajah merah padam mendatangi meja dimana mereka berlima duduk.

"Sialan kamu Herman. Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Anton dengan wajah memerah

"Apa? apakah aku harus melapor kepada kamu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Herman sambil mengerutkan kening nya.

"Herman, obat apa yang kamu minum pagi ini? mengapa kamu bisa bergaul dengan mereka heh? Sialan kamu. Jangan katakan bahwa kamu telah terpengaruh dengan perkataan Lisa kemarin!" Kata Anton dengan sinis.

"Begini Anton. Aku merasa selama ini aku telah melakukan banyak kesalahan terhadap Jerry dan teman-teman nya. Sementara Jerry sedikitpun tidak pernah memperlakukan kita dengan buruk. Cobalah kamu berfikir dengan berlapang dada sedikit. Apakah Jerry pernah mengganggumu? Apakah Jerry pernah membalas semua perlakuan buruk kita kepadanya? Coba jujur dan katakan padaku mengapa kamu begitu membenci Jerry?"

"Herman, kau... kau.. Ada apa denganmu pagi ini? Apakah kau ingin membela kucing kurap ini dan ingin membuka perselisihan denganku hah?" Tanya Anton yang semakin marah.

Anton lalu bergegas menghampiri Jerry dan dengan kasar menarik kerah baju Jerry.

"Heh kau.! Beritahu aku. Obat apa yang kau berikan kepada Herman? Apakah kau merasa layak berteman dengannya? Kau harus sadar diri. Lihat ke cermin siapa dirimu dan siapa kami ini. Kau tidak lebih dari seorang anak malang yang sangat miskin. Apakah itu pantas?" Kata Anton meluapkan kekesalan hatinya kepada Jerry.

"Lepaskan dia!"

Kata Herman sambil memukul tangan Anton.

"Anton. Jika tidak ada orang miskin maka tidak. akan ada orang kaya. Aku terlalu bodoh selama ini mau saja terpengaruh dan mengikuti gaya Arogan mu yang membuatku dijauhi oleh mahasiswa lain dikampus ini. Aku sudah cukup dan tidak perlu lagi ada perdebatan disini. Jika tujuanmu datang kesini untuk mencari gara-gara dengan Jerry, maka dengan tegas aku katakan bahwa aku tidak akan berdiri lagi di pihak mu. Akan tetapi jika kau mau membuka hati dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan selama ini adalah salah, maka aku akan tetap menjadi sahabatmu." kata Herman dengan tegas.

Mendengar Herman berkata seperti mengancam, Anton hanya tertawa sinis dan berkata,

"Herman... Herman. Kamu fikir kamu siapa? Jika bukan karena Ayahku bersahabat dengan Ayahmu, aku pun tidak sudi berteman denganmu. Dan satu hal lagi, silahkan berteman dengan anak malang yang tak jelas asal-usulnya ini. Dia bahkan tidak tau siapa Ibu dan Ayahnya."

Plak!!!!

Setelah Anton selesai dengan perkataannya, Tiba-tiba sebuah tamparan melayang kearah pipinya membuat Anton sedikit terhuyung-huyung.

Saat ini semua yang ada ditempat itu dilanda keterkejutan.

Riko dan Daniel adalah orang yang paling terkejut mendengar suara tamparan yang keras itu. Dia tidak menyangka bahwa Jerry saat ini kelihatan sangat marah dengan tangan bergetar hebat.

"Kau sudah keterlaluan Anton. Semua perbuatanmu sudah melampaui batas.

Aku masih bisa memaafkan jika tubuhku tersakiti dan masih bisa bersabar menelan penghinaan yang ditujukan kepadaku. Namun jika orang tua ku juga kau buat terhina, maka kau harus memiliki nyawa cadangan untuk itu." Kata Jerry sambil melangkah dengan mata merah menghampiri Anton.

"Bangun kau sialan. Ayo!!! aku ingin melihat sekeras apa tulangmu!."

Anton benar-benar menggigil ketakutan melihat aura membunuh terpancar dari sorot mata Jerry. Dia yang selama ini selalu menyakiti Jerry tidak menyangka akan terkena batu nya kali ini. Sambil memegang pipinya yang merah dia mengancam.

"Kau... Kau.. kau berani menamparku? Aku akan pastikan bahwa kau tidak akan menerima lagi bantuan subsidi kuliah dari dewan kampus. Kau lihat saja nanti." Kata Anton lalu buru-buru pergi dari tempat itu.

Jerry berdiri tegak dengan kedua tangan terkepal erat menatap kepergian Anton. Saat ini kemarahannya benar-benar sampai ke ubun-ubun. Dia baru mengendurkan kemarahannya setelah seseorang memegang pundaknya.

"Akhirnya kepala yang tunduk itu kini terangkat sudah. Orang yang selalu di intimidasi itu kini berbalik mendominasi. Benar kata pepatah, bahwa roda itu berputar. Saatnya kau tidak perlu lagi menelan segala hinaan. Untuk masalah uang kuliah, kami akan melakukan patungan demi menutupi nya. Kau jangan khawatir Jerry." Kata satu suara dari belakang.

Jerry menoleh dan melihat bahwa itu adalah Daniel. Dia segera tersenyum dan berkata,

"Aku sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Kini aku tidak memerlukan lagi bantuan subsidi untuk menutupi biaya pendidikan ku."

"Oh Jerry. Apakah kau kini mendapatkan durian runtuh dari anak orang kaya yang telah kau selamatkan itu?" Kata Ryan penasaran.

Jerry hanya tersenyum dan berkata,

"Kau akan tau nanti. Sekarang ayo kita masuk dulu ke kelas!"

Mereka berlima lalu pergi berjalan beriringan menuju ke kelas setelah membayar uang untuk sarapan pagi mereka. Namun kali ini Herman yang berinisiatif untuk membayar tagihan itu.

*************

"Jerry..... Masuk keruanganku sekarang."

Terdengar satu suara berwibawa dengan nada memerintah.

Jerry yang berjalan ingin memasuki kelas segera menoleh kearah suara itu.

Dia melihat Seorang lelaki tegap dengan kepala sedikit botak dan berkacamata tebal berdiri tak jauh dari dirinya.

Lelaki tegap ini dikenal oleh seluruh mahasiswa di kampus itu dengan panggilan Tuan Yanken. Dia adalah Rektor di Golden University ini.

"Tu... Tuan memanggil saya?" Tanya Jerry agak tergagap.

Tuan Yanken hanya mengangguk samar dan membalikkan badan menuju ke ruangan kerjanya.

Jerry yang saat ini gugup hanya bisa mengikuti Tuan Yanken dari belakang dengan berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya.

"Duduk!"

Perintah Tuan Yanken setelah Jerry sampai didepan meja kerjanya.

Jerry hanya patuh dan segera duduk.

Saat ini Tuan Yanken membuka suara dengan pertanyaan.

"Jerry. Apa yang telah kamu lakukan kepada Anton? Jawab aku dengan jujur!"

Kata Tuan Yanken sambil menatap tajam kearah Jerry.

"Sa.. Saya menamparnya Tuan."

Kata Jerry tergagap.

Mendengar pengakuan dari Jerry, Tuan Yanken dengan keras menamparkan meja membuat Jerry terlonjak kaget.

"Aku ingin menanyakan kepadamu, keberanian apa yang kau miliki untuk menampar wajah Anton? Kau tau bahwa ayahnya Tuan Paul telah banyak berinvestasi di kampus kita ini. Apa kau tau itu?"

Kata Tuan Yanken dengan nada marah.

"Saya tau Tuan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan. Saya tidak dapat mentolerir lagi ketika kata-katanya sangat menghina orang tua saya. Jadi, saya bener-benar marah dan langsung menampar wajahnya."

"Kau benar-benar berani anakku. Kau benar-benar telah mengusik anak orang yang memiliki pengaruh di Universitas ini. Aku tidak bisa memberi pembelaan padamu andai Tuan Paul mengetahui hal ini. Banyak-banyak lah berdoa agar Anton lupa mengadukan kejadian ini kepada Ayahnya."

Kata Tuan Yanken sambil menarik nafas dalam-dalam menahan kekecewaan terhadap Jerry.

Walau bagaimanapun, Jerry adalah mahasiswa yang memiliki prestasi di kampus. Dia adalah mahasiswa yang tidak pernah mengecewakan dan beberapa kali membuat kampus bangga dengan prestasi yang dia raih.

Jerry juga tidak pernah memiliki masalah selama dia menjalani pendidikan di kampus ini kecuali hari ini. Dan itu tidak tanggung-tanggung. Sekali dia membuat masalah, langsung sampai membuat Rektor pun ketakutan.

Jerry hanya mengangguk mendengar perkataan Tuan Yanken.

"Sudah. pergi ke kelas sekarang! Dan ingat! jangan buat masalah lagi!"

Kata Tuan Yanken kepada Jerry.

"Terimakasih Tuan Yan."

Kata Jerry sambil mengangguk hormat.

Sesampainya Jerry di kelas, Teman-temannya langsung menghujani Jerry dengan pertanyaan.

"Jerry. Ada apa kau sampai dipanggil oleh pak Rektor? Apakah masalah dengan Anton tadi?"

Tanya Ryan ingin tahu.

"Iya. Kelihatan nya, Pak Yanken sangat takut kepada Ayah Anton. Aku justru penasaran seperti apa kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki oleh Tuan Paul ini."

Kata Jerry ringan.

"Kau jangan main-main Jerry. Tuan Paul itu bukan orang sembarangan. Dia yang berinvestasi di Golden University ini. Kalau Anton mengadukan hal ini kepada Ayahnya, dapat di pastikan bahwa kau akan mendapat kesulitan dikampus ini."

Kata Ryan memperingatkan.

"Sudah lah. Aku tau apa yang aku lakukan. Lagi pula ini bukan kesalahanku. Bukankah ini yang kalian tunggu dari aku. iya kan?" Tanya Jerry sambil tersenyum sinis.

"Apa maksud kamu Jerry?"

"Bukankah kalian sangat ingin melihat aku melakukan perlawanan terhadap Anton? Nah sekarang setelah aku memberi pelajaran kepada anak itu, kamu malah bertindak menakut-nakuti aku. Sudah lah. Aku mau duduk."

Kata Jerry sambil melangkah ke tempat duduknya.

***************

Saat ini waktu menunjukkan pukul tiga sore.

Di luar pagar kampus terlihat seorang kurir sedang berbicara kepada bapak Security yang sedang bertugas sore itu. Setelah beberapa saat mereka terlibat soal jawab, sang kurir pun langsung bergegas masuk dan berjalan menuju asrama lelaki.

Setelah bertanya kesana kesini, akhirnya sang kurir pun menemukan alamat yang dia cari.

Tepat saat itu, Jerry dan teman-temannya sedang santai membicarakan apa saja yang tidak penting.

Saat ini, Daniel yang tampak tidak tertarik dengan topik yang mereka bicarakan tengah asyik mengotak-atik Smartphone milik nya. Dia tampak sangat serius menatap kearah layar ponselnya.

Memang saat ini Daniel sedang sangat dipusingkan oleh perayaan hari ulang tahun Rindy yang akan diadakan tidak kurang dari lima hari lagi. Dia berkeinginan untuk memberikan sesuatu yang berharga kepada gadis pujaan hatinya itu.

Saat ini Daniel sedang serius melihat barang-barang perhiasan di salah satu toko online yang cukup punya nama besar dikalangan pencinta online shoping saat ini.

Ryan yang dari tadi penasaran dengan keseriusan Daniel segera menghampiri dan bertanya,

"Daniel, apa yang membuatmu begitu serius? apakah ada berita kriminal? Atau ada berita gosip yang lagi hot dari artis terkenal yang sedang naik daun saat ini?"

Tanya Ryan sambil menggeser duduk nya.

Mendengar pertanyaan Ryan, Daniel hanya mencibir.

"Aku sama sekali tidak tertarik dengan berita gosip selebriti saat ini. Mereka hanya bisa membuat sensasi secara bar-bar demi mendongkrak popularitas mereka. Bagiku, tidak ada yang mengherankan dari semua berita di media-media tentang mereka. Kau tau, hanya untuk membuat sensasi, mereka dengan sengaja membayar para paparazi dan penggemar palsu untuk menipu publik. Seolah-oleh mereka memiliki ketenaran selangit sampai di buru kesana kemari oleh fans dan awak media."

Kata Daniel dengan acuh tak acuh. lalu dia melanjutkan,

"Beberapa dari mereka ada yang dengan rela menjual tubuh mereka ke para prodeser hanya demi sebuah kontrak. Makanya tidak mengherankan para selebriti ini hanya dengan modal acting yang pas-pasan tiba-tiba memiliki karier yang melambung tinggi. Masalah kualitas menjadi urusan belakang. Asal memiliki wajah cantik, body yang menawan dan berani pamer aurat, maka dapat dipastikan bahwa karier nya akan meningkat pesat walau pun skill acting nya sangat membosankan."

Kata Daniel dengan acuh tak acuh.

Ryan yang berada tepat disamping nya lantas bertanya,

"Jadi, apa yang membuatmu begitu serius dari tadi menatap ke layar ponselmu? Terus terang dari tadi aku memperhatikan bahwa kau sangat serius sampai lupa berkedip menatap layar handphone mu. Apakah ada sesuatu yang menarik perhatianmu?"

Ryan berhenti sejenak dari pertanyaannya. Dia menatap kearah ketiga sahabatnya itu lalu kembali berkata,

"Eh, apakah kalian tau kalau hari ini dunia bisnis di Starhill mengalami kegemparan?"

Tanya Ryan kepada ketiga sahabatnya itu.

Daniel yang tadi sangat serius menatap layar ponselnya kini mengalihkan perhatiannya.

"Ada apa yang terjadi di dunia bisnis Starhill Ryan? Sepertinya kau sangat antusias sekali."

Tanya Daniel kemudian.

Mendengar Daniel tertarik ingin mengetahui berita yang dibawa oleh Ryan, maka Ryan melanjutkan,

"Apakah kamu belum mendengar bahwa perusahaan milik Smith Group Company yang berada di Starhill City ini telah diakuisisi oleh seorang pengusaha muda yang misterius? Seluruh aset, properti bahkan para tenaga kerjanya pun ikut diambil alih oleh perusahaan baru itu.

Konon katanya perusahaan yang tadinya adalah Smith group company telah bertukar nama menjadi Future of Company. Berita ini telah di rilis oleh salah satu pemberita terpercaya tepat jam dua belas siang pada hari ini."

Kata Ryan dan dengan bersemangat lalu melanjutkan.

"Saat ini seluruh pengusaha baik yang kecil mau pun yang memiliki aset jutaan dollar tengah berspekulasi mengatakan bahwa pengusaha muda misterius itu berasal dari America. Ada juga yang mengatakan bahwa Future of Company ini hanya ranting dari sebuah perusahaan induk yang berbasis di Beijing. Jika benar perusahaan future yang memiliki nilai pasar milyaran dollar ini hanya perusahaan ranting, maka tidak dapat dibayangkan betapa kayanya pengusaha muda yang misterius ini.

Saat ini di beberapa media pemberitaan mulai menayangkan video live konferensi pers dari juru bicara Smith Group yaitu Tuan Barry yang juga merupakan presiden bagi perusahaan Smith Group cabang Starhill.

Beliau telah mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaan atas nama Smith Group telah sepenuhnya diambil alih oleh Future of Company."

Kata Ryan menjelaskan berita yang dia ketahui kepada Daniel dengan sangat detil.

Mendengar berita ini, Jerry yang memang berada di tempat itu bersama Ryan, Riko dan Daniel hanya bisa berpura-pura tidak tertarik dengan berita itu. Dalam hati dia berkata,

"Barry sepertinya sangat bersungguh-sungguh dalam pengaturan ini. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan bergerak dengan cepat. Apakah kakek benar-Benar menginginkan agar aku mengambil alih seluruh perusahaan miliknya di Starhill ini? Saat perusahaan kakek telah sepenuhnya berada dalam kendaliku, sudah pasti cepat atau lambat aku akan banyak terlibat dalam kegiatan di perusahaan. Dan sepertinya identitas ku akan semakin sulit untuk di sembunyikan.

Bersambung....