Duda Ganteng Ku

Siang hari Sanjaya baru saja mendarat di bandara ditemani Anton yang setia mengikuti di belakangnya.

Anton langsung mengambil alih untuk mengemudi di bagian depan mobil, mereka menyewa sebuah mobil selama mereka ada disana.

"Kita ke hotel dulu saja Ton." ujar Sanjaya sambil mendudukkan bokong nya di bagian belakang mobil.

"Baik Pak." Walaupun Anton merupakan ponakan dari Sanjaya tetapi Anton masih saja memanggilnya Bapak, karena menurutnya sudah enak memanggilnya dengan sebutan Pak Sanjaya.

Sanjaya membuka handpone nya dan memberi laporan kepada clien-clien nya bahwa dirinya sudah sampai dan besok siap untuk melanjutkan pendataan agar perusahaan segera di buka untuk semua kalangan, tetapi kali ini Sanjaya hanya membuka lowongan kepada lulusan S1 saja.

Setelah sampai di hotel. Malamnya, Sanjaya pamit kepada Anton untuk keluar sebentar dan meminta Anton agar tidak ikut dengan nya.

Sanjaya memasuki restoran mewah yang cukup jauh dari hotel nya, ia menelpon seseorang dari handponnya untuk bertemu.

"Cepat saya sudah sampai, masuk saja di ruang VVIP nomor 3." ujar Sanjaya datar lalu mematikan sambungan telepon nya.

Sanjaya hanya memesan minuman saja tidak lebih, ia menghembuskan nafas panjang, entah dari mana ia harus menjelaskan nya, Sanjaya sedikit memejamkan matanya merutuki kebodohan nya.

"Mas ... sudah lama?" tanya seorang wanita yang menyelonong masuk lalu duduk di hadapan Sanjaya.

Sanjaya lantas membuka kedua kelopak matanya lalu tersenyum miring melihat seorang wanita yang sedang duduk di depannya sambil tersenyum.

"Kok belum pesen sih? Aku pesenin dulu, kamu ingin pesan apa Mas?" tanya wanita itu.

"Saya sudah makan, terimakasih." jawab Sanjaya lalu menghampiri wanita itu, kemudian ....

PLAKKK ...

Ya, Sanjaya menampar wanita yang ada di depannya dengan beribu-ribu kabut keemosian yang memuncak.

"Aww, Mas?" wanita itu tidak percaya lalu memegang pipinya yang sudah memerah sambil merintih kesakitan.

"Kenapa?" lagi-lagi wanita itu heran dengan sikap Sanjaya yang kian kasar kepadanya.

"KENAPA!" bentak wanita itu sambil ingin menghajar Sanjaya, dengan cepat Sanjaya mencekal tangan wanita itu.

"Bodoh!" ucap Sanjaya lalu membuang tangan wanita itu kesamping.

"Kenapa kau sudah mempermalukan saya di depan semua orang Hah! untungnya saya masih punya para asisten yang dengan sigap menghapus berita itu sebelum keluarga dan semua orang tau." imbuh Sanjaya dengan menekankan kata-kata nya.

"A ... aku-"

"Kau tahu Delisa? Anak tirimu?" ujar Sanjaya sambil melihat muka wanita itu yang sekarang sudah menegang hebat.

Wanita itu adalah Rosa, ibu tiri Delisa.

Degg!

'Tu anak kerjaanya nyusahin orang terus!' kesal Rosa dalam hati.

"Itu dulu, sekarang gak!" elak Rosa.

"Tolong kita selesaikan masalah ini baik-baik mas," ucap Rosa lagi.

"Baik-baik? Cihh ... Emang kau memperlakukan saya bagaimana kemarin? Dengan seenaknya kau menjebak saya memasukkan minuman memabukkan agar bisa bercinta dengan mu? puas kau?" kali ini Sanjaya benar-benar sangat marah.

"Tapi aku hanya membantumu mas, melepaskan hasrat mu." ujar Rosa.

"Akhhhhh! Harus bagaimana lagi saya bercerita kepada istri dan anak saya? Saya malu, benar-benar sangat malu." kata Sanjaya sambil membanting gelas yang ada di depannya.

Prangg ...

Prangg ...

"Stop! Cukup mas! Tolong jangan memperburuk keadaan, its oke aku mengaku salah." Rosa memegang lengan Sanjaya lalu mengelusnya pelan, Sanjaya langsung menepis dan membersihkan bagian tadi yang di pegang Rosa.

"Saya pusing sangat pusing, kau tidak tahu kah pekerjaan saya dan saham saya sedang naik drastis, bisa-bisa anjlok gara-gara perlakuan mu itu!" Sanjaya mulai memelankan suaranya.

Sanjaya saat ini benar-benar hancur, bagaimana tidak?

Flashback On

Pada saat kemarin ia menghadiri acara makan bersama dengan para pembisnis di Korea, dengan tidak sengaja ia bertemu Rosa yang merupakan bagian dari para wanita malam.

Malam itu Rosa membuat teh hijau di campur obat perangsang yang cukup kuat yang memang sengaja ia berikan kepada Sanjaya agar ia bisa menikmati harta kekayaan nya yang memang saat ini usaha Sanjaya benar-benar sudah sangat sukses dan berhasil.

Di minumlah minuman itu oleh Sanjaya, dengan sigap Anton membawa Sanjaya pergi dan membawanya kedalam kamar yang ada di resto itu, Salahnya disini, Anton hanya meninggalkan Sanjaya yang sedang mabuk berat di ruangan itu, tujuan Anton adalah ingin berpamitan dan membohongi rekan bisnis bahwa Sanjaya ada keperluan mendadak yang sangat penting dan tidak bisa di cancle, semua percaya kepada Anton karena memang akhir-akhir ini banyak perusahaan kecil yang ingin mengembangkan bisnis nya lewat perusahaan Sanjaya.

Sanjaya antara sadar dan tidak, ia melakukan pergulatan panas diatas Ranjang bersama Rosa, baru saja Sanjaya ingin memasukkan senjata nya, Anton berteriak histeris, jadilah saat itu gagal untuk melakukannya. Anton membawa Sanjaya pergi keluar dan menyuruh rekan nya untuk membawa wanita itu agar segera di beri hukuman.

Rosa yang sudah kalang kabut, juga ikut kesal lantaran ia tidak bisa mengajak bercinta dengan sugar Daddy kesayangannya.

Dengan kesal Rosa mengakui semuanya, ia tidak tau Sanjaya sudah mengetahui semua kejadian itu. Padahal sebelumnya ia diberi tau oleh rekan Anton agar tidak mengingatkan kepada Sanjaya tentang kejadian itu.

Flashback Off