Dinikahi Milyader

Dinikahi Milyader Bagian 29

Oleh Sept

Rate 18 +

Sebagai perempuan, pasti ingin diperlakukan dengan baik. Dengan penuh perhatian, kelembutan dan merasa dihargai serta dilindungi. Semua itu tidak dirasakan oleh Levia. Malam ini, ia malah mendapat penyerangan bertubi-tubi dari seorang pria yang terobsesi pada dirinya.

Levia yakin, ini bukan cinta. Bukan, mana ada cinta yang seperti itu? Gadis tersebut merasa Dirga hanya ingin menyalurkan hasrathnya yang mengebu-ngebu. Ya, pria itu mungkin hanya ingin tubuhnya, tidak lebih dari itu.

Seperti sekarang, ia sampai lemas karena lelah meronta. Dengan paksa Dirga menciiumnya, melakukan hal-hal yang berbau menjurus, padahal mereka tidak dalam hubungan apapun.

Beruntung bagi Levia, karena pintu lift kembali terbuka. Atau jangan-jangan ini adalah awal takdir yang akan membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?

"DIRGA!"

Seorang wanita langsung masuk, ia berjongkok dan mendorong tubuh Dirga agar menjauh dari Levia.

Wanita itu menatap tajam pada putranya, kemudian melepaskan sweeter warna maroon yang semula ia kenakan. Ia pakaikan baju hangat itu pada Levia.

"Kamu!" desis Jean menahan geram. Ia melirik tajam pada Dirga. Namun, menatap kasihan pada gadis yang terduduk ketakutan tersebut.

"Mi ...!"

Jean menoleh, lalu melengos. Jean kemudian memapah Levia. Ia membawa gadis itu keluar apartment.

"Dirga bisa jelasin!"

"Sudah malam, kita bicara besok!" ketus Jean.

Wanita itu tidak menyukai cara sang anak memperlakukan seorang wanita. Kesal dengan Dirga, Jean membawa kabur Levia bersamanya.

Sepanjang jalan, Levia hanya diam. Sesekali mengusap sudut matanya yang basah.

"Maafin anak Tante, Lev.".

Levia tidak menjawab, ia hanya semakin erat memeluk tubuhnya sendiri.

[Awas kamu Dirga!]

Jean menatap Levia, tapi pikirannya terus saja tertuju pada Dirga. Putranya yang kepergok main-main dalam lift.

***

Pagi-pagi sudah mendung, langit nampak gelap, mungkin segelap hati Jean saat ini ketika sedang mengintrogasi sang anak. Beberapa saat yang lalu, Dirga datang. Baru tiba langsung bertanya di mana Levia. Membuat sang mami kesal pagi-pagi buta.

"Di mana dia, Mi?"

Ehem ... ehem ...

Rayyan datang sambil memegang tap, kemudian duduk bersama keduanya.

"Semalam mami sudah cerita, semuanya ... dan papi kecewa sama kamu, Dirga!"

Ketika sang papi sudah mulai ikut-ikutan, Dirga mulai gelisah. Jangan-jangan Levia nanti malah disembunyikan.

"Bukan begitu ...!"

Bruuukkkk ...

Jean meletakkan gelas dengan sedikit keras di atas meja. Hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Kedua laki-laki itu langsung diam. Mereka bisa merasakan aura kemarahan dari seorang Jeandana.

"Jangan membela diri, Mami tidak suka dengan pria seperti itu! Kapan Mami mendidik kamu untuk melecehkann perempuan? Ingat Dirga? Adik kamu juga perempuan? Masih untung semalam Mami tidak memghajarmu!"

Rayyan dan Dirga sama-sama menelan ludah.

[Lihat! Kau membuat macanku bangun, Dirga! Anak nakal! Mengapa kau mewarisi yang itu ... jangan memaksa kehendak!]

Rayyan mendesis kesal, tapi juga harus menelan ludahnya sendiri. Sedikit banyak Dirga memang mirip dirinya. Terlalu terbawa nafsuuuu.

"Iya ... Dirga salah. Tapi sekarang di mana Levia?" pria itu penasaran, sejak semalam sampai tidak bisa tidur karena memikirkan Levia yang dibawa orang tuanya. Mau mengejar juga percuma. Semalam Mami Jean terlihat sangat marah. Jadi Dirga menunggu amarah Jean mereda. Eh ... tapi paginya gunung api itu sepertinya masih meletup-letup. Terlihat dari cara sang mami berbicara padanya sekarang.

"Kenapa? Mau kamu apakah lagi dia?" Jean langsung melotot.

Dirga jadi mengkerut, menghadapi sang mami lebih menakutkan dari pada penjahat sekalipun. Jean selama ini keras, beda sekali dengan Rayyan.

Tap tap tap

Terdengar derap langkah kaki yang mendekat. Semua menatap ke atas. Dilihatnya Diska menuruni tangga. Ia berjalan sambil menekuk wajahnya.

"Dis ... Mana Levia?" Dirga mau naik ke atas, tapi Diska langsung menghalangi dengan kakinya.

"Dis kecewa sama Mas Dirga! Diska beri ruang biar kalian semakin dekat, bukan berarti Mas Dirga bisa bebas menyentuhnya! Lagian sejak kapan Mas Dirga jadi sangat mesumm?"

Suasana seketika menjadi beku.

"Siallll!" Dirga merutuk dalam hati mendengar ucapan sang adik.

Sedangkan Rayyan, pria itu memijit pelipisnya. Teringat dirinya sendiri saat muda dulu. Malu juga jadinya.

Sedangkan Jeandana, ia menatap sebal pada putranya yang katanya mesumm tersebut.

"Mas bisa jelasin." Dirga tetap ingin membela diri.

"Apanya? Mau jelasin apa lagi?" Diska langsung duduk di sebelah Jean.

Dan Dirga ikut duduk di depan mereka.

"Oke ... oke. Dirga salah karena tidak bisa mengontrol diri. Tapi, bukankah ini juga mau kalain? Sudah lama kan kalian ingin Dirga menikahi?"

BUGH ...

Bantal sofa melayang di udara, mendarat tepat di muka Dirga.

[Tapi jangan di DP dulu!]

Diska merutuk dalam hati.

"Masalahnya, Mbak Levi sekarang benci banget sama Mas Dirga!" cetus Diska yang semalaman menemani Levia.

"Kamu salah, Dia juga menyukai Mas," ujar Dirga PD.

Diska dan maminya hanya bisa menepuk jidat. Sedangkan Rayyan, ia malah tersenyum tipis. Entah mengapa, ia sangat suka sekali dengan rasa percaya diri Dirga yang membumbung tinggi tersebut.

"Mana ada orang benci amit-amit dikira suka, Mas Dirga minum obat dulu. Sepertinya luka Mas Dirga belum sembuh!" celetuk Diska.

"Ish ... Dia semalam diam saja waktu aku ciumm! Dan malah saling mengigit!"

Pipi Diska langsung seperti udang rebus. Ia sangat malu mendengar penuturan sang kakak. Sedangkan Jean, ia langsung merasakan migraine. Beda dengan Rayyan. Pria itu tersenyum, dan menghela napas panjang, kemudian berbicara dengan nada serius.

"Baiklah, Papi urus semuanya. Sepertinya kamu sudah tidak sabar menikah!"

"Pi! Levia tidak mau!" tepis Jean.

"Mau ... pasti mau, siapa yang bisa menolak pesona anak Papi!"

Diska dan Jean saling menatap, mereka berdua tidak tahu jalan pikiran dua laki-laki tersebut. Mengapa mereka sangat yakin, bahwa Levia mau menikah dengan Dirga?

"Sudah, naik ke atas. Minta maaf padanya," ucap Rayyan.

Seketika, Dirga langsung melesat ke lantai antas. Ia langsung menuju kamar Diska. Ia yakin semalam Levia pasti tidur dengan adiknya.

Tok tok tok ...

"LEV!"

BERSAMBUNG

Suami satu Malam

Kisah orang tua Dirga