Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.
Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.
"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."
Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
Keesokan harinya...
Berita tentang perubahan Ariana menyebar dengan cepat, termasuk perubahan mengejutkan Ariana dalam bidang akademik. Begitu pula dengan kabar tentang kedekatan antara Ariana dan Kael yang berstatus mahasiswa baru. Banyak dari mereka melihat bagaimana keduanya selalu menghabiskan waktu bersama, datang dan pulang bersama. Jauh berbeda dengan hari seblumnya di mana Ariana akan terus mengikuti kemana pun Ryder pergi.
Seperti siang itu, mereka kembali menghabiskan waktu bersama dengan membaca buku di taman kampus dengan duduk di atas rerumputan hijau bernaungkan pohon besar yang melindungi mereka dari teriknya sinar mentari sekaligus menjadi tempat bagi keduanya untuk menyandarkan punggung.
"Lyra..."
"Uhmm..." Ariana menyahut, tapi tidak mengangkat wajahnya dari buku yang ia sedang ia baca.
"Bukankah itu sopir keluargamu?" tanya Kael. "Kamu bilang dia dipecat, tapi masih mengemudikan mobil keluargamu,"
Wajah Ariana terangkat cepat, mengarahkan pandangan ke arah yang ditunjuk Kael padanya dan melihat Ryder akan pergi bersama Sienna menggunakan mobil miliknya yang dikemudikan langsung oleh ayah Ryder sendiri. Marius Alexander.
"Pecundang itu..."
Ariana mendengus, menutup kasar buku yang sedang ia baca, lalu beranjak dari tempatnya duduk tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan yang Kael ajukan dan membawa langkahnya menuju mobil miliknya. Namun, saat jarak mobil hanya tinggal beberapa meter lagi, langkah Ariana terhenti. Otaknya berpikir cepat dengan mengingat apa yang akan terjadi setelah ini.
'Tidak... Aku tidak perlu menahan mereka pergi. Biarkan alur ini berjalan seperti seharusnya. Perbedaannya sekarang adalah, aku tidak berada di mobil yang sama dengan mereka,'
"Kamu tidak jadi mencegah mereka pergi?" tanya Kael.
"Tidak perlu," jawab Ariana.
"Sopir itu sudah menyalahi aturan dengan menggunakan mobil khusus yang seharusnya hanya digunakan untuk menjemputmu bukan?" sambut Kael.
"Kamu seharusnya melaporkan ini pada Ayahmu. Ryder dan Ayahnya sudah memperlakukanmu dengan buruk,"
"Kita ikuti saja mereka. Akan ada pertunjukan bagus nanti," jawab Ariana.
"Maksudmu?" sambut Kael mengerutkan kening.
"Sudah, ikuti saja mereka! Sebelum mereka jauh," jawab Ariana.
"Baiklah. Tunggu di sini sebentar, aku mengambil sepeda motorku dulu," sahut Kael.
Ariana mengangguk, menatap mobil miliknya yang sudah bergerak menjauh dengan tatapan menerawang. Dalam benaknya ia kembali mengingat bahwa tanggal hari ini adalah hari di mana dirinya pulang bersama Ryder yang membawa serta Sienna seperti biasa.
Namun, saat mereka sudah mengantar Sienna pulang dan dalam perjalanan kembali ke kediaman Aurelia, mereka di hadang oleh beberapa preman yang membuat Ariana mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya untuk membuat Ryder tidak disakiti oleh para preman.
'Mari kita lihat, apa yang akan terjadi jika aku tidak bersama mereka,' batin Ariana.
Lamunan Ariana terputus saat suara deru sepeda motor terdengar, mendekat perlahan dan berhenti tepat di depan Ariana.
"Pakai ini dulu!" ucap Kael tanpa melepaskan helm full face yang ia kenakan sembari menunjukkan helm lain yang ia bawa.
Ariana melangkah maju, membiarkan Kael memakaikan helm itu ke kepalanya sebelum naik ke jok belakang.
"Siap?" tanya Kael.
"Uhmm..."
"Berpeganganlah!" ucap Kael.
Ariana tidak memberikan jawaban, namun segera melingkarkan tangannya di pinggang Kael. Hal yang cukup untuk membuat Kael tersenyum di balik helm full face yang ia kenakan. Sesaat kemudian, sepeda motor yang Kael kendarai, melesat cepat meninggalkan kampus.
Kael mengikuti intruksi yang Ariana berikan, seakan gadis itu tahu kemana Ryder pergi meski mereka sudah kehilangan jejak. Mereka bahkan dapat menemukan mobil yang mereka berdua kejar dalam waktu singkat.
Hingga terlihat dalam pandangan mereka mobil Ariana berhenti di depan sebuah bangunan rumah berlantai dua yang tidak terlalu besar. Mereka juga melihat Sienna turun dari mobil diikuti Ryder.
"Bisakah kita lebih dekat?" tanya Ariana dengan suara pelan.
Kael mengangguk. Menjalankan sepeda motornya dengan perlahan untuk melewati Ryder sehingga suara samar mereka masuk ke dalam pendengaran Ariana serta Kael.
"Kenapa kamu membiarkan begitu saja Ariana bersikap seenaknya? Dia tidak lagi mambawakan makanan untukmu, tidak mengikutimu untuk membawakan barang, dan sekarang tidak pulang bersamamu," gerutu Sienna memasang wajah cemberut.
"Seharusnya kamu menghukum pelayan yang sudah bersikap kurang ajar padamu," imbuh Sienna.
"Sudahlah!" desah Ryder sembari mengusap lembut puncak kepala Sienna.
"Sikapnya sekarang seakan dialah yang menjadi Nona Muda," gerutu Sienna lagi. "Tapi itu tidak benar bukan?"
'Ponsel, tas, serta apa yang Ariana pakai saja bukan barang mewah, sedangkan ponsel Rye adalah ponsel keluaran terbaru. Apa yang Rey kenakan sekarang juga barang branded, tidak mungkin Rey bukan Tuan Mudanya, bukan?' batin Sienna.
"Uhmm... Tentu saja tidak benar," jawab Ryder.
"Keluargaku memintaku untuk menjaganya, dan aku tidak memiliki pilihan lain selain menurut. Itulah mengapa dia selalu membawa semua uang yang aku butuhkan selama aku keluar rumah,"
"Begitu rupanya," sambut Sienna.
"Kalau begitu, sampai bertemu besok." sambungnya sembari melambaikan tangan dan berbalik untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri.
Helm full face yang Ariana serta Kael kenakan berhasil membuat Ryder tidak menyadari keberadaan Ariana. Terutama Kael sudah mengganti plat sepeda motornya sebelum mereka berangkat membuat mereka lebih leluasa mengikuti Ryder dari belakang saat mobil itu kembali melaju.
Tak berselang lama, kejadian familiar terjadi di depan mata mereka berdua di mana mobil yang di tumpangi Ryder beserta ayahnya dicegat oleh empat pria bersepeda motor yang menggiring mereka menuju suatu tempat.
'Sama persis,' batin Ariana tersenyum tipis di balik helm yang menutupi wajahnya.
"Kita bantu mereka atau kita biarkan?" Kael bertanya pelan.
"Biarkan saja! Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang Ryder tanpa uangku?" sambut Ariana.
Sebisa mungkin Ariana menekan emosi yang sudah ia rasakan. Kejadian yang kini ia lihat membuat dirinya seakan tengah menonton film yang sudah pernah ia putar. Namun, saat mobil itu digiring memasuki sebuah gudang, perbedaan alur dari kehidupan sebelumnya kembali terjadi.
'Kenapa begini?'
. . . .
. . .
To be continued...
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/