Triplet Dan CEO

Hari berikutnya Lala masih tidak datang ke kantor perusahaan Davies. Ia masih mengambil ijin untuk tidak datang ke sana. Lala juga mengabaikan telepon dari Jason yang sedari kemarin meneleponnya. Ia hanya tidak ingin diganggu, apa itu bisa menjadi alasan? Tidak, Jason bahkan masih terus menelpon Lala sampai Lala harus mematikan telepon selulernya. Biarlah untuk sementara waktu keadaan membaik dengan waktu sebagai penyelesaiannya.

Untung saja triplet juga tidak terlihat menanyakan tentang papa mereka. Mereka masih sibuk dengan waktu mereka yang beberapa hari ini dihabiskan bermain di rumah tetangga Lala. Kata triplet, tetangga Lala ada yang baru dan memiliki banyak koleksi mobil-mobil antik. Sehingga triplet sering bermain ke sana untuk melihat-lihat mobil antik itu. Setidaknya Lala juga tidak perlu menyiapkan alasan khusus agar triplet tidak menanyakan kabar papanya yang Lala sendiri tidak tahu.

Lala menghela nafas memikirkan tentang hubungannya dengan Jason yang masih rumit. Mereka berdua hanyalah orang asing yang dipertemukan oleh keadaan. Karena insiden tidak sengaja, mereka harus terikat hubungan dengan triplet sebagai perantaranya.

Walaupun Lala belum pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki, namun Lala cukup nyaman dengan kehadiran Jason. Jason yang baik walau terkadang suka memaksakan kehendak tetapi selalu berhasil membuat Lala mulai merasakan apa itu hati yang berbunga- bunga hanya karena senyuman. Senyuman manis yang sama dimiliki oleh triplet namun terasa berbeda jika Jason pemiliknya.

Saat ini Lala tengah bersantai di ruang tamu. Pekerjaan di kedai sudah selesai sejak dua jam lalu karena makanan sudah habis terjual. Di rumah Lala hanya sendiri. Triplet masih belum pulang dari bermain di rumah temannya. Mereka tidak akan mau pulang jika bukan kehendak dari mereka. Lala membiarkan saja toh juga waktunya masih sore, masih dalam batas normal.

" Permisi," terdengar sapaan dari depan rumah Lala.

Lala berjalan untuk membukakan pintu. Lala sedikit menebak, apakah yang datang Jason? Kalaupun memang Jason ia akan mengusirnya. Jujur saja Lala masih enggan untuk bertemu dengan Jason.

" Marvel," ucap Lala ketika dirinya sudah melihat siapa tamu yang datang.

" Aku tidak bisa menghubungi mu jadi aku kesini," ucap Marvel dan Lala baru sadar jika dirinya belum mengaktifkan teleponnya.

" Maaf, aku lupa belum membuka ponsel ku seharian. Kamu kesini, apa ada sesuatu yang penting?" tanya Lala menanyakan tujuan Marvel datang.

" Bisakah kamu menemani ku pergi ke acara pesta pernikahan temanku? Aku sendiri dan yang datang harus membawa pasangan. Aku tidak memiliki teman dekat sekarang kecuali kamu. Jadi bisakah kamu ikut bersama ku? "

" Hanya sebentar. Setelah mengucapkan selamat kita bisa langsung berpamitan. Yang menjadi pengantin adalah temanku. Aku tidak mau dia mengejekku karena aku datang sendiri," jelas Marvel karena Lala masih tampak berfikir.

" Benar? Apakah hanya sebentar? Aku tidak mungkin pergi meninggalkan triplet lama-lama," jawab Lala merasa tidak ada salahnya jika ia pergi bersama Marvel. Setidaknya Lala memiliki acara untuk menghilangkan masalah hatinya. Toh triplet juga tidak keberatan jika ia tinggal karena mereka sudah terbiasa. Lala akan menghubungi tetangganya untuk menjaga triplet sementara. Setidaknya tetangga Lala berkenan karena dari awal sangat menyukai triplet jika bermain di rumah mereka.

Lala pamit masuk ke dalam kamar untuk berganti baju dan berdandan. Marvel mengucapkan terima kasih karena Lala mau menyetujui ajakannya. Dan Marvel sendiri sudah rapi dengan pakaiannya yang ia gunakan untuk hadir dalam pesta. Sehingga dirinya tinggal menunggu Lala untuk bersiap-siap.

Marvel memakai jas biru dengan baju dalam berwarna putih. Kali ini Marvel memakai pakaian resmi semi formal. Ia tampak tampan dengan balutan stelan tersebut.

Selang beberapa menit Lala keluar dengan gaun sederhana berwarna biru gelap. Riasan tipis yang tidak terlalu mencolok membuat Lala terlihat seperti gadis remaja. Walaupun memang kenyataannya usia Lala belum ada dua puluh lima tahun. Bahkan usianya saat mengandung triplet belum genap delapan belas kala itu.

Marvel membuka mobil untuk Lala. Marvel menjalankan mobilnya setelah Lala duduk dengan sempurna di kursi depan. Marvel melajukan mobilnya pelan karena jalan di sekitar rumah Lala merupakan area yang sering dijadikan tempat bersepeda orang-orang.

" Terima kasih, La. Untung kamu mau. Kalau tidak pasti mereka mengejekku karena datang sendiri,"

" Iya. Kebetulan aku juga tidak sedang sibuk. Memang kamu tidak memiliki kekasih sampai harus mengajak aku segala? " tanya Lala balik.

" Aku jomblo La. Kalau kamu mau daftar, aku pastikan kamu aku beri tiket khusus dari aku. Tidak perlu pedekate pasti aku langsung terima," ucap Marvel bercanda.

" Ok aku mau daftar. Tapi nanti kalau stok cowok di bumi ini tinggal kamu,"

" Yaudah nanti aku musnahkan semua cowok yang ada di bumi ini. Biar kamu bisa pilih aku,"

" Memaksa sekali anda," ucap Lala kemudian tertawa.

Sepanjang perjalanan Lala dan Marvel bercerita, bercanda dan sesekali melontarkan guyonan garing. Walaupun garing tetapi mereka tetap tertawa hingga tanpa sadar mereka telah sampai di lokasi acara.

Lala turun dari mobil kemudian disusul Marvel. Marvel mengandeng tangan Lala memasuki ruangan yang kebetulan diselenggarakan di hotel mewah. Sudah pernah datang ke acara seperti ini tetapi Lala masih saja terlihat kagum dengan isinya. Mengingat acara seperti ini, terlintas di pikiran Lala tentang kejadian dulu. Kejadian yang bermula ia menghadiri pesta kemudian minum alkohol dan berakhir ah sudahlah Lala malas mengingatnya.

'' Mari masuk, sepertinya di dalam sudah sangat ramai,'' ucap Marvel masih menggandeng tangan Lala kemudian menariknya masuk ke dalam pesta.

Banyak tamu yang hadir dalam acara ini. Marvel membawa Lala ke arah pelaminan di mana temannya yang menjadi pengantin tengah berdiri menyambut para tamu bertabur kebahagiaan. Lala mengikuti Marvel menuju ke pemilik acara. Marvel tampak mengucapkan selamat dan bertos ria karena pengantin pria lah yang menjadi temannya.

'' Wih,,bro bawa siapa nih? Cantik nemu dari mana?'' tanya pengantin laki-laki yang menjadi teman Marvel.

'' Enak aja nemu. Kenalin dia namanya Vanilla tapi biasa dipanggil Lala," ucap Marvel memperkenalkan.

" Hai, salam kenal dan selamat atas pernikahan kalian,'' ucap Lala tersenyum manis. Kedua pengantin yang sedang berbahagia itu menyambut ucapan Lala dengan senyum yang ramah juga.

'' Gila lo Vel. Tumben dapat ceweknya bener,'' ucap teman Marvel.

'' Kampret. Yaudah yuk La, pergi dari sini. Nanti yang ada kamu ikut-ikutan gila kayak ini orang,'' ucap Marvel setelah dirinya memberikan selamat kepada pengantin perempuan.

Lala dan Marvel kemudian turun bersamaan dari pelaminan. Kedua pengantin sama-sama terkekeh melihat tingkah absurd Marvel. Lala sendiri juga ikut tersenyum, setidaknya Lala sekarang ikut merasakan pertemanan yang sehat. Hal yang sangat jarang ia dapatkan selama masa sekolah dulu.

Marvel masih menggandeng tangan Lala ketika menuruni pelaminan. Dari arah stand yang menyediakan minuman terdapat seseorang yang memandang lurus ke arah Lala dan Marvel. Orang itu masih terus menatap Lala memastikan dia tidak salah orang. Dalam hati orang itu bertanya ada hubungan apa Lala dengan Marvel.