Arsenino dan Lisa saling mencintai satu sama lain. Hingga kesalahpahaman membuat Arsenino sangat membenci Lisa. Untuk membalas sakit hatinya, Arsenino membuat hidup Lisa kacau balau. Menjadikannya istri pertama namun terasa menjadi yang kedua. Menjadi istri yang di sembunyikan oleh Arsen. Lisa hanya di butuhkan menjadi pemuass birrahinya.
Mampukah Lisa bertahan di sisi Arsen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bujukan Wina dan Clara
Sebelum membaca, budayakan Follow dulu. Terus jangan lupa tekan like. komen lebih afdal.. biar penulis semangat nulisnya...
...🌈🌈Instagram Author : Srt_tika92🌈🌈...
Selamat membaca......
🍁🍁🍁
Keesokan harinya Lisa menemui Sofie untuk meminta sertifikat jam tangan yang tidak sengaja ia jatuhkan. Untung saja saat itu petugas kebersihan mengambilnya. Lalu memberikannya pada Lisa setelah di bersihkan tentunya. Lisa berterima kasih banyak pada orang itu. Hutang Lisa pada Sofie tidaklah sebanyak harga jam tangan mahal itu. Mungkin Lisa hanya mengganti biaya yang di keluarkan untuk memperbaiki agar terlihat seperti baru kembali.
" Gue gak mau pake lagi. " seru Sofie yang menolak permintaan Lisa. Yang berniat untuk memperbaiki kondisi jam seperti sedia kala.
" Tapi Fie. Ini masih bisa di pake. Buat apa gue pake jam mahal kayak gini. Gue lebih sayang duitnya. " ujar Lisa yang keberatan untuk mengganti rugi seutuhnya.
" Terserah elu lah. Yang penting gue gak mau pake lagi. Gue udah dapet jam tangan baru. Lebih bagus, keluaran terbaru lagi. " jawab Sofie yang tidak memperdulikan betapa susahnya Lisa mendapatkan uang sebanyak itu.
" Yaudah gue minta sertifikat jam ini. Gue jual aja, ntar gue tinggal nambahin kekurangan nya. " Lisa.
" Bentar. " sepertinya Sofie tidak lagi menolak. Yang penting dia tidak mengalami kerugian.
Lisa merasa lega, dengan begini dia tidak perlu berhutang pada Sofie. Lisa bergegas pergi menyelesaikan urusan jam tangan itu. Rasanya sulit tidur memikirkan hutang yang menumpuk yang di sebabkan jam tangan sialan itu.
Seminggu menjelang pertunangan, Sofie cuti dari dunia hiburan. Ada beberapa kontrak yang ia batalkan, demi kelangsungan pesta pertunangan yang ia impikan. Semua harus terlihat mewah, tidak boleh ada kekurangan atau hal sekecil apapun terlewatkan. Harus terlihat sempurna.
***
" Mah. Arsen beneran mau tunangan? " tanya Clara pada Elsa. Mendengar berita pertunangan adiknya, Clara menyempatkan diri untuk pulang ke rumah orang tuanya. Menanyakan lebih jelas.
" Iya. Seminggu lagi. " jawab Elsa.
" Sama si Sofie itu? " Clara tidak yakin Sofie wanita yang baik untuk Arsen. Meski Clara menyadari jika adiknya tidaklah baik.
" Arsen suka gitu? ama yang model begituan? KW super. " seloroh Clara yang tempo hari mendengar gosip beredar di media sosial.
" Hus! gak boleh gitu. " Elsa.
" Tuh yang di omongin baru nongol. " Arsen baru saja keluar dari kamarnya. Elsa menoleh ke Arsen lalu mengingatkan putranya itu.
" Sen, jangan lupa nanti ke butik Aurora. Fitting pakaian kalian buat acara tunangan nanti. " ucap Elsa memperingatkan Arsen agar tidak lupa ke butik milik temannya itu. " Ajak Sofie juga ya. "
" Iya mah. " jawab Arsen malas.
" Eh sini lu! " seru Clara saat Arsen hendak pergi. Clara ingin menanyakan sesuatu pada Arsen.
" Ada apa kak? " Arsen pun mendekat. Tidak lupa pria itu membungkukkan tubuhnya untuk memberikan ciuman pada keponakan tampannya yang kini asik tertidur di pangkuan Clara. Sedangkan Elsa sudah kembali ke kamar, Adrian memanggilnya.
" Ish udah sih, nanti bangun! " Clara mendorong tubuh Arsen agar menjauh.
" Gemes banget ama si baby Benz. " meski Arsen kesal dengan ayah sang bayi, tapi rasa sayang terhadap keponakannya itu tidak berkurang.
" Lu yakin merit ama si Sofie? " tanya Clara yang penasaran.
" Tunangan kak! bukan merit! " ralat pria itu. Arsen duduk di sebrang Clara.
" Dih, abis tunangan kan bakal nikah. Gimana sih. " Arsen hanya mengedikkan kedua bahunya.
" Gak cari yang lain aja gitu? " Clara meracuni adiknya agar berpaling dari wanita itu.
" Kenapa emang? " Arsen.
" Sofie tuh cantik nya KW! mending cari yang cantik nya alami kaya gue. " Clara membanggakan kecantikan nya yang tiada tara, seperti yang suaminya katakan saat memujinya.
" Narsis! "
" Biarin! "
" Meski wajahnya biasa, tapi onderdil nya uwawww.. depan belakang mantappp jiwa. " ucap Arsen yang memuji tubuh aduhai milik Sofie.
" Cih! siapa tau itunya juga palsu. Tambalan! " Clara terus saja mengelak pesona Sofie. " Yakin onderdil yang kata elu uwauww itu masih tersegel? gue tebak sih udah seken. " Clara.
Skakmat!
Arsen terdiam. Benar dugaan Clara, jika Sofie seperti apa yang Clara bilang.
" Mending cari yang lain deh. Mumpung masih ada waktu nih. Gue bantuin elu buat kabur. " bisik Clara takut jika Elsa mendengar nya.
" Iya! oma setuju itu. " Oma Wina tidak sengaja mendengar obrolan kedua cucunya ikut bergabung. " Cari aja yang lain. Jangan sama wanita sundel itu. Nanti oma carikan pengganti nya " ucap Oma Wina. Ternyata oma Wina beberapa hari ini mencari tahu siapa itu Sofie. Asal keluarga, masalalu nya dan lain sebagainya. Oma Wina semakin tidak setuju saat tahu jika Sofie rela menjajakan tubuhnya ke lelaki hidung belang. Meski Oma Wina juga tahu, jika cucunya mempunyai tabiat buruk. Oma Wina tidak muluk-muluk mencari wanita pendamping cucunya. Yang terpenting mempunyai hati yang tulus, tidak memandang harta atau popularitas. Gadis dari kalangan biasa pun tak apa.
" Dih. Duo cerocos mulai deh. " Arsen menghela nafasnya panjang, enggan menghadapi dua wanita cerewet nan absurd itu.
" Heh! gak sopan! " peringat Wina.
" Gue pites lu! " Clara melotot.
" Gimana mau gak? " tanya Wina kembali.
"Mau apa sih oma? " Arsen.
" Oma cari gadis lain, jangan si sundel itu deh.. mending sama Anggrek, Lily.. atau gak mawar. Cucu temen oma. " Wina menyebutkan nama gadis dari cucu teman arisannya.
" Itu kembang semua? " Arsen terkekeh mendengar nama yang di sebutkan oma Wina menyerupai nama tumbuhan.
" Ck! nih bocah yak! " Wina menepuk lengan Arsen. " Kalau gak temen kamu siapa Cla? yang dulu sering main kesini. " Wina bertanya pada Clara.
" Siapa? " Clara.
" Itu yang pernah kerja sama kamu. " Wina memperjelas agar Clara mengingat nya.
" Oh.. si Lisa? "
" Iya Lisa. Kamu tau kan, Sen? kenal kan sama Lisa? " Wina bertanya pada Arsen. Seingat Wina, dulu Arsen pernah berkenalan dengan Lisa bahkan pernah mengantarnya pulang.
Glek. Arsen susah payah menelan salivanya.
" Emm. gak inget! " saut Arsen.
" Masa sih? " Wina sedikit tak percaya. " Kalau gak sama Melati. "
" Dih, jangan Melati dong. Ntar dia lirik-lirik mas Babas Clara. " Clara ingat betul, jika Melati yang di sebut oma Wina adalah Melati yang ia kenal. Wanita itu dulu pernah memiliki rasa pada Bastian.
" Ternyata Bastian sialan juga. Gak cuma Lisa! " Arsen.
" Iya deh... terus siapa dong? " oma berpikir kembali, gadis mana yang cocok untuk Arsen.
" Udahlah oma.. Tunangan ini gak bisa di batalin. Nanti mama malahan marah sama Arsen. Lagian undangan juga udah ke sebar. Bikin malu keluarga kalo sampe gagal. " ucap Arsen seraya berdiri. Dia harus cepat-cepat pergi dari hadapan kedua wanita bermulut racun itu.
" Sen.. Arsen! " Wina masih berusaha ingin membujuk Arsen.
" Udah lah oma. Biarin aja, ntar juga nyesel sendiri. " Clara menghentikan Wina yang masih berteriak memanggil Arsen.
- TBC -
...Yang mau liat visual Arsen, Lisa bisa follow IG author Srt_tika92...
...Bye.. bye.....
hihihi...