NovelToon NovelToon
TANTE Kesayangan Tuan Muda

TANTE Kesayangan Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Berondong / Cintamanis
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mimah e Gibran

Season 1

Nora nggak mau menikah dengan Alan, Ma. Sudah berapa kali Nora bilang, Nora nggak mencintai Alan."

Nora Lee dipaksa menikah dengan Alan, demi kelangsungan perusahaan papanya. Namun, ia memilih kabur, satu-satunya jalan yang bisa menghentikannya dari perjodohan itu.

Devano Aldeva, bocah kelas tiga SMA, anak konglomerat tempat dimana Nora menemukan perlindungan. Akankah kebucinan Devano mampu meluluhkan hati Nora?

"Tant, jangan dingin-dingin nanti aku masuk angin." Devano Aldeva.

"Dev, sekolah yang bener, gombal melulu." Nora Lee.

"Kalo aku udah lulus sekolah, Tante mau nikah sama aku?"



Season 2

Bagaimana jika Darren Aldeva, pria tanpa mengenal cinta mengikuti jejak sang ayah? Mencintai perempuan yang jauh lebih tua?

Terlebih wanita itu adalah janda yang ditinggal mati suaminya, apakah Darren akan jatuh cinta dengan sosok Olivia Resha? atau justru takdir mempertemukannya dengan cinta yang lain.

Happy reading🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wakil CEO

Pagi-pagi sekali Nora bangun tidur, jam masih menunjukkan pukul setengah lima pagi, masih cukup lama untuk ia sedikit bersantai dan bermalas-malasan sebelum berangkat ke kantor Aldeva group.

Beruntung, Nora memiliki alamat kantor tersebut meski ini untuk pertama kalinya, ia jadi penasaran sebesar apa perusahaan kontruksi nomor 1 di Indonesia itu.

Masih pagi, bahkan matahari masih samar menampakkan cahayanya, Nora segera beringsut dari tempat tidur lalu segera membersihkan diri di kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, ia keluar dengan kimono yang membalut tubuh mulusnya, serta handuk yang melilit di kepala. Nora membuka lemari pakaian, memilih pakaian mana yang cocok ia kenakan pertama kali kerja, tangannya sibuk memilah-milah pakaian kerjanya yang digantung rapi di almari, satu-persatu ia tempelkan ke tubuh, menilai pakaian mana yang cocok ia gunakan hari ini, padahal mau warna apapun Nora sudah terlihat cantik.

Lalu, pilihannya jatuh pada setelan berwarna cream, dengan dalaman hitam. Juga rok diatas lutut yang akan menapakkan kaki jenjangnya yang mulus, sebelum berganti pakaian, wanita berusia 24 tahun itu duduk di depan cermin, mengusap wajahnya sejenak lalu memulai ritual memoles wajahnya agar cantik.

Selesai berdandan, Nora meraih baju yang ia siapkan di atas ranjang, lalu dengan segera mengganti pakaiannya. Masih pukul 6,masih ada waktu satu jam untuk ia mencari sarapan di luar sebelum ke kantor, mengingat kulkasnya sudah tak ada apapun kecuali air mineral dan buah.

Nora meraih tas juga tak lupa ponsel, setelah memastikan penampilannya sempurna segera ia keluar apartemen dan masuk ke dalam lift yang akan membawanya sampai ke lantai dasar. Dengan menaiki mobil sportnya, Nora mencari alamat kantor Aldeva group, bukan hal yang sulit baginya menemukan kantor itu terlebih ada gps di mobilnya, sangat memudahkan.

Dan keberuntungan memanglah berpihak padanya, ia bisa mampir dulu di cafe sebelah kantor untuk sarapan pagi.

Nora membelokkan mobilnya menuju caffe, setelah keluar, ia berjalan cepat ke caffe itu.

"Sendirian mbak, kerja di Aldeva ya?" sapa seseorang dengan seulas senyum. Nora mengangguk canggung, lalu buru-buru ia mempercepat langkahnya.

Namun, cowok yang cukup tampan itu berusaha menyamai langkahnya.

"Saya Ken, saya juga kerja disana. Apa kita bisa berteman?" selorohnya, barulah Nora menghentikan langkah.

Berfikir sejenak, ragu-ragu perasaan Nora.

"Apa aku harus berteman dengannya, ah aku kan tak punya kenalan di Aldeva group selain papanya Devano, si pemiliknya! Bukan masalah besar bukan jika aku mencari teman, paling tidak punya teman mengobrol." Batin Nora, lalu perlahan ia menyambut uluran tangan laki-laki tersebut.

"Nora Lee, panggil saja Nora, aku baru mau masuk hari ini." ungkapnya, dan respon cowok itu tersenyum manis.

"Aku Kenzo, Sekertaris pak Bayu Aldeva." Akunya tak lagi memakai bahasa formal, semakin membuat Nora menautkan alisnya.

"Kalau kamu sekertaris, lantas Ziando itu siapanya Pak Bayu?"

Kenzo terkekeh, "Hebat, baru pertama kerja kamu udah kenal sama Ziando, apa kamu masuk karena orang dalam?"

"I-iya, aku masuk atas permintaan pak Bayu." Aku Nora, dan itu membuat Kenzo semakin melebarkan senyumnya.

"Lebih baik, kita ngobrol sambil minum atau sarapan, kamu pasti belum sarapan kan?" ajak Kenzo lalu menggandeng tangan Nora mengajaknya masuk. Nora terkejut, dengan perlakuan Kenzo, namun belum sempat menepis tangannya, Kenzo sudah lebih dulu melepaskan tangannya.

"Sorry, sorry aku terlalu antusias, ayo!" Kenzo berjalan lebih dulu, disusul Nora.

Kenzo mempersilahkan Nora duduk, bahkan ia memperlakukan Nora bak wanita spesial, "Mau pesan apa?" tanyanya yang seperti sudah tak ada kecanggungan, padahal mereka baru saling mengenal tadi, sepuluh menit yang lalu.

"Sanwich dan capucinno," ucap Nora, dan Kenzo pun mengangguk paham, menjentitkan jarinya ke arah pelayan lalu memesan dua capucinno juga sanwich untuknya dan Nora, tak butuh waktu lama untuk menunggu, pesanan mereka pun datang.

Masih ada tiga puluh menit lagi, Nora mulai menyentuh makanannya, tanpa kata ia segera menghabiskan sanwichnya.

Namun, gadis itu mematung kala tangan Kenzo terangkat, mengusap lembut sudut bibirnya.

"Maaf, belepotan!" ujar Ken, dan Nora langsung menunduk malu, segera mengambil tisu yang telah disediakan di meja, lalu mengusap pelan bibirnya.

"Aku ke toilet dulu, Ken." pamit Nora, Kenzo pun menganggukan kepalanya.

Nora membawa ikut serta tasnya, akan tetapi ia lupa bahwa ponselnya masih tenggorok di meja caffe.

"Gadis yang cantik, selain cantik ia juga sangat menjaga diri, terlihat dari bicaranya ia seperti gadis rumahan, wah sungguh menantang untuk di takhlukan." Batin Kenzo menatap punggung Nora yang mulai menghilang dari pandangannya.

Drrttt! Bunyi ponsel Nora bergetar, Kenzo sempat melihat siapa si pemanggil, siapa lagi kalo bukan si bocah, Devano.

"Dev? Siapa Dev?" Batin Kenzo yang melihat hanya nama pendek Dev, berulang kali memanggil, "Apa mungkin pacar Nora? Deva, Devano, atau...?" Kenzo penasaran, namun ia juga tak berani menyentuh benda pipih milik Nora, ia biarkan begitu saja.

Nora kembali, ia membenahi tampilannya di dalam toilet, mengesap capucinnonya lalu bangkit, "Ayo kembali ke kantor, Ken!" Ajaknya, agaknya Nora memang membutuhkan Kenzo sebagai teman pertama di Aldeva group.

"Kamu duluan, biar aku bayar! Aku jalan kaki soalnya, kamu bisa taruh mobil kamu di parkiran khusus, karena kamu mengenal pak Bayu. Tunggu di lobi, aku akan mengantarkanmu langsung kepada bapak Bayu."

"Baiklah, aku duluan. Tapi ini," Nora begitu sungkan jika harus Kenzo yang membayar makanannya, terlebih mereka baru kenal.

"Anggap aja salam pertemanan, jika kamu mendapat posisi baik di Aldeva, kamu harus mentlaktirku minum." Nora pun mengangguk setuju, Kenzo memang memiliki sifat friendly, dan Nora percaya Kenzo adalah orang baik.

***

Nora benar-benar menunggu Kenzo di loby Kantor, setelah sempat mendapat pertanyaan dari resepsionis, Nora mengaku sedang ada janji dengan Kenzo.

"Ayo kita naik ke lantai atas." Ajak Kenzo, langsung mengajak Nora masuk ke dalam lift, yang di khususkan untuk staff tinggi.

Sampailah mereka di ruangan CEO, dengan nama Bayu Aldeva bertengger disana.

Kenzo menekan bell pintu, lalu dengan otomatis terbuka, tentunya Bayulah yang membukanya dari dalam menggunakan remote kontrol.

"Selamat pagi pak," Sapa Nora, lalu dengan segera membungkuk hormat.

"Pagi Nora, hmmm kamu benar-benar menepati janji dan serius kerja rupanya," puji Bayu dengan seulas senyum, dan Nora pun ikut tersenyum.

"Kamu akan mendampingi saya, menjadi wakil CEO sementara waktu, sampai anak saya lulus sekolah." ucap Bayu, dan itu bukan hanya membuat Nora terkejut tapi juga Kenzo.

"Nora in..." Kenzo tak percaya, jika wanita muda di hadapannya adalah wakil CEO Aldeva Group.

"Iya, dan kamu Ken, kamu yang bantu Nora, biar saya sama Ziando." terang Bayu.

"Ken, antar Nora ke ruangannya." Titah Bayu, Kenzo mengangguk.

"Apa pak Bayu yakin mau memberikan jabatan itu kepada saya?" tanya Nora ragu-ragu, antara percaya dan tidak.

"Itu keputusan saya Nora, karena kamu lebih berpengalaman. Kedepan jika kalian menikah, papa harap kamu bisa membimbing Dev, karena dia satu-satunya yang saya punya, penerus Aldeva Group." jelas Bayu, Kenzo membulatkan matanya tak percaya, dengan apa yang barusan ia dengar.

"Menikah?" gumam pelan Kenzo tanpa sadar, tubuhnya mendadak lemas seketika.

Kenzo mengantarkan Nora ke ruangannya, ruangan kerja yang bagi Nora cukup mewah itu, sangat berbeda dengan ruangan kantor milik papanya.

"Makasih Ken," ucap Nora begitu sampai di depan ruangan wakil CEO, Kenzo mengangguk pasrah. Belum juga pendekatan, hatinya sudah patah karena pernyataan.

Nyata jika ternyata Nora sebentar lagi akan menikah.

"Sama-sama, em boleh aku tanya?" Ragu-ragu Kenzo, namun ia juga penasaran.

"Apa Ken?"

"Siapa Dev?" To the point Kenzo bertanya, dan itu membuat Nora terkesiap. "Dev, calon suami." Aku Nora dengan wajah menunduk.

"Ohh, selamat kalau begitu." Ucap Kenzo, "Aku balik ke ruanganku dulu, kamu masuk aja ke dalam."

"Hya." Nora kemudian memilih masuk, saat Kenzo melangkahkan kaki menuju ruangannya sendiri.

Lalu saat ia mendudukkan diri di kursi kerjanya, lagi dan lagi Devano menelpon tante kesayangannya itu.

📲"Dev kamu bolos sekolah, ini jam berapa?" ucap Nora begitu mengangkat telepon dari Devano.

📲"Enggak tante sayang, nggak lihat Devano ganteng ini pake seragam rapi gini." Selorohnya diseberang sana, "Jangan marah-marah, nanti cantiknya ilang." Sambung bocah itu lagi.

Nora mencebik, lalu memutar bola matanya malas.

📲"Yaudah, sana belajar! Ngapain si telepon, dimarahin guru tau rasa."

📲" Gapapa lah ya, dimarahin guru asal tante enggak marah sama aku. Cuma mau mastiin kalau calon istri Dev sudah sampai di kantor, dan dalam keadaan semangat."

📲 "Iya iya, udah sana. Ingat belajar yang bener, awas kalo nilainya jelek," Ancam Nora, Devano langsung meringis. "Udah ini jam berapa, kamu ngumpet kan di toilet, dah sana belajar." titah Nora.

📲 "Ishh, iya-iya, balik ke kelas aku sekarang, bye tant! Jangan kangen, berat." ucap Devano sebelum akhirnya menutup panggilan video call.

Menghela napas sejenak, lalu melempar ponselnya ke arah sofa.

Like komen dan rate juga votenya yahhh💃🏻💃🏻

1
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
ira rodi
wah wah wah bisa jadi pelakor tu si dasinta....apalagi jadi sekretarisnya siAlan....kasian karin...
ira rodi
dev kok 19 tahun masi sma sih...tuaan dong di sekolah....
Mas Cun
Luar biasa
hasily farah
keluargalah paling berharga❤️
nana supriyatna
Luar biasa
Opi Sofiyanti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Opi Sofiyanti
mirip kta2 ayah nya k tante nora y.... 😂😂
ngabdul salah
Lumayan
George Lovink
Katanya Devano jago beladiri kok dipukuli Briyan balas belakangan,Banci namanya...malah Alfian dan Abiyan yang biqin Briyan babak belur...cemen banget mc nya thor...namun ovel all,good job 👍
George Lovink
Itu bodohnya si Karin...karena obsesi dia melupakan dirinya seorang perempuan dan akibatnya...bobol tuh lahan yang dijaganya
Al^Grizzly🐨
apa Dev pernah ketinggalan kelas Thor?...kok umurnya 19 tahun masih kelas 3 SMA...kan biasanya yg kelas 3 SMA itu umurnya 18 tahun...kecuali dia tertinggal kelas....malah ada juga yg masih 17 tahun sudah kelas 3 SMA...ini sudah 19 tahun thor?
Calfin Sin Thehouse
Luar biasa
Fera Wati
apa ya yg berdiri Tan😂
anisa aja
aku sedikit ga paham. ko ngetuk pintu tp masih di atas motor.
inayah machmud
devano pehatian banget sama tante nora. ..
inayah machmud
devano bucin sama posesif. ..😂😂😂
inayah machmud
senang nya punya calon mertua yg baik. ..
inayah machmud
devano ngegemesin banget. ..🥰🥰
inayah machmud
gercep banget anak nya papa bayu sama mama nara....
inayah machmud: sama 2 kak.🥰
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih sudah mampir kak🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!