Kisah ini berasal dari tanah Bugis-Sulawesi yang mengisahkan tentang ilmu hitam Parakang.
Dimana para wanita hamil dan juga anak-anak banyak meninggal dengan cara yang mengenaskan. Setiap korbannya akan kehilangan organ tubuh, dan warga mulai resah dengan adanya teror tersebut.
Siapakah pelakunya?
Ikuti Kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelidikan
Seorang penyidik yang ikut menangani kematian beruntun itu mencari sumber literasi dari beberapa artikel tentang apa itu parakang.
Ia berselancar dijagat maya, dan menemukan beberapa tentang pembahasan tentang parakang.
"Dia penganut ilmu hitam. Dapat berubah menjadi sosok apapun yang diinginkannya. Tetapi ia lebih suka menjelma menjadi kucing hitam besar dengan anggota tubuh yang tidak sempurna, semisal kaki hanya tiga, atau ekornya tidak ada," jelas penyidik tersebut.
Sang Komandan menghela nafasnya dengan berat. "Apalagi yang kau temukan?" tanya pria itu, seolah belum puas dengan penjelasan yang diberikan oleh bawahannya.
"Dia meminum darah dan memakan organ tubuh korbannya. Tujuannya untuk membaut ilmunya semakin kuat dan ia juga penganut pesugihan." pria itu membaca satu artikel yang dituliskan oleh sebuah sumber.
"Tunggu, dia memakan organ tubuh dan juga menghisap darah korban?" Komandan itu menyela sebelum bawahannya melanjutkan membaca keterangan dari artikel yang dibukanya.
"Ya, sama kondisinya seperti para korban lainnya," sang bawahan mempertegas ucapannya.
Sang Komandan terdiam sejenak. Ia mencoba mencocokkan setiap detail kejanggalan dari fisik korban yang mana ada kemiripan dengan cara pembantaian yang dilakukan oleh sosok Parakang yang disinyalir sebagai pelakunya.
"Bagaimana ciri-ciri penganut ilmu hitam tersebut?" sang Komandan mulai tertarik untuk membahasnya.
"Dia menjelma saat malam hari, dan ditandai dengan lolongan anjing yang sangat panjang. Dan yang menjelma itu hanya jiwanya saja, sedangkan jasadnya tertinggal dirumah, jika kita memukulnya, atau bahkan melukai tubuh kasarnya ia dapat meninggal dunia," sang penyidik menjelaskan semua yang tertulis.
Sang komandan terlihat mendengarkan dengan seksama.
"Coba putar rekaman CCTV dirumah korban Takko dan Ella, mungkin kita akan mendapatkan petunjuk dari sana, dan lihat dibagian depan serta belakang," titahnya pada sang bawahannya.
"Siap, Komandan." jawab penyidik bernama Romi, ia lalu membuka file rekaman CCTV yang meraka ambil dari rumah Takko dan Ella.
Setelah membuka rekaman tersebut, mereka melihat seekor anjing yang terlihat melolong dan menatap ke arah rumah diseberang rumah korban.
Hingga sesuatu melintas dengan gerakan cepat dan berwarna hitam.
"Stop!" ucap sang Komandan, dan menatap pada sosok berwarna hitam dengan dua bola merah menyala.
"Coba zoom," titahnya pada Romi.
Penyidik itu mengikuti perintah atasannya. Lalu terlihat satu sosok mengerikan yang membuat bulu kuduk meremang saat menatapnya.
"Coba mundurkan, lihat dari mana asalnya," titahnya lagi, sembari terus mengamati rekaman mundur dari video tersebut.
"Stop!" titahnya lagi. Sang Komandan mengamati arah datangnya sosok hitam mengerikan tersebut yang berasal dari arah belakang rumah Daeng Cening.
Romi ikut memperhatikan, dan mencoba men-zoom gambar yang ada dilayar komputernya.
"Asalnya dari rumah didepan sana. Apakah ada hubungannya? Siapa mereka?" sang Komandan terlihat sangat penasaran.
"Kita tidak tahu, Pak. Mungkin kita bisa mencari informasi dari warga, atau juga mengirimkan detektif, tetapi kalau bisa yang memiliki ilmu kebathinan, sebab tidak sembarangan untuk menghadapi hal seperti itu." saran Romi pada sang komandannya.
Pria bertubuh tegap itu terlihat berfikir. "Mungkin kali ini, kita harus mengedepankan insting dan logika, serta tidak lupa untuk tidak mengesampingkan hal ghaib," ia sepertinya mulai menyetujui apa yang diusulkan oleh Romy.
Pria itu tampak kembali berfikir, lalu melirik ke arah Beny dengan sejenak. "Siapa kira-kira yang dapat diandalkan dalam menyelidiki kasus ini?" akhirnya sang Komandan menyerah.
"Ada seorang penyidik yang berasal dari suku Mandar. Ia bernama Arung Haidar Aziz, dan saat ini baru saja selesai dalam penugasannya membongkar pembunuhan gadis yang dibuang dijurang," ucap Romy dengan lugas.
"Kalau begitu, kita segera menghubunginya. Ayo, pergi!" titah sang Komandan, dan mereka pergi meninggalkan rumah sakit jiwa, lalu menuju ke kantor.
****
Bombang dan Andi Anni tiba didepan rumah. Mereka melihat sudah tampak sepi, dan yang tinggal hanya keluarga saja.
Terdengar lantunan ayat suci dibacakan, dan membuat suasana menenangkan hati. Sedangkan Ambo Uleng masih terlihat menyendiri. masih belum dapat menerima kepergian Andi Lalo yang begitu sangat cepat.
"Anni mengapa kau baru pulang? Kemana saja?" cecar seorang wanita yang tak lain adalah bibi dari Andi Anni.
Wanita itu menarik tangan sang keponakan untuk masuk ke dalam rumah. Mereka mengambil Kassi, dan membawanya masuk ke dalam kamar, untuk ditidurkan.
Sedangkan Andi Anni menemui keluarganya yang sedang berkumpul disebuah ruangan dan sedari tadi sedang mencarinya.
"Kamu kenapa? Mengapa baru kembali?" cecar anggota keluarga yang menginginkan jawaban dari wanita tersebut.
Abdi Anni terlihat masih diam. Ia menatap satu persatu wajah-wajah yang tak sabar ingin mendengarkan alasannya.
"Kassi diteror parakang," ucapnya dengan lirih.
"Astaghfirullah," ucap mereka dengan bersamaan kemudian saling pandang satu sama lainnya.
"Aku membawanya ke Sanro Tungke untuk membuang kutukannya, tapi tidak menyangka jika ammak yang menjadi sasarannya," wajah Andi Anni mulai terlihat sedih, dengan dua bola mata berkaca-kaca.
"Siapa yang memiliki ilmu parakang? Apakah kamu tahu siapa orangnya?" cecar mereka dengan tak sabar
Andi Anni menarik nafasnya dengan berat, ia merasa jika ini harus ia temukan solusinya, ia tak ingin memendamnya sendirian.
"Daeng Cening!" ucapnya dengan tegas.
"Hah! Serius?" ucap mereka dengan wajah memucat.
Akan tetapi, seorang keluarga yang ikut memandikan jenazah terlihat diam. Ia sejenak mengingat peristiwa saat tadi, dimana Daeng Cening menolak saat diminta memangku jenazah Andi Lalo, bahkan ia berlari seolah kepanasan saat orang-orang sedang membaca ayat suci Al-Qur'an.
"Kamu tau darimana jika Daeng Cening--kakak iparmu memiliki ilmu hitam parakang?" wanita pemandi jenazah itu terlihat sangat penasaran.
Andi Anni menoleh kepada wanita tersebut, dan semua orang juga merada penasaran.
"Aku melihatnya pernah memakan kambing milik Ambo saat malam itu. Ia menyelinap masuk melalui jendela kamar milik abang Andi Enre saat pertama kali mereka menikah, dan pindah ke rumah ini," Andi Anni membeberkan pengalamannya waktu itu.
Seketika ruangan menjadi hening. Suasana semakin terasa mencekam, dan para pembaca Al-Qu'an sejenak menghentikan bacaan mereka, lalu bergabung untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Andi Anni.
"Apakah kau meyakini jika dia pelakunya?" sang bibi semakin merasa bergidik ngeri, seolah yang sedang mereka ghibahi berada diantaranya, dan seolah sedang memantau.
Andi Anni menganggukkan kepalanya."Aku sangat yakin. Apalagi sering terdengar suara comberan di acak-acak, dan ia terkadang berbau busuk jika sedang berpapasan," Andi Anni terus membongkar semuanya.
"Aku melihat dibagian dada ammakmu terdapat jahitan yang cukup banyak, dsn tubuhnya terasa ringan. Aku merasa jika ada yang sudah mengambil organ tubuhnya," ucap sang pemandi jenazah dengan tiba-tiba. Yang mana, pernyataannya itu justru membuat orang-orang semakin takut.
"Aku juga melihat dua bekas tusukan dibagian lehernya, seolah ada yang menghisap darahnya," sang bibi menyahuti. Ia baru menyadari, jika tanda itu adalah sebuah kejanggalan.
sukurin..
mudah-mudahan diampuni ya Cening .. karena kamu selama ini sudah menyekutukan Allah ..
benar-benar iblis tuh si Welang 😤😤
ooaalaah .... ternyata polisi Andre itu adalah kk nya si Ella toch istrinya si Takko 😱😱
jahat bgt tuh si welang 🤬🤬
kini Enre pun sdh terkena Ditinggal itu 😱
siapa pula yg mau mencuri Kitab Kuno dan Abu Parakang itu ,, psti orang jahat lg ajah 😡😡
Tp baru juga Daeng lepas dri ilmu hitam itu, ada lagi parakang baru hadehhh. 😇