Nadeo Gibran Erlangga berniat untuk melamar Arzela Kayzel Atharva, yang selama ini dia klaim sebagai jodohnya.
Namun Nadeo terpaksa harus mengubur impiannya itu demi membalas budi pada keluarga yang sudah merawat dan membesarkannya selama ini.
Nadeo harus menikah dengan Sabrina Eleazar menggantikan sang adik yang kabur di hari pernikahannya.
Arzela hancur dan patah hati, namun ia harus tetap mengikhlaskan cinta pertamanya itu menikahi Sabrina yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Akankah Nadeo bertahan dengan pernikahannya setelah tahu kebenaran yang selama ini tersembunyi?
Ataukah justru takdir mempersatukan Nadeo dan Arzela kembali?
Sekuel Belenggu Cinta Pria Beristri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
"Mom--mmy...!"
Plak
"DASAR ANAK KURANG AJAR! TIDAK TAHU DIRI!"
Suara tamparan keras yang Dania layangkan begitu menggema memenuhi se-isi ruang kerja Rako. Wanita paruh baya itu benar-benar kecewa dengan perbuatan putri kandungnya sendiri yang tega menusuknya dari belakang.
Apalagi saat mengetahui kenyataan jika Sabrina tengah mengandung anak dari suaminya. Hati Dania seperti di tusuk ribuan sembilu. Sakit, perih, tapi tak berdarah. Namun justru luka yang tak kasat mata itu lebih menyakitkan dari sekedar luka fisik yang terlihat.
Sabrina hanya bisa pasrah dan menangis sambil memegang pipinya yang perih karena tamparan Dania. Ia sadar, rasa perih di pipinya tidak sebanding dengan sakit hati yang dirasakan oleh mommy-nya.
Sabrina tidak membela diri sedikitpun, ia sepenuhnya sadar kesalahannya sangat tidak pantas dimaafkan. Wajar saja jika Dania memperlakukannya seperti ini. Bahkan saat Dania mencaci dan memakinya, Sabrina hanya diam. Ia membiarkan Dania meluapkan amarahnya.
"Kenapa Kamu melakukan semua ini, Brina?" Suara Dania mulai melemah, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya begitu menusuk dan terdengar seperti menguliti Sabrina. "Aku yang mengandungmu dan membesarkanmu, tapi inikah balasan kasih sayang ku padamu?"
Tangis Sabrina semakin pecah, tubuhnya ambruk di hadapan Dania. Dengan lelehan air mata yang sudah menganak sungai, Sabrina terus memohon ampun pada Dania untuk memaafkannya.
"Mom, maafkan aku... hiksss... hiks."
Setiap detik yang Sabrina lewati dengan Dania tiba-tiba berseliweran di dalam kepalanya. Sejak Sabrina kecil, Dania membesarkan Sabrina seorang diri karena suami Dania meninggal akibat kecelakaan.
Sampai Sabrina beranjak remaja, Dania bertemu Rako dan menikah dengan pria itu. Dania sangat bersyukur karena Rako mau menerimanya dan juga Sabrina. Ia tidak pernah berpikir jika kedua orang yang sangat dicintainya itu mampu menusuknya seperti ini.
"Bangun Sabrina, jangan seperti ini. Ingat Kamu sedang hamil!"
Bak luka menganga yang disiram air garam, sakit hati Dania mendengar ucapan suaminya. Rako sama sekali tidak menghargai perasaannya, bahkan dengan sengaja suaminya itu justru membawa Sabrina ke dalam dekapannya.
"Lepasin aku, Dad. Aku tidak mau Mommy marah dan membenciku." Sabrina meronta di dalam pelukan Rako. Dan dengan tidak tahu malunya Rako semakin erat memeluk Sabrina, ia bahkan tidak menganggap keberadaan Dania yang terisak tanpa suara di sana.
Deg
Rako melepaskan dekapannya dari Sabrina, ia lupa dengan keberadaan Dania yang berdiri tepat di hadapannya. Saat Dania masuk ke dalam ruang kerjanya, Rako sempat shock. Dan kesadarannya mulai kembali saat melihat Sabrina berlutut di depan Dania.
Rako dengan reflek membangunkan Sabrina karena khawatir dengan keadaannya yang sedang mengandung. Sedangkan ia tidak peduli dengan perasaan Dania yang hancur karena pengkhianat nya. Rako bahkan melupakan jika Dania yang harusnya diperhatikan.
Bukan hanya hati Dania saja yang terluka, tidak ada yang tahu sejak tadi Dania berusaha mati-matian menahan sakit jantungnya yang kembali berdenyut nyeri. Kenyataan ini amat mengguncang hatinya.
Namun Dania tidak ingin pasrah, ia akan memperjuangkan harga dirinya. Ia berusaha tidak menangis walaupun rasa sesak hampir membuatnya tercekik.
"Mom---"
Rako ingin menghampiri Dania yang hampir limbung sambil memegang dadanya. Namun gerakan tangan Dania yang memintanya untuk berhenti membuat Rako menghentikan langkahnya.
"Aku mau tanya satu hal. Kenapa Kamu melakukan ini sama aku?"
Dania berusaha tetap kuat, ia tidak ingin kalah dengan rasa sakit yang kini menderanya semakin hebat. Setidaknya Dania ingin mendengar alasan kenapa suaminya mengkhianatinya.
"Maafkan aku, Dania. Aku butuh menyalurkan hasratku. Dan keadaan mu tidak memungkinkan untuk---"
"Bukankah sejak awal aku sudah bilang, dan Kamu menerimaku dengan ikhlas." Dania tersenyum sinis pada Rako, alasan yang sejak awal menjadi pertimbangan Dania menerima Rako, kini suaminya sendiri menyalahkannya karena alasan itu.
"Maafkan aku, Dania." Lagi-lagi kata maaf yang keluar dari mulut Rako, membuat Dania muak. "Ternyata aku tidak mampu menahannya."
Dania mengusap air matanya dengan kasar. Setelah mendengar jawaban suaminya, Dania mulai paham satu hal. Tidak ada pria tulus yang mau menerima dia dengan penyakitnya.
"Baiklah, aku akan mengurus surat perpisahan kita."
Sabrina menggelengkan kepalanya, walaupun ia pernah berharap Rako menjadi miliknya satu-satunya, tapi bukan dengan perpisahan seperti ini yang Sabrina inginkan. Sabrina cukup memiliki ayah tirinya di atas ranjang saja, dan biarkan mommy-nya tetap menjadi istri sah Rako di mata hukum. Hanya sebagai formalitas untuk menutupi skandalnya.
"Mom, aku mohon. Jangan berpisah sama Daddy. Aku janji akan menjauhi Daddy. Kalau perlu aku akan menggugurkan kandunganku, asal---"
"Cukup Sabrina! Aku tidak akan membiarkan Kamu melenyapkan darah daging ku," Rako sangat murka dengan Sabrina yang seenaknya saja ingin menghabisi darah dagingnya.
"Tapi Dad, aku harus melakukannya. Lebih baik aku kehilangan bayiku daripada kehilangan mommy."
Dania tersenyum sinis mendengar ucapan putrinya. Apakah Dania tersentuh? Jawabannya tidak.
Hati Dania terlanjur sakit dengan pengkhianatan Sabrina dan Rako. Wanita itu tidak akan pernah mempercayai lagi ucapan Sabrina ataupun Rako. Baginya, pengkhianat tetaplah pengkhianat. Sekali berselingkuh, tidak akan ada tempat lagi di hati Dania.
"Dania, aku mohon. Biarkan anakku tetap hidup, anggap saja itu konsekuensi karena Kamu tidak bisa memberikan ku anak."
Dania terbahak mendengar omong kosong suaminya. Wanita itu menertawakan nasibnya sendiri karena memiliki suami spek iblis seperti Rako. Tidak punya hati, tidak punya otak, itulah Rako dalam gambaran Dania saat ini.
"Sudah cukup drama kalian di depanku," ucap Dania penuh penekanan. "Lagian aku tidak pernah meminta Sabrina menggugurkan anak kalian. Silahkan rawat anak haram kalian itu." Wajah Dania menyeringai saat sudut matanya menangkap Sabrina mengepalkan tangannya.
Dania tahu putrinya seperti apa, karena dia sendiri yang membesarkannya. Dania sudah hafal sifat culas, licik dan air mata buaya yang putrinya perankan saat ini.
"Beraninya Kamu menyebutnya anak haram." Rako tersulut emosi, ia tidak terima saat Dania menghina calon anaknya.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapanku?" Tanya Dania penuh ejekan. Dania semakin puas saat kedua orang di depannya tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Secara tidak langsung keduanya mengakui jika anak yang ada dalam kandungan Sabrina adalah anak haram.
"Kenapa Mommy tega sekali? Walau bagaimana pun juga, anak yang ada dalam kandunganku ini adalah cucu mommy, darah daging mommy."
"Aku tidak sudi menganggap anak haram itu cucuku." Dania sangat geram, putrinya itu benar-benar tidak punya otak, pikirnya. "Satu hal lagi, hentikan air mata buaya mu itu."
Sabrina yang tengah terisak mendadak menghentikan isaknya. "𝘚𝘪𝘢𝘭, 𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘶𝘮𝘢 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢. Namun Sabrina tetap pura-pura sedih dan terlihat menyesal di hadapan Dania.
"Aku yang paling tahu seperti apa sifatmu, Sabrina. Jangan lupakan, aku yang selama ini membesarkanmu. Dan saat ini aku yakin sebenarnya Kamu sedang menertawakan ku."
Sabrina menundukkan kepalanya. Apa yang Dania ucapkan memang benar. Sabrina sedang pura-pura terlihat menyedihkan di depan Dania. Tujuannya hanya satu, ia ingin Dania memaafkannya.
Walau bagaimana pun juga hanya Dania yang ia miliki. Meskipun Rako berada di sampingnya, Sabrina belum sepenuhnya mempercayai Rako yang otaknya hanya selangkangan saja.
"Mom, aku tidak seperti itu---" Sabrina hendak menyentuh tangan Dania, namun Dania menyentak tangannya membuat Sabrina nyaris terjatuh. Beruntung saja Rako dengan sigap menahan tubuh Sabrina. Jika tidak, sudah dipastikan Sabrina akan terhempas mencium dinginnya lantai marmer itu.
"Dania, jangan keterlaluan. Sabrina sedang---"
"Aku tidak perduli. Lebih baik kalian pergi dari rumahku. Aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi."
...----------------...
"Jadi, Nadeo adalah anak kandung Dewa Bramasta?"
Harleya sangat terkejut saat melihat berita di berbagai sosial media yang memberitakan jika Nadeo adalah putra kandung Dewa Bramasta, seorang pengusaha terkemuka yang sangat kaya raya.
"Aku harus memanfaatkannya, setidaknya aku harus mendapatkan sesuatu. Anggap saja balas budi," gumam Harleya. Wajahnya menyeringai. Berbagai ide seketika bermunculan di otak wanita serakah itu.
"Kalau Kamu berani sekali saja mengusik putraku lagi, aku pastikan ucapan Kaivan akan menjadi kenyataan."
Harleya sampai kesusahan menelan salivanya sendiri saat tatapannya bertemu dengan tatapan tajam Elang, suaminya.
"Ma--maksud Kamu apa, Mas?"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
tp mga aja ga sih....trs sabrina bnrn tobat....
pengantin baru hajar terus nadeo ayo hajar aja tuh binimu diatas ranjang 🤣🤣
pengantin bafu bawaannya ya gitu ketoel dikit ya ngacung🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
eeehhh....tp kya'nya dia knal y???
td mah biarin aj mati bundir dari pd jahat
Siapa ya kira2 /Slight/