NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu ada ketertarikan diantara keduanya. Tetapi tanpa disadari, Victoria memiliki sebuah rahasia yang besar.

Sebuah rahasia kelam, yang terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Siapkah kamu menyelami kisah romansa yang mematikan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Di dapur yang sederhana namun sangat aesthetic , dengan penuh aroma tepung, telur , coklat dan aroma ceri yang menyengat. El tengah sibuk membantu bibi , menakar bahan bahan. Dengan kaos putih yang sudah dia pakai, dengan watermark celemek yang semakin menambah kesan unik.

"Bi, ini sudah siap semua . Langsung mulai saja ya bi?,"

"Iya den, maaf ya den bibi jadi ngerepotin, bibi udah pikun jadi agak lupa," Jelas nya merasa tidak enak.

"Gak papa bi, saya juga gak keberatan. Kebetulan juga lumayan bisa," sahut El mulai memecah beberapa telur .

Aroma aroma bahan bahan cake yang khas , bertebaran diseluruh ruangan, termasuk pada ruang tengah. Tepat nya , ketika Vicky mulai menuruni anak tangga. Indera penciuman nya sedikit terhipnotis dengan aroma ini. Ia menghentikan langkahnya sejenak, mencoba mencium aroma nya sekali lagi.

Jelas ia tau ini aroma yang familiar, dan berasal dari dapur. " Aroma ini, aroma yang sudah lama tak pernah ada. Tapi sekarang, muncul kembali," Jelas Vicky menatap mengarah ke ruangan di belakang.

Gadis itu kembali menginjakkan kaki nya menuruni anak tangga selanjutnya, ia kemudian melangkah ke arah dapur. Tak butuh waktu lama, Vicky tiba di dapur. Ia melihat pemandangan yang sebelumnya tidak pernah ia duga.

Pria itu, pria yang dia kenal tanpa sengaja. Terlihat lihai dan terbiasa dengan semua peralatan kue.

"Den, biar bibi yang mixer. Aden ambil tepung, coklat bubuk , dan susu bubuk disana. Bibi sudah siapkah, Aden tinggal pindahkan ke wadah,"

"Ohhh,, iya bi. " El beralih dari tempatnya, ia membalikkan badan dan melangkah menuju meja di tengah. Tanpa sengaja pandangannya melihat ke arah Vicky, yang berdiri di depan sana.

El melihatnya, sambil tersenyum kecil meskipun tak terlalu menonjol. Vicky mengalihkan pandangannya segera, ia menoleh ke arah lain seakan tidak ingin melihat El. Kemudian ia bergegas memasuki dapur, melewati pria itu dan datang mendekati bibi.

"Bi,?" Panggil Vicky, di sebelah nya.

"Non Vicky, non ngapain disini?. Kan bibi udah bilang, non tunggu aja diruang tengah," Jelas bibi.

"Hemmm, bi. Masak bibi repot repot sedangkan , Vicky cuma duduk aja. "

"Gimana kalo Vicky yang mixer, bibi siapin loyang aja," Tawar nya dengan semangat.

Dibelakang El melirik tanpa menoleh, diam diam ia mendengarkan pembicaraan keduanya. Meskipun tangannya harus bekerja memindahkan semua bahan bahan ini. Tetapi ia sama sekali tidak pernah melewatkan gadis itu.

"Non yakin?,"

"Yakin bi, udah. Biar Vicky aja. Biasanya juga Vicky yang mixer kan?,"

"Yaudah, hati hati ya non. Bibi tinggal dulu ke belakang,"

Vicky mengangguk tersenyum, bibi kemudian meninggalkan mereka berdua di dapur. Gadis itu mengambil alih mixer dan mulai menyalakan nya. Dengan perlahan dan hati hati ia mulai mengaduk telur dan gula. Tangannya sedikit kurang pandai dalam menggunakan mixer, ia nampak sedikit kesulitan dan sangat hati hati.

Suasana dapur sangat hening, mereka fokus pada pekerjaan masing masing . Vicky masih stuck disana, mengaduk adonan dengan mixer, tangannya mulai terasa pegal. Perlahan-lahan tanpa berpikir panjang, ia menaikkan kecepatan mixer di kecepatan tinggi.

Vicky masih terlihat santai dan cukup tenang, tetapi Tiba-tiba, mixer mengeluarkan suara aneh dan bergetar hebat. Adonan terpental sedikit, dan Vicky sangat terkejut.

"Awwww....." Lirih nya memenuhi ruangan.

El langsung menoleh cepat, tanpa berpikir ia segera berlari menghampiri Vicky. Dengan situasi panik, El kemudian mematikan mixernya. Di hadapannya Vicky tengah memegang wajahnya yang terkena adonan , tepat nya di dekat matanya. Itu membuat pengeliatannya terganggu, sekaligus rasa tidak nyaman baginya.

Wajah El berubah cemas, kedua matanya sangat khawatir dengan kondisi Vicky. El segera bertindak, dengan lembut dia mengajak Vicky untuk segera duduk. Dengan langkah perlahan dan dengan sigap menarik kursi dan membantu nya untuk duduk.

Disisi lain ia juga menarik satu kursi lagi tepat di hadapan Vicky, Ia langsung duduk dengan jarak yang cukup dekat. " Biar gue liat, " Jelas El perlahan menjauhkan tangan Vicky dari wajahnya.

Perlahan Vicky menurunkan tangannya, dengan bantuan satu mata kiri nya ia membuka perlahan dan melihat wajah El dengan ekspresi cemas, mencoba membantu nya.

El mengecek kondisi mata kanan Vicky, sebagaian adonan tadi hampir masuk ke dalam matanya. Tetapi ini masih bisa diselamatkan. " Lo tunggu disini, gue ambil kain basah. Jangan sentuh mata Lo, nanti malah infeksi," Ucap El, dengan nada lembut.

Vicky hanya terdiam, ia melihat El yang bergerak cepat mengambil kain bersih, dan segera membasahi nya dengan air. Tak butuh waktu lama, El sudah kembali lagi ke tempat duduknya. " Coba buka mata Lo perlahan, ini mungkin sedikit perih atau sakit," Jelas El.

Vicky mengangguk terdiam, ia mendengar setiap arahan dari El. Kemudian mencoba membuka matanya perlahan, walaupun rasanya begitu perih. Dengan penuh kelembutan El mulai mengusap sisa adonan di dekat mata Vicky , dan sesekali ia meniupnya dengan lembut.

Sepanjang itu, Vicky sama sekali tak membuka suara. Mata kiri nya mengerjap perlahan, menatap wajah El yang begitu tulus dan cemas. " Siapa sebenarnya yang ada di hadapan gue, sikap dan perilaku nya penuh dengan ketulusan. Justru, berbanding terbalik dengan apa yang gue tau,"

"Kenapa dia terlihat cemas dan khawatir. Seakan dia juga ikut merasakan nya," Ucap hati Vicky, menatap ke dalam mata El yang begitu tulus.

"Apa ini? semua semakin terasa membingungkan. Pandangan mata yang teduh, seakan melindungi gue dari keras nya dunia,"

"Gimana?, Apa masih ada yang mengganjal, atau perih?," Tanya El penuh perhatian.

Vicky mengerjapkan matanya dengan cepat, pertanda ia tersadar dari lamunan panjang nya. Ia mulai merasakan kembali mata kiri nya . " Udah, udah mendingan engga kayak tadi," Sahut nya.

El tersenyum lega, ia menarik nafas panjang penuh kelegaan. Jantung yang awal nya berdetak kencang, ini kembali perlahan normal.

"Gue liat Lo panik?, kenapa?," Ceplos Vicky.

El menoleh tajam, mendengar pertanyaan tiba tiba dari bibir Vicky. " Iya gue panik, gue khawatir, gue cemas. Gue gak mau Lo kenapa napa, makanya gue panik," Tegas El lantang.

"Alasannya?,"

"Gak ada alasan, gue cuma mau Lo aman. Itu udah lebih dari cukup buat gue,"

"Kenapa? Gue bukan siapa siapa Lo?, gue bukan kerabat , sodara bahkan adik Lo. Bahkan kita baru kenal,"

"Bukan siapa siapa ,bukan berarti engga penting. Lo penting buat gue, lebih dari sodara, kerabat bahkan adik. Mungkin kita baru kenal, tapi itu bukan tolak ukur,"

"4 kata. Gue mau Lo aman. Udah simpel , apapun yang terjadi ," Tegas El , kemudian bergegas mengecek adonan tadi, beserta mixer nya.

Vicky mengamati pergerakan El, ia menatap pria itu sampai pada tempat nya. Sedikit pun ia tidak memberikan ruang lain, pada pandangan nya. " Entah ini fakta atau opini. Tapi hati gue bilang, Lo engga seperti apa yang gue tau,"

"Apa mungkin, itu Lo. Atau mungkin sisi lain dari diri Lo. El Ganendra Eros,"

**********

Adit masih berdiri memandangi foto keluarga El, tatapan penuh dengan teka teki, tajam penuh arti. Terukir senyum kecil, namun sangat misterius. " Keluarga Eros, sangat bahagia bukan. Gue juga turut senang melihat kehangatan foto ini,"

"Mengingatkan gue dengan keluarga,"

Clekkkk, terdengar seseorang membuka pintu kamar El. Telinga Adit langsung memberikan rangsangan kewaspadaan. Adit segera meletakkan bingkai fotonya, dan kemudian memperhatikan siapa yang akan memasuki kamar ini.

Ia berdiri agak jauh dari posisi nya tadi, perlahan pintu kamar El mulai terbuka. Langkah kaki ringan namun sangat kuat , mulai memasuki kamar El. Adit menoleh sampai tak sabar ingin mengetahui nya.

Tak perlu menunggu lagi, akhirnya seseorang muncul dan memasuki kamar El. Kedua mata Adit yang menegang, kini seketika memudar dan memunculkan ekspresi keceriaan kembali. " Ahhhh,, Lo Van. Gue kirain siapa," Jelas nya , menghela nafas.

"Dalem banget tuh nafas. Lo berharap siapa?,"

"Ya gue kaget, tiba tiba aja pintu kebuka sendiri. Gue kira hantu siang siang. Lagian Lo gak ada manggil atau ngetuk pintu dulu," Ucap Adit.

Devan menajamkan pandangannya, ia melangkah maju mendekati Adit. Apakah ada yang salah dengan ucapan kata pria itu?. Adit melirik kesana kemari, pertanda ia cukup bingung dengan reaksi Devan. " Kenapa Lo? natap gue tajem banget. Udah kayak punya dendam 7 turunan," Jelas nya agak gugup.

"Biasanya juga gue langsung masuk. Tanpa ketuk pintu. Kenapa sekarang Lo seakan lebih was was, " Jelas Devan, mengejutkan.

"Hah?,was was?," pikir nya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hahahaha. Becanda Lo ya, mana ada gue was was. " Sahut Adit cengengesan.

"Kalo omongan gue salah. Kenapa Lo keringetan?," Tunjuk Devan, pada dahi Adit yang mulai agak basah dengan keringat.

Adit melirik ke atas, ia segera memeriksa dahi nya. Dan benar saja keringat mulai keluar dari kulit nya, dengan segera ia mengusap keringatnya beberapa kali. " Engga. Gue cuma agak gerah aja, Lo gak liat cuaca diluar terik banget. Udah kayak tinggal di planet Merkurius,"

"Setau gue, suhu kamar El. Adalah suhu ruangan yang paling dingin. Sangat minim untuk kita berkeringat, walaupun setelah seharian diluar ,"

"Jelas Lo tau itu Dit," Tegas Devan, dari kata katanya ia seperti menyudutkan posisi Adit disini. Entah ada apa sebenarnya pada Devan. Dan mengapa ia mengatakan ini semua, seakan ada sesuatu yang ia tahu mengenai Adit.

Devan beranjak beralih, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Devan. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sambil mulai bersandar pada lemari mewah di kamar El. " Kenapa?, Kenapa Lo diem?,"

Adit mulai bingung, wajahnya tak bisa lagi menyembunyikan nya. Kali ini benar benar dia merasa terpojokkan dengan kata kata Devan. " Van, Lo kenapa sih? Belakangan ini kayak curiga banget sama gue, gak ngerti gue,"

"Gue gak curiga, gue cuma mastiin pandangan gue salah tentang Lo. Ada beberapa waktu saat perilaku seseorang tak bisa lagi terkontrol. Hanya segelintir orang yang bisa mengetahui hal ini,"

"Seperti ada sisi lain yang sengaja disembunyikan, dan menutup nya dengan kepribadian lain, agar tidak ada yang bisa menduga hal ini,"

"Itu adalah salah satu teknik penyamaran Camouflage behavior,"

" Dimana ini adalah, teknik menyesuaikan atau mengubah perilaku, penampilan, atau ekspresi agar tidak menarik perhatian atau agar tidak mudah dikenali dalam situasi tertentu," Jelas Devan, degan sangat detail.

Adit tak bisa mengatakan apapun lagi, kedua matanya mulai meredup. Ada sedikit kecemasan yang menghampiri nya saat ini. Wajahnya seketika menghilang tanpa jejak. Antara ia tak mengerti dengan penjelasan Devan, atau memang penjelasan itu benar adanya.

1
Roxanne MA
kak cerita kaka bagus² banget, will you be my inspiration story ka
Sweetpea: thanks you kak☺️
total 1 replies
Roxanne MA
ini noel yang recommended banget, seru dan bagus
Roxanne MA
baca adegan ini keinget film dilan
Roxanne MA
bagus thor, awalan bab saja sudah sebagus ini
Anonymous
makin penasaran sama ceritanya, lanjut thor. padahal cerita nya menarik ,, tapi masih sepi. semangat terus Thor 🔥🔥🥰
Anonymous
lucu banget Vicky, gengsi nya tinggi😅
Anonymous
Karya yang menarik, penuh teka teki dan tingkah lucu. Suasana kekeluargaan dan persahabatan sangat epic. Apalagi kisah remaja sangat bagus dan menarik ceritanya☺️☺️. Ditunggu bab bab gong nya.
Anonymous
makin seru ceritanya kak, bikin penasaran disetiap bab. Ditambah tingkah Adit dan Serra, jadi pemanis di sela sela plotwist.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!