NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:42.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan di Bukit Zarqam

Sejauh 100 km, mobil jeep hitam masih melaju tanpa arah di tengah jalanan kosong dikelilingi jurang-jurang. Terbentang sabana yang indah menemani perjalanan panjang mereka. Miko, masih terus mengamati sekitar yang tidak satupun melihat rumah penduduk. 

“Kita sudah sampai … dan di sinilah bukit Zarqam, tetapi tidak ada satupun rumah penduduk.” 

“Jika semua orang menganggap bukit ini angker, apa akan ada yang tinggal?” Miko, terdiam mendengar pertanyaan Lusi, dia rasa, salah mengucapkan kata. 

“Aku rasa tidak,” ungkap Zoya, mengalihkan pandangan semua orang dalam mobil. “Di sana … sekitar 20 km, aku melihat tenda, pasti ada seseorang di sana.” Tunjuk Zoya ke arah utara. 

“Bagaimana jika itu kumpulan teroris, jangan asal menduga … di sini negara perang bukan di negara kita. Jika salah langkah, maka nyawa kita terancam.”

Zoya, terdiam. Sangat terlihat dengan jelas, bahwa Lusi tidak menyukainya. Apapun yang Zoya katakan selalu salah, dan tidak pernah puas juga tak ingin kalah. Liodra, yang duduk di depan mendengus, ia kesal dengan sikap Lusi. 

“Tapi … dugaan dr. Zoya bisa saja benar. Aku pernah dengar dari salah satu sandera, mereka berasal dari bukit Zarqam dan tinggal di tengah bukit dengan jarak sekitar 100 km dari kota. Tidak ada salahnya jika kita pergi ke sana, kalian tidak usah takut karena ada aku. Aku membawa senjata jika sewaktu-waktu hal buruk terjadi,” ujar Miko membelokkan setir mobilnya, yang melaju lurus menuju tenda itu. 

Lusi terlihat kesal, yang tidak mengatakan apapun. 

Miko menghentikan mobilnya 3 km dari tenda. Liodra, Zoya dan Lusi mereka turun bersamaan setelah Miko, turun. Mereka mengamati sekitar dulu, sebelum akhirnya melangkah mendekati para anak-anak yang sedang bermain. 

Sebagian anak tercengang, mereka terdiam melihat keempat orang asing yang masuk ke wilayahnya. Hingga, satu dari mereka berlari memanggil tetua di sana. Tidak berselang lama, keluarlah seorang lelaki setengah baya, dengan pakaian khas timur tengah, berkarakter tegas dialah Zaeem Farouk, ayah Burhan yang selama ini memimpin kelompok mereka. 

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam,” jawab Miko dan ketiga wanita di belakangnya. 

“Maaf Zaeem, jika kedatangan kami menakuti anak-anak di sini.” Miko, bicara begitu lancar seakan tahu apa arti panggilan Zaeem. 

“Kalian dari Qodroh?” tanya Zaeem Farouk.

“Ya, kami ke sini untuk mencari teman kami. Karena tadi kami mendapat petunjuk dari salah satu barangnya yang mungkin ada di sini.” 

Zaeem Farouk tersenyum, lantas merangkul Miko. “Duduklah, mari,” ajaknya membawa Miko menuju tenda yang terbuka. Sepertinya sudah disiapkan untuk penyambutan tamu. Mereka, dijamu dengan minuman. Para penduduk pun ikut berkumpul menyaksikan.

“Saya Miko, dan ini ketiga teman saya mereka berdua dokter dan ini perawat.” Tunjuknya kepada Zoya, Lusi, dan Liodra.

“Apa benar kalian dokter? Bisakah membantu kami, anak-anak dan beberapa orang tua di sini mengidap penyakit aneh. Aku takut itu penyakit yang disebabkan oleh perang, aku mohon sembuhkanlah anakku.” Mohon seorang ibu. 

Lusi terdengar mendengus, tapi tidak dengan Zoya, yang langsung bertanya di mana anak itu. Zoya, langsung meminta izin kepada Zaeem untuk melihat anak-anak yang terserang penyakit. Zaeem pun mengizinkan, ditemani Liodra Zoya pergi menuju tenda mengikuti seorang ibu tadi. 

Ternyata benar, banyak sekali anak-anak yang sakit. Adapun para wanita hamil, mengingatkan Zoya, akan masa lalunya yang harus bertahan hidup di dunia perang dalam keadaan berbadan dua. 

***

“Pak Letnan! Pak Letnan!” teriak Burhan, menggema di sepanjang sabana. 

Ardian, sedang menyusuri jurang demi mendapatkan akar lenyar dan daun salmah untuk mengobati penduduk yang terkena penyakit cacar, demam dan diare. Mungkin jika di markas, Ardian sudah meminta para tenaga medis untuk mengobatinya tapi tidak di sini. Mereka tidak memiliki alat medis apalagi obat.

“Ada apa lagi Burhan? Aku belum menemukan akar lenyar itu. Daun salmah pun aku belum bisa menemukannya.” 

“Ini lebih penting pak Letnan. Di sana, kita kedatangan dokter dari Qodroh. Mereka sedang menjalani pengobatan sekarang.” 

“Qodroh … dokter?” Ardian terpaku.

“Ya,” jawab Burhan, penuh semangat. 

Ardian dan Burhan segera berlari menuju tenda. Setibanya di sana, para penduduk berkumpul untuk mengantri. Zoya, yang merupakan seorang dokter sangat sigap dan berinisiatif dia membawa beberapa obat dan alat medis lain untuk jaga-jaga. Walau awalnya, semua alat itu ia bawa untuk menyelamatkan Ardian. 

Ardian memindai sekeliling, dia mencari seorang wanita yang selama ini dirindukan. Namun, bukannya bertemu Zoya, Ardian malah bertemu dan melihat Lusi di sana. Seketika tubuhnya terpaku, yang menatap penuh kecewa.

“Ardian!” 

Lusi berlari, yang berhambur memeluk Ardian. Ardian, hanya diam tanpa membalas pelukan itu. 

“Ardian, aku sangat mencemaskanmu,” ucap Lusi, setelah melepas pelukannya. “Kau tahu … semua orang, ayahmu dan semuanya mereka sudah menganggap dirimu tiada Ardian. Tapi setelah aku melihatmu, ternyata firasatku benar kamu masih hidup. Ayah pasti senang mendengarnya.” Lusi kembali memeluk Ardian. 

“Ardian, kita pulang sekarang. Kamu harus kembali ke Qodroh, dan setelah itu kita pulang.” 

“Maafkan aku Lusi, aku tidak bisa kembali sekarang.” Ardian, menurunkan genggaman Lusi. 

“Kenapa?” Awalnya Lusi merasa heran tetapi setelah melihat luka di balik kaos oblong yang Ardian pakai membuat Lusi tercengang, mulutnya menganga lebar menatap sedih luka-luka itu. 

“Ardian, seharusnya kamu beritahu aku, aku bisa mengobatimu dan ….”

“Jangan konyol Lusi,” bantah Ardian. “Kamu pikir ini di Jakarta, yang langsung bisa menghubungimu kapanpun, pokoknya aku tidak akan pulang, masih banyak yang membutuhkanku di sini.” 

“Kenapa kau selalu memikirkan orang lain Ardian, kenapa kamu selalu mendahulukan mereka?” Lusi meninggikan suaranya, dan Ardian hanya menatapnya. 

“Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku.” 

“Lusi ….”

“Cukup!” bentak Lusi. “Aku, akan berada di sini denganmu, dan setelah urusan kita selesai kita harus pulang, aku tidak ingin mendengar bantahan darimu. Kita akan pulang setelah semuanya selesai.” 

Lusi, pergi dengan marah. Tapi sikapnya demikian tidak membuat Ardian, bersalah. Lelaki itu hanya menghela nafas seolah bosan menghadapi sikap Lusi yang selalu ingin dituruti. Tidak heran Lusi bersikap demikian, karena dia selalu dimanjakan orang tuanya.

Ardian, berjalan tertatih menuju tenda lain. Sambil menahan perutnya, Ardian terus berjalan walau rasa nyeri semakin kuat membuat mulutnya nyengir. Mulutnya mendesis, seolah tidak tahan dengan rasa sakit yang dirasakan akibat lukanya, kakinya tidak kuat lagi menahan pijakan, ditambah ia sudah berjalan sangat jauh demi mencari tanaman herbal itu.

Setibanya di ujung tenda, lututnya terasa kaku. Seketika tubuhnya oleng, bersamaan dengan kedua lutut yang menimpa tanah.

“Akh!” ringisnya, menahan pijakan tanah dengan kedua telapak tangannya. 

“Apa kau baik-baik saja?” tanya seorang Zoya, membuat Ardian termenung. Ia mendongak, sambil menoleh ke arah wanita berkemeja denim yang kini sedang merangkulnya. Namun, Zoya tidak menyadari itu yang terlalu sibuk dengan memapah tubuh Ardian.

Pandangan Ardian tidak pernah berpaling, yang terus menatap ibu dari anak kandungnya itu. Netranya begitu indah menyimpan kerinduan, hingga bibirnya yang mendesis kini tersenyum lebar melihat sang wanita yang selalu ia rindukan. 

“Duduklah, biar aku lihat lukamu.” Zoya, menurunkan Ardian di atas kursi kayu yang terdapat dalam tenda. Ia berjongkok, sebelum akhirnya terpaku setelah menatap lelaki yang baru saja ditolongnya.

“Ardian ….” 

1
Dini_Ra
Udah update ya, lanjut baca ya🤗
Nur Adam
lnju
Deliz Diaz Dla FM B
Lanjutannnnnnnnnnnnnnnnnnn
Bundanya Pandu Pharamadina
senam jantung💜❤, deg degan ikut gemeter bacanya, semoga Zoya dan anak²nya selamat.
Dafa Asri
baca nya Ampe deg degan Thor,,,semoga semua nya selamat,,,
Dafa Asri
kenapa dari pertama baca sampai episode ini blum ada kebahagiaan untuk Zoya thooor,,,kasihan bnget Zoya dan anak2 nya
Bundanya Pandu Pharamadina
lanjut kaka❤
berharap banyak part 🙏
Endang 💖
lanjut lagi kak
Enok Renmaur
lagh....kpn ni tua bangkotan yg syok berkuasa tu dpt karmax.
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
lanjut thor
Maizuki Bintang
lanjut thor, kejam amat si Cokro Thor. kasi ganjaran dia thor.geramnya aku..,.
Oktavianto Rizky Darmawan
seru thorrr
Kaylaa
sesi tegang
Enok Renmaur
rasax pingin ksh racun yg mematikan ntuk dua laki" ba***ngan yg tdk pntas d sebut ortu tu😡😡😡
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....
Bundanya Pandu Pharamadina
musuh ngga jentel, menghadapi Zoya dgn cara licik. semoga Adrian Zoya cepet bisa berkumpul sama anak² nya.
Soraya
lanjut thor
zh4insu
Apa yang terjadi dengan Zoya,,,? Apa mereka menyuntikkan obat agar Zoya bisa lupa dengan anak-anaknya?
Soraya
kasihan si kembar
Bundanya Pandu Pharamadina
Zoya di culik🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Lusi harusnya sadar, bang Adrian bukan jodohmu (lusi)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!