NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.


Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.


“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.


Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bubu pelit

Udara di mansion Andra terasa berbeda sore itu. Aroma melati dari pekarangan depan menyambut setiap langkah kaki Zareena ketika menuruni mobil. Elvano langsung melompat dari kursi belakang, membawa kucing kecil yang diberikan Chandra dan berlari ke arah halaman.

“Waahhhhhhh masih sama lumahna ya, mommy !” serunya senang.

Zareena mengangguk, menahan senyum. Mansion ini memang terasa asing beberapa hari terakhir tak ia tinggali. Tapi entah kenapa, kali ini langkahnya ringan. Seolah mansion ini tahu… Zareena akan kembali bukan untuk membawa 4marah, tapi untuk memberi kesempatan.

“Pelan-pelan, El! Jangan lari-lari !” panggil Andra sambil membawa dua tas besar milik istrinya. Dua pria yang menunggu di depan segera meraih barang tuannya.

Andra merangkul istrinya dan membawanya masuk. Pintu mansion terbuka dari dalam. Pelayan yang bekerja disana menyambut kepulangan Zareena dan Elvano.

“Selamat datang kembali, nyonya Zaree !!”

Zareena tersenyum ramah. Wanita hamil itu tampak memeluk satu persatu pelayan di mansion itu kecuali pelayan pria.

 Dalam sekejap, suasana rumah yang sempat hening berubah menjadi hidup. Angin dari taman belakang masuk, membawa aroma tanah basah dari siraman siang hari. Elvano menendang-nendang sepatu mahalnya di dekat sofa, sementara Zareena mengelus perutnya sambil melangkah masuk ke dalam bersama suaminya. Kedua tangannya sedikit menekan punggung bawahnya, nyeri yang biasa bagi kehamilan tujuh bulan.

Andra menghentikan langkah mereka di dekat tangga. “Oh, ya. Sementara kamar kita dibawah sampai kamu melahirkan. Mas tidak mau kamu naik turun tangga dengan membawa perut besar ini dan mas juga sudah minta bibi membersihkan kamar kita. Spreinya sudah diganti baru, bunga di vas juga yang kamu suka. Wangi lavender”

Zareena menatap Andra, ada perasaan mengembang di dadanya yang belum sempat dia beri nama. “Terima kasih, Mas…”

“Dan… aku membelikanmu kursi goyang. Seperti dikamar bubu Maverley. Kamu menyukai kursi itu, jadi mas membelikannya. Mas belikan yang lebih empuk. Buat nanti kamu nyusuin si kembar jika bayi kita sudah lahir,”

Zareena menelan ludah. Baru kali ini dia merasa diperhatikan dalam diam. Bukankah cinta yang tulus memang tidak selalu bersuara keras? Tapi ia masih harus menyelami niat itu lebih dalam. Apakah benar Andra tak bersalah?

“Mommy, Mommy ! Liat!” teriak Elvano dari arah penghubung pintu dapur sembari menenteng anggur di tangannya.

Zareena dan Andra mendekat.

“Ini, anggulnya banyak sekali !” seru Elvano, menunjuk buah penuh anggur merah dan ungu. “Boleh El main jual-jualan lagi?”

Andra tertawa. “Tentu boleh. Tapi jangan lupa makan dulu ya. Daddy udah minta bibi masakan opor ayam kesukaan kamu.”

“Opoll ayam, daddy ???” tanya Elvano dengan mata membulat.

Andra mengangguk, dan Elvano langsung bersorak kegirangan. “Yes! Opol ayam !!! El halus bilang Anna nanti, Anna pasti seneng juga nanti kalau main ke sini!”

Zareena tersenyum kecil sambil memeluk Elvano. “Mainnya nanti, ya. Sekarang kita mandi dulu. Badan kamu udah bau matahari!”

“Mommy juga!” seru Elvano jahil. “Pelut Mommy besal kaya... kaya balon!”

Andra spontan tertawa. Zareena pura-pura cemberut dan mencubit kecil hidung putranya. “Nggak sopan banget ini anak.”

*

*

*

Sore itu berlalu damai. Zareena duduk di kursi goyang di dalam kamar sambil mengelus perutnya. Tirai jendela dibiarkan terbuka, angin sore menari pelan menyentuh rambut panjangnya. Ia memandangi Elvano yang masih tertidur diatas ranjang sambil memeluk guling bayinya.

Ada keheningan yang hangat. Bukan sepi, tapi ketenangan. Andra masuk dengan segelas susu hangat.

“Minum susu dulu, Sayang,” katanya sambil meletakkan gelas di meja samping tempat tidur. Zareena menerimanya pelan.

“Kamu nggak capek, Mas?” tanyanya pelan.

“Capek. Tapi senang.” Andra mendekat dan duduk di lantai, bersandar di pinggir kursi goyang itu. “Terima kasih sudah mau pulang.”

Zareena mengangguk. “Ini juga rumahku.”

Andra menatap langit-langit. “Kamu tahu… aku takut kehilangan kamu. Tapi kamu masih di sini. Duduk di kursi yang sama. Minum susu dari gelas yang sama. Aku bahkan nggak tahu harus ngomong apa lagi.”

“Kamu bisa mulai dari ‘aku jujur’,” jawab Zareena, tak menatapnya.

Andra mengangguk pelan.

“Mas akan jujur. Tapi kamu harus siap. Karena mungkin kenyataannya nggak sesederhana yang kamu pikir.”

Zareena menatapnya, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan terakhir, dia berkata, “Aku siap.”

Keesokan paginya, mansion dipenuhi suara tawa anak-anak. Orianna datang bersama Marissa, dan langsung berlari ke kamar Elvano. Naasnya, Elvano yang hendak berganti pakaian dibuat kaget dengan dentuman pintu yang bertabrakan dengan dinding. 

Sosok Orianna bergelantungan sambil memanggil nama Elvano. Elvano yang terkejut langsung berteriak sambil menutupi area p4nt4tnya.

“AAAAAAAAAAAAAAA ELLL BELUM PACANG KOLOLLLLLLLLLL !!! AAAAAAAA !!!”

“ELLLLLLL !!! MAIN YO— EH ?!! ELLLLL!!! “ teriak Orianna. Gadis itu buru-buru  turun dan langsung menutup kembali pintu kamar Elvano. Gadis kecil itu mengusap dadanya kaget.

“El kulang copan kali !! Huft ! Huft ! Huft ! Telnodai mata Anna gala El… untung cepupu kalau bukan, maluuuuu Anna..”. 

Tangan gadis itu kembali membuka pintu, namun kali ini dia hanya membuka sedikit.

 “ El, cudah kau pacang kololnya ?” tanya Orianna pelan.

“Oli motol, ngapain di ciniiiii !!! Ngagetin Elll.. Tau El balu abis mandi belum pacang kololll !!” seru Elvano.

“Ekheee Anna nda tau !” rengek Orianna malu. “Cepatan Ellll !! Kebulu tokonya tutup !! Nda bica macuk kita !!!”.

“Toko mana ? Kan El udah nda di mancion bubu sama bucan,”

“Eh, iya ya.. Telus Anna ke cini ngapain, dong ?” tanya Orianna bingung sambil mengintip Elvano dari luar.

“Ya, El nda tahu.. El aja balu abis mandi..”

Setelah selesai berganti pakaian, Elvano keluar sambil membawa anak kucingnya. Orianna menatap kucing kecil itu dengan tatapan aneh.

“Itu kucing bubu benelan di kacih ?” tanya Orianna sambil membuka pintu dengan lebar.

“Benel kok di kasih, kila citu El nyuli ya ?” ucapnya sambil menatap sengit Orianna.

Orianna menggaruk kepalanya. “ Nda cih, coalnya bubu pelit cama Anna. Tapi, Anna udah lekues pelihalaan cama ayah !”.

“lekues apa ? Kelinci ? “ Orianna menggelengkan kepalanya.

“Bulung kenalin ?” tebak Elvano.

Lagi-lagi Orianna menggelengkan kepalanya. Kedua bocah menggemaskan itu perlahan turun tangga. “ Telus apa dong ? Nda mungkin kamu lekues buaya sama mokondo !!” tuduh Elvano.

Orianna yang dituduh menggeleng keras kepalanya. “ Ndaa yaaaa !!! Cembalangan !! Anna ini pelempuan cantik banyak uang, tidak suka sama betina !!”.

Wajah Elvano mendadak datar. Dia menatap wajah sepupunya dengan tatapan datar  “ Yang bilang citu suka sama betina ciapa ??? El nda bilang gitu ya ! Janan asal nuduh !”.

“Anna nda nuduh, citu kok ya ! Citu kali yang melasa !!” sahut Orianna tak mau kalah.

Keduanya adu mulut ditengah tangga, untungnya Andra hendak keluar sehingga dia mendengar perdebatan dua bocah menggemaskan itu.

“Heh hey kalian berdua ! Turun ! Turun !! Jangan berdebat di tengah tangga !!” tegur Andra panik.

Mendengar suara Andra keduanya menoleh. Orianna yang kesal segera melanjutkan langkahnya meninggalkan Elvano yang terheran.

“ Kenapa betina celalu malah cih  gitu aja ngambek. Dasal betina !” ketus Elvano dan ia pun ikut menyusul sepupunya yang sudah tiba di lantai dasar.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
next
Heni Mulyani
lanjut
Yuni Anto
next Thor gpl /Angry//Determined//Angry//Determined/
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
DISTYA ANGGRA MELANI
Lnjt up doble
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!