Tinggalkanlah suamimu yang penyakitan itu,dan kamu akan bibi jodohkan dengan orang yang lebih segalanya dari dia,Sintia....
Didalam sebuah kamar,seorang lelaki bernama Rizki Permana terbaring tidak bisa melakukan apa apa karena suatu penyakit, dan dia mendengar teriakan dari bibi istrinya yang menyuruh berpisah denganya,tanpa terasa air matanya pun perlahan turun.
Disaat Rumah tangga Rizki dan Sintia banyak ditentang keluarga Sintia.
Sementara itu di tempat lain seorang gadis sedang termenung,apakah aku benar benar telah jatuh cinta pada Rizki,tapi kan dia sudah punya istri...gumam nya.
Ya,gadis itu adalah Bela Sri Mukti,seorang putri tunggal bos besar sekaligus atasan dimana tempat Rizki bekerja.
Akankah Rizki dan Sintia bisa mempertahankan rumah tangganya...?
Dan bagai mana cara Bela memperjuangkan cinta nya.....?
Yu ikuti perjalanan kisah cinta dan perjuangan mereka hanya di NT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3RSEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji dalam do'a
"Diperjalanan".
"Bela mengemudikan mobil nya dijalan raya,dengan suasana hati yang gembira.Senyum dibibir nya terus merekah.
Ya,bagai mana tidak bahagia,selama ini Bela terus terusan was was takut kedua orang tuanya tidak mendukung tentang perasaan nya.
Teringat dengan omongan sang papa.....perlahan senyum dibibir nya luntur.Haduh,gimana kalau mas Rizki tidak menyukai ku.Bagai mana kalau dia tidak menerimaku,dalam pikiran yang berkecamuk,tidak terasa ternyata dia telah sampai di pekarangan rumah Rizki.
Bela keluar dari mobil dan langsung menuju rumah Rizki.
"Klik......dia membuka pintu.Ya,bela sudah biasa membuka pintu rumah Rizki tanpa permisi atau mengetuk pintu terlebih dahulu.Bahkan Sintia pun tidak mempermasalahkan nya.
Setelah membuka pintu dia celingukan,mencari keberadaan Sintia.
"Kak......kak Sintia,Bela memanggil Sintia yang sudah dia anggap sebagai saudari nya itu.(pengakuan sepihak sih☺️).
Tak lama,mendengar Bela memanggil nama nya Sintia pun muncul dari dapur.
"Eh...Bela,tumben baru datang lagi.Aku kira kamu sudah tidak akan kesini lagi...Ucap Sintia.
"Bela yang mendengar Sintia berbicara seperti itu,tentu saja kaget,dia pikir Sintia tidak mengharapkan dirinya datang lagi.
"Bela pun mulai berkacak kaca sambil memandang Sintia.Ka kenapa,apa aku tidak boleh datang lagi kesini,sambil mengerucutkan bibirnya.Bela berkata lirih.
"Sintia pun hanya memandang nya datar tanpa ekspresi.
Yang mana malah membuat Bela semakin panik.Bela pun segera menghampiri Sintia dan menggenggam tangan Sintia.
"Ka,apakah aku bener bener tidak boleh datang lagi,hiks....Bela pun menangis,sambil menundukkan kepala nya.
Tanpa sepengetahuan Bela,Sintia tersenyum tipis,segera dia melepas genggaman tangan nya dari Bela.
"Bela pun sontak saja kaget.Karena Sintia melepas genggaman tangan nya.Buru buru Bela memeluk Sintia.
"Ka.....hiks....hiks....sambil memeluk Sintia,Bela menangis.
Maafkan aku,aku mohon maafkan aku ka,sambil bergetar Bela terus saja menangis.
Mendengar Bela yang minta maaf,Sintia mengerutkan kening nya.
Puk,Sintia menepuk bahu Bela yang sedang memeluk nya.Kenapa kamu minta maaf hmmm,apa kamu merasa punya salah.
"Perlahan Bela melerai pelukannya,dan memandang lekat mata Sintia.
"Melihat Sintia yang malah tersenyum.Bela akhir nya merasa lega,dia pikir Sintia marah atau sudah menyadari kalau dia menyukai suaminya.
"Hey.....malah bengong,jawab dulu,kenapa kamu minta maaf.....hmm.
"Bela pun tersenyum dan menggelengkan kepala nya,dan malah kembali memeluk Sintia.
Sintia pun hanya pasrah saja,bukan nya menjawab,Bela malah memeluk nya kembali.
"Setelah tenang Bela melepas pelukan nya,ka bagai mana keadaan mas Rizki.Eh,menyadari ucapan nya salah Bela pun melengos sambil tersipu,sekaligus deg degan.
Melihat tingkah Bela,Sintia semakin yakin,kalau Bela menyukai suami nya.
"Dia pun mengelus dada nya,perih tentu saja perih,seandainya benar kalau Bela menyukai suami nya.
Heh,Sintia menghela nafas,mencoba menetralkan perasaan nya,wanita mana yang akan mau kalau cinta nya di bagi dua.
"Tapi dia sudah berjanji dalam do'a nya,kalau tuhan mengirimkan obat tentang penyakit suaminya,melalui perantara manusia,kalau laki laki dia dengan sukarela menganggap nya sebagai kakak angkat.Dan kalau perempuan dan perempuan itu menyukai suami nya dia akan dengan suka rela membagi cinta nya.
"Bela,sebenar nya keadaan mas Rizki semakin hari kian memburuk.Setiap kali makan atau minum selalu saja dimuntahkan kembali.Bahkan muntah nya selalu bercampur darah.
"Kak,yang sabar ya.Bela pun hanya bisa mengucapkan kata sabar untuk menenangkan Sintia.
"Sebenarnya selama beberapa hari ini,aku juga sedang berusaha menemukan penawar racun itu.Bahkan papa juga sampai menghubungi teman nya yang ada diluar negeri siapa tahu ada kenalan yang bisa mengobati mas Rizki ka.Lagi lagi,Bela menyebut Rizki dengan panggilan mas yang mana membuat nya malah semakin memunculkan rona merah di pipinya.
"Grep,Sintia memeluk Bela dengan erat......hiks....hiks.
Bela tentu saja kaget yang mana tubuh nya tiba tiba dipeluk Sintia.Terima kasih Bel,terima kasih.Aku sebenarnya sangat bingung,di satu sisi aku ingin mas Rizki segera sembuh.
Tapi....hiks....hiks.......Sintia mahal menangis sesenggukan,tanpa bisa meneruskan ucapan nya.
Dengan pelan Bela mengusap usap punggung Sintia,yang keadaanya sedang rapuh itu.
"Menangis lah ka,jangan terus di pendam sendiri,aku akan dengan senang hati mendengarkan segala keluh kesah mu.
Aku kan sudah bilang ka,kalau butuh sesuatu tinggal telpon saja,jangan sungkan.Sekarang ka Sintia punya aku,jangan merasa sendiri.
Setelah merasa tenang,Sintia perlahan duduk kembali dengan tenang.Sembari menghapus sisa air mata nya.
"Ka.....apakah aku bo.bo...boleh melihat mas Rizki.Dengan ragu ragu,Bela minta ijin pada Sintia untuk melihat Rizki.
Mendengar Bela yang minta ijin melihat suaminya Sintia pun tanpa ragu menganggu kan kepalanya.Ya sudah,temenin aku ka melihat mas Rizki.ucap Bela.
Mereka berdua pun berjalan menuju kamar yang menjadi tempat Rizki terbaring.
"Klik,setelah memasuki kamar.Bela tertegun melihat keadaan Rizki,tanpa sadar air matanya menetes,dan itu tak luput dari pandangan Sintia.
"Kak,kasihan sekali mas Rizki,pasti dia sangat tersiksa dengan keadaan nya ini.Tega sekali orang yang meracuni nya.Sebesar apakah kesalahan yang dia buat,sehingga membuat nya sampai begini.Ucap Bela,sambil menoleh kearah Sintia.
Akhirnya kedua wanita itu saling berpegangan tangan saling menguatkan satu sama lain.Kalau dilihat sepintas dua wanita itu seperti saudara kandung saja.
"Maa...maa.Eh,kedua wanita itu kaget mendengar seseorang yang memanggil mama.
"Bela dan Sintia pun menoleh kearah sumber suara,dan ya,terlihat lah bocah laki laki yang sedang memandang kearah keduanya dengan tatapan bingung.
Ternyata bocah itu Ilham yang tidur disamping Rizki tanpa di sadari oleh mereka dan terbangun setelah mendengar perbincangan Sintia dan Bela.
"Eh......nak kenapa tidur disitu,sini kasihan ayah sedang istirahat,jangan di ganggu.
Rizki pun mengerjakan mata nya karna mendengar suara Sintia.
"Mas......maaf,berisik ya istirahat lagi aja,ucap Sintia sambil mendekat dan mengelus rambut suaminya.
Ga apa apa,mas sudah cukup ko istirahat nya.Tadi sebelum tidur,Ilham datang mendorong pintu kamar dengan susah payah dan naik ke tempat tidur,heh.
"Hampir saja dia terjatuh saat menaiki tempat tidur,dia dengan susah payah berusaha menggapai tangan ku.
"Aku ini ayah yang buruk,hanya bisa melihat saja ketika Ilham hampir terjatuh.
"Mas,jangan ngomong gitu dong,wajar kan kalau mas tidak bisa mengendong Ilham,kan mas nya juga sedang sakit.
Ketika akan di ambil,Ilham malah memeluk sang ayah dengan erat.
"Ee.eee....Ilham pun malah menangis ketika Sintia memaksa memangku nya,dan semakin erat memegang baju Rizki.
Biarin aja ka,mungkin sedang kangen dengan ayahnya,ucap Bela.
"Rizki pun menoleh mendengar suara Bela.Ternyata Rizki tidak sadar,kalau ada mantan atasan nya juga di kamarnya.
Eh....Bu Bela,maaf saya kira tadi tidak anda disini.
"Senyum Bela pun luntur,mendengar rizki yang masih memanggilnya dengan formal.
Melihat itu Sintia melirik dan melihat raut wajah sedih Bela,yang mendengar ucapan canggung suami nya.
"Ti...tidak apa apa Ki,santai saja jangan terlalu formal dengan ku.Kan kamu juga sudah mengundurkan diri dari perusahan jadi aku sudah bukan atasan mu lagi.ucap Bela.
"Ki...kamu jangan menyerah ya,tetap semangat untuk sembuh.Jangan menghancurkan harapan ka Sintia.
Kasian ka Sintia,kalau kamu tidak semangat untuk bisa sembuh.Keyakinan kamu untuk bisa sembuh kembali,itu akan membuat ka Sintia juga tidak sedih.Jadi kalau kamu sayang sama istrimu,optimis lah untuk sembuh,ujar Bela.
"Rizki,yang mendengar Bela berbicara.Hanya menghela nafas pasrah.Bukanya Rizki tidak mau untuk sembuh,tapi dia sadar diri,dengan keterbatasan ekonomi,bagai mana mungkin dia bisa mendapat penawar racun yang bahkan belum bisa ditemukan itu.
Biarkan aja sayang Ilham disini.Aku kangen ingin bermain dengan nya,ucap Rizki pada Sintia.
Sintia hanya pasrah saja,dengan keinginan suaminya.Tidak di pungkiri juga kalau Ilham pasti kangen juga dengan ayah nya.
Ya sudah mas kalau gitu,tapi hati hati jangan sampai dia mengganggu istirahat mu ya.Kalau ada apa apa panggil aja ya.
Aku mau nemenin Bela dulu,ucap Sintia sambil beranjak dan mengajak Bela untuk keluar kamar nya.
Setelah keluar dari kamar,Bela dan Sintia pun duduk kembali.
"Bel,Eh....iya ka...ada apa?.
"Hem......gini Bel......anu.Melihat Sintia yang seperti ragu untuk bicara,Bela pun memegang tangan Sintia.Ada apa ka,katakan saja jangan sungkan.
"Huh,setelah menarik nafas,kenapa kamu begitu baik pada keluarga ku,bahkan sampai menyuruh pak Heri mencari penawar racun mas Rizki.Bukan nya aku ga mau di bantuin.Tapi sepertinya ini terlalu berlebihan bel.
"Bela pun mengerjap kan mata nya,kaget dengan pertanyaan Sintia.Karena ga mungkin juga kan dia jujur kalau sebenar nya dia menyukai Rizki.
Melihat Bela yang terkejut,Sintia pun tersenyum.Apa kamu menyukai mas Rizki,Bel.
"Deg,Bela gelagapan,semakin bingung mau menjawab seperti apa.
"Kalau kamu benar benar menyukai mas Rizki.Sintia menjeda ucapan nya sambil memperhatikan respon Bela.
"Kak,jangan salah faham ya,aku.....aku,Bela tak bisa meneruskan ucapan nya.
"Tidak apa apa Bel,aku rela berbagi suami dengan mu,kalau kamu bener bener menyukai mas Rizki.
Eh,Bela semakin di buat kaget mendengar penuturan Sintia.
"Asal dengan sarat.......
3R_SEL