Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Syifa
"Maksudnya apa mas, jangan membuat Syifa berfikir aneh. "
Dika mengambil foto keluarganya, " Syifa di foto ini memang aku, dia Steven Clif papa aku dan wanita ini Maya Maharani dia mamaku, dan MHDS grup adalah milik keluaragaku,
Syifa hanya tertegun, pikirannya kacau, orang yang selama ini dia kenal adalah orang kaya " jadi siapa nama mu"
"Namaku Mahardika Steven, MHDS diambil dari namaku Fa"
Dika menggenggam kedua tangan Syifa, "Syifa aku sangat mencintai mu, maafkan aku, aku sudah membohongi mu, Syifa aku benar benar jatuh cinta padamu,"
Syifa melepaskan genggaman tangan Dika, butiran kecik dari matanya terjatuh dipipi, dengan lembut Dika mengusap air mata Syifa.
"Syifa, aku pergi dari rumah karena orang tuaku ingin aku menikah dengan Naura, aku sudah menuruti keinginan mereka selama ini, tapi untuk menikah aku ingin hidup dengan pilihan ku"
" Jadi mba Naura itu calon tunanganmu mas Dika" Syifa Menatap Dika dengan penuh misteri
Pak Steven masuk ke ruangan dan berdehem " ehemm, sudah selesai kalian. "
"Papa, "
Syifa langsung berdiri.
"Oh kamu Syifa, Syifa kamu sudah tahu siapa Dika, apa kamu masih pantas berteman dengan Dika, status sosial mu sudah sangat jauh berbeda" ucap tegas Pak Steven.
"Pa,," sahut Dika
Syifa menunduk meneteskan air mata, walau Dika tidak pernah mengatakan cinta dan status mereka berteman, namun Syifa sangat mencintai Dika apalagi kejujurannya kepada sang ayah untuk melamar dan menikahinya namun harapan itu kandas setelah tahu siapa Dika sebenarnya.
Dika kembali menggenggam tangan Syifa, " Pa, aku tetap akan menikahi Syifa dengan atau tanpa persetujuan papa. "
"Karena gadis ini kamu membangkang. "
Dika tidak menjawab apapun, dia langsung membawa Syifa pergi dari hadapan pak Steven.
Semua orang menatap kepergian Dika dan Syifa.
Pak Steven menelpon Bayu. "Bayu keruangan ku segera".
Tak berapa lama Bayu datang, " Bayu tolong kamu persiapkan acara pertunangan Dika dengan Naura secepat mungkin. "
"Secepat mungkin pak, " Bayu merasa kaget.
Pak Steven hanya diam, tangannya mengepal nafasnya terasa sedang menahan amarah.
Bayu yang tahu kondisi pak Steven dia langsung pergi.
...****************...
Dika mengajak Naya pergi kesebuah taman dekat perusahaan MHDS mereka saling terdiam.
Syifa menghempaskan nafasnya, "Mas Dika sejak kapan kamu menyukaiku. "
"Sejak pertama kali bertemu denganmu, saat pertama kali kamu menolongku dari amukan warga, disitulah aku melihat sebuah ketulusan"
"Kenapa Mas Dika tidak pernah jujur? "
"Karena aku takut kamu akan menghindari ku Fa, "
"Ya, mas Dika benar andai aku tahu lebih awal kalau mas Dika ini orang kaya, mungkin aku tak kan pernah berani jatuh cinta padamu, aku mohon sama mas Dika jangan pernah katakan siapa mas Dika didepan orang tuaku. "
"Fa,, aku akan melamar mu secepat mungkin,"
"Sekarang aku tahu posisiku mas, aku tidak mengharapkan mas Dika menikah dengan ku, cukup sampai disini aku mengenalmu mas, "
Syifa beranjak dari duduknya, dia perlahan pergi meninggalkan Dika, Dika masih terpaku, dia sengaja tidak mengejar Syifa, hanya menelpon Bayu untuk mengantar Syifa pulang.
Syifa berjalan lunglai, duduk terdiam di tepian jalan, tatapannya kosong, sesekali air matanya jatuh, mengingat perkataan Pak Steven, harapannya mungkin kandas untuk menikah dengan Dika.
"Mba Syifa, " seseorang menyapa
Syifa menoleh " Pak Bayu!"
Bayu duduk di samping Syifa, " Aku tahu Dika seperti apa mba, kami dibesarkan bersama bagiku Dika adalah sosok kakak yang bertanggung jawab, dari kecil dia selalu di tekan untuk menuruti segala keinginan orang tuanya, dia sudah muak menjadi boneka orang tuanya, hingga pada suatu hari oak Steven menjodohkan Dika dengan Naura, alasan utamanya bisnis, Dika menolak hingga dia kabur dari rumah, dia menjalani kehidupan yang selama ini dia inginkan tanpa tekanan dari siapa pun, saat itu dia kembali ke rumah, namun keinginannya terhenti, sejak dia jatuh cinta dengan seorang gadis yang sederhana, yaitu kamu mba,".
Syifa menoleh ke Bayu, " aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. "
"Mas Dika mengirimku kesini untuk mengantarkanmu pulang mba, kalau mba Syifa mau pulang akan saya antar. "
Tanpa penolakan Syifa pulang diantar Bayu menggunakan mobil mewah.
...****************...
Erlinda sudah siap siap pulang ke Jakarta perasaannya begitu sangat bahagia, dia sudah di kamar Elvan dan sebentar lagi pasti akan menikah.
Sebuah mobil datang ke rumah dinas Erlinda.
"Mas Elvan, " teriak Erlinda bahagia
"Kita cari oleh oleh dulu ya Lin, penerbangan masih dua jam lagi. "
"Oke mas! "
Erlinda masuk kedalam mobil, mobil melaju cukup cepat, hingga akhirnya mobil itu berhenti di sebuah toko khas, semarang.
"Lin, kamu pilih makanan yang kamu suka, jangan lupa adik kamu yach. "
Erlinda mengambil beberapa makanan khas semarang,
"Sudah mas. "
Elvan membayar dengan kartu kreditnya,
"Lin, sekarang kita ke toko baju yach, " ajak Elvan.
"Ya mas,"
Kebetulan toko baju dekat dengan toko makanan, Erlinda melihat lihat baju kebaya.
"Mas kita beli baju kebaya untuk prewed disini yach, "
"Yach kita cari yang cocok, kamu suka yang mana"
Erlinda memilih beberapa baju kebaya, dia mengambil baju kebaya yang cantik berwarna denim,
"Lin, Syifa gak di pilihin juga, dia adik kamu kan".
"Sebenarnya aku sudah milih untuk Syifa mas, nanti aku bayar sendiri pakai uang Erlinda"
"Gak usah Lin, biar mas yang bayar, kita ke kasir sekarang, jangan lupa paper bagnya masing masing. "
Erlinda mengangguk bahagia, dia hanya menganggap Elvan begitu perhatian terhadap Syifa tanpa curiga Elvan memendam cinta untuk Syifa,
...****************...
Dirumah Bu Isma tetangga Syifa sedang diadakan arisan rutin ibu ibu, mereka berkumpul,
"Ibu ibu besok kita kondangan bareng ke rumah Bu Rima yach, " ujar Bu Yanti.
"Calon mantunya Bu Rima ternyata dia menejer, " ucap salah satu ibu arisan.
"Cuma menejer, " sahut Bu Ningsih
"Bu, Ningsih ini menejer saja sudah bangga loh Bu, " kata Bu Yanti.
"Calon mantuku dia wakil direktur di MHDS, " Bu Ningsih pamer dan merasa bangga.
"Syifa Bu" Sahut istrinya Pak Kirno.
"Kok Syifa, Erlinda dong, kalau Syifa pacarnya kan cuma satpam, " Bu Ningsih tersenyum sinis
"Loh itu ada mobil mewah kerumah Bu Ningsih, " kata Bu Yanti.
Ibu-ibu yang ikut arisan pun kepo mereka keluar melihat mobil mewah yang datang.
"Itu pasti Erlinda yang pulang, "
Seorang lelaki muda turun dari mobil, " Wah gantengnya kayak artis Cina"
Mereka saling berebut untuk melihat, pemuda itu membuka pintu mobil, Syifa keluar,
"Loh itu Syifa, " celoteh Bu Yanti
Bu Ningsih langsung pulang kerumah.
"Pak Bayu mau mampir dulu kerumah" basa basi Syifa.
"Maaf mba lain waktu saja kalau sama mas Dika. "
"Syifa siapa Dia, " teriak Bu Ningsih dengan nada tinggi.
"Maaf ibu Saya Bayu. "
"Pinter banget kamu gaet laki laki Fa. "
"Maksud ibu apa. " ucap Syifa.
"Maaf ibu saya permisi dulu, mba Syifa mari, " Bayu berpamitan.
"Hati-hati pak Bayu. "
Mobil Bayu melaju, Syifa masuk ke rumah, Bu Ningsih membuntuti Syifa " Dia siapa Fa, ganteng pacar kamu. "
"Bukan Bu, maaf Bu Syifa lelah mau tidur. " Syifa langsung masuk ke kamarnya,
"Dasar anak k*r" ng *j*r." Bu Ningsih kesal.