NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:66.5k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1. TIDAK ADA YANG SIA-SIA

Fiona tersenyum dengan mata berkaca-kaca menatap sepasang pengantin yang bersanding di atas pelaminan.

Mempelai prianya adalah laki-laki yang dulu selalu mengejarnya. Namun, selalu ia tolak karena menikah masih jauh dalam angannya. Namanya Teddy, seorang dokter spesialis anak yang merupakan teman sejawat adiknya sekaligus anak direktur rumah sakit tempat adiknya bekerja.

Berbagai cara Teddy lakukan untuk mendekatinya. Dan ia secara terang-terangan selalu menjauhi laki-laki itu. Suatu hari, Teddy tak pernah lagi muncul di hadapannya. Seharusnya ia merasa senang, tapi ternyata hal tersebut menciptakan sesuatu yang berbeda. Seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Ia merasakan kekosongan dalam hatinya. Bayang-bayang Teddy terus menghantui pikiran.

Sampai akhirnya ia baru menyadari sesuatu. Jika sebenarnya ia juga memiliki perasaan terhadap Teddy. Hanya saja karena belum siap menikah membuatnya tak menyadari perasaannya itu.

Ia pun mencoba memantaskan diri. Membenahi penampilan yang selalu terbuka itu menjadi lebih tertutup dengan pakaian syar'i. Banyak belajar lagi mengenai agama di sebuah pondok pesantren, supaya bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah, istri, dan ibu dengan lebih baik, serta untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan memahami ajaran agama, istri bisa lebih memahami kewajibannya dalam beribadah, menjaga akhlak, mendidik anak, dan mengelola rumah tangga sesuai dengan syariat Islam. 

Namun, Ia terlalu sibuk belajar, sampai membuatnya terlambat menyatakan cinta. Ia harus menerima kenyataan saat tak lagi bisa menggapainya melainkan hanya dapat menatapnya dari kejauhan bersanding dengan wanita lain. Teddy telah dijodohkan dengan wanita pilihan orangtuanya.

Bagaimanapun ia mencoba berlapang dada, namun tetap saja ada rasa sesak di dalam sana. Ternyata melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras mengubur rasa yang sudah terlanjur tumbuh dalam hatinya.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua." Fiona menjauh dari aula pernikahan sambil mengusap sudut matanya. Tadinya ia ingin naik ke pelaminan, memberikan kado dan juga memberi selamat. Namun, urung karena ia takut tidak bisa menahan air matanya saat berhadapan dengan Teddy.

Ia menghampiri adik dan iparnya yang tampak sedang berbincang-bincang dengan beberapa para tamu.

"Ai, kakak titip kadonya sama kamu aja, ya."

"Loh, kenapa bukan kakak sendiri yang ngasih?" tanya Aidan.

Fiona melirik ke arah pelaminan, dimana terlihat masih banyak para tamu yang mengantri untuk memberi selamat pada kedua mempelai.

"Masih ramai, Ai. Kakak lagi buru-buru mau ke pondok, mau jemput ustazah Dian. Siang ini udah janji mau ikut ke pengajian di salah satu rumah teman ustazah Dian.

Aidan tersenyum. Ia menatap sang kakak penuh kekaguman. "MasyaAllah, sering-sering aja ikut ustazah Dian pengajian, kak. Biar lama-lama kakak juga jadi ustazah."

Fiona hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Ia memberikan kado untuk pengantin pada adiknya, kemudian berpamitan pergi.

"Ai, Jihan, kakak duluan ya."

"Hati-hati di jalan, Kak."

*******

Adzan berkumandang ketika Fiona sampai di pondok. Ustazah Dian yang memang sudah menunggunya langsung mengajaknya untuk sholat berjamaah.

Usai sholat, kedua wanita berbeda generasi itupun lekas menuju tempat pengajian.

"Kenapa, Fio?" tanya ustazah Dian pada Fiona yang sedang mengemudi dan tampak sedikit melamun.

"Gak apa-apa, Ustazah. Cuma lagi sedikit galau aja," ujar Fiona diiringi senyuman tipis.

"Galau kenapa?"

Fiona menoleh sebentar menatap wanita yang seusia dengan mamanya itu.Wanita yang telah banyak membimbingnya selama belajar di pondok.

"Aku merasa, apa yang sedang aku usahakan untuk menjadi yang terbaik, rasanya jadi seperti sia-sia, ustazah."

"Segala kebaikan yang kita kerjakan, tidak ada yang sia-sia. Seperti halnya doa. Tidak ada doa yang sia-sia. Allah akan menjawabnya dengan 3 cara, dikabulkan, diganti dengan yang lebih baik, atau ditunda untuk kebaikanmu." Ustazah Dian mengembangkan senyuman tipis. Meski tidak paham tentang apa yang dimaksud Fiona, setidaknya ia bisa memberikan sedikit nasihat agar gadis itu tidak berputus asa.

"Sesungguhnya Allah lebih tahu segala perkara. Cukuplah meminta yang terbaik menurut-Nya, bukan yang terbaik menurut kita. Berserah lah pada Allah dan pada apapun keputusan-Nya," tambahnya lagi.

Fiona tersenyum. Ia sedikit merasa lebih tenang mendengar apa yang disampaikan ustazah Dian. Yah, seharusnya ia meyakini bahwa semua takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz, termasuk perkara tentang jodoh.

"Ayo masuk," ajak ustazah Dian ketika sampai di tempat tujuan.

Fiona mengikuti ustadzah Dian memasuki rumah megah itu. Mereka pun disambut hangat oleh sang pemilik rumah. Seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik meski usianya tak lagi muda.

"Ini siapa, Ustadzah?" tanya wanita paruh baya itu sambil melirik Fiona.

"Bisa dibilang salah satu santri di pondok. Cuma dia gak mondok," jawab ustadzah Dian sembari tersenyum. "Namanya Fiona," tambahnya.

"Masya Allah, nama yang cantik, secantik orangnya dan juga pasti cantik akhlaknya," puji wanita itu.

Fiona hanya diam mendengar pujian itu. Andai wanita itu tahu bagaimana kepribadiannya dulu, yang selalu tampil glamor.

"Oh ya, kebetulan Damar baru pulang dari luar negeri beberapa hari lalu." Wanita paruh baya itu memanggil putranya yang sedang menyalami beberapa tamu. Lelaki itupun mendekat.

"Masih ingat sama Damar, kan?" tanyanya menatap ustazah Dian.

"Masya Allah, Damar sudah sedewasa ini," ucap ustadzah Dian menatap lelaki di hadapannya.

"Assalamualaikum, Ustadzah," sapa lelaki itu sembari tersenyum.

"Waalaikumsalam, Nak. Apa sekarang sudah punya calon?"

"Itu dia masalahnya, Ustadzah. Damar ini susah sekali mau cari pasangan. Semua anak teman yang sudah saya kenalkan ke dia ditolak semuanya. Gak tahu mau cari yang bagaimana," imbuh wanita paruh baya itu.

"Belum ketemu yang pas, Ma." Lelaki itu mengulas senyum. Sesekali melirik wanita yang berdiri di samping ustadzah Dian.

Sadar sedang diperhatikan, Fiona segera mengalihkan pandangannya ke arah lain dan sedikit mundur dari samping ustadzah Dian.

"Memangnya kamu itu cari yang seperti apalagi, sih?" tanya sang mama dengan sedikit ketus. Selalu kesal mendengar jawaban putranya yang selalu berkata belum ketemu yang pas.

"Yang sederhana aja sih, Ma. Gak perlu cantik yang penting bisa menjaga penampilannya."

"Mana ada perempuan yang gak cantik, Damar. Semua perempuan itu cantik. Penilaian manusia yang membedakan," tegur sang mama.

"Ya kalau dapat yang cantik juga sholehah. Alhamdulillah, itu bonusnya, Ma," ujar Damar.

"Aamiin, semoga kamu dapat jodoh yang terbaik," sahut ustazah Dian.

"Aamiin, kabulkan lah ya Allah. Biar Mama senang dan gak jodoh-jodohin aku lagi," gurau Damar yang membuat ustadzah Dian tertawa pelan.

Fiona pun tampak menahan tawa mendengarnya. Namun, tak pula mengeluarkan suara. Ia hanya diam menjadi pendengar.

Damar pun beranjak untuk bergabung barisan para lelaki. Begitupun dengan Fiona dan ustadzah Dian yang bergabung ke barisan para wanita.

Acara pun berlangsung. Semua yang hadir mendengar tausiyah yang disampaikan dengan khidmat. Begitupun dengan Fiona, ia seakan larut pada setiap kalimat menyentuh yang disampaikan. Hingga tanpa ia sadari, seseorang yang duduk di barisan lelaki sesekali menatap ke arahnya.

1
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Adelia Rahma
suh si Teddy bear ini.. gimana kamu mau adil untuk sekarang aja kamu gak bisa tegas dengan istri tersayang mu coba
Nurlinda: kasih paham mak
total 1 replies
Dwi Rustiana
heh beruang dah bagus fio mau nurutin kemauan istri Kunti kamu itu jadi jangan ngadi2 ya dimana2 poligami itu bakalan berat sebelah g akan bisa adil jadi g usah ngehalu ya
buat damar berusahalah karena bukan hanya maaf Fiona yang bakalan susah kamu dapat nantinya tapi jga keluarga besarnya karena fio itu putri kesayangan jadi selamat berjuang semoga semesta menjodohkan kamu sama fio
🤭🤭🤭 eh salah semoga Mak nur menjodohkan kamu ama fio
Nurlinda: jalan cerita baru /Facepalm/
Dwi Rustiana: lewat jalan mana Mak 🤭🤭🤭
total 5 replies
Eva Karmita
Teddy kamu tu punya otak ngk sih 😤 enaknya mulutmu ngomong ngk ngotak dikira enak apa jadi Fio berstatus istri kedua selalu mengalah makan hati melihat kemesraan kamu sama Mak lampir 😏
Ngak usah ngimpi mau punya dua istri kalau belum bisa bersikap adil bijak dan tegas kamu ,
jangan cuma mikirin perasaan kamu pikirkan juga perasaan Fio ... Fio itu manusia bukan boneka Fio punya hati nurani

ayo Damar tetap semangat jgn kendor terus perjuangkan cinta mu lewat jalur langit selalu langit kan doa"mu rayu tuhanmu, dan jangan lupa kamu harus jujur dgn masa lalu mu,, belajar jadi imam baik untuk calon bidadari surga mu ❤️🥰
Nurlinda: bisa jadi Mak. /Grin//Facepalm//Facepalm/
Nurlinda: bisa jadi Mak. /Grin//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
Sugiharti Rusli
sekarang gimana caranya kamu nanti meyakinkan Fiona, kamu sudah bertobat dan akan memulai hidup baru dengan Fiona kelak,,,
Sugiharti Rusli
dan Damar kamu harus berkata jujur tentang masa lalu kamu ke Fiona, semua orang punya masa lalu masing" yang kelam sekalipun,,,
Sugiharti Rusli
sekarang fokus kamu jaga kandungan kamu sampai waktunya melahirkan anak Teddy,,,
Sugiharti Rusli
kamu bisa saja bersikap egois mempertahankan pernikahan kamu dan Teddy, tapi banyak hati yang akan tersakiti lagi nanti
Sugiharti Rusli
perasaan cinta kan ga harus memiliki, karena sejatinya kesempatan kamu sudah berlalu dengan pernikahan Teddy dan Agnes
Sugiharti Rusli
memang ikatan darah sama anak ga akan pernah lepas mau sampai kapanpun sih yah,,,
Sugiharti Rusli
yah walo tawaran dari Teddy sangat menggoda, tapi balik ke komitmen awal tujuan kamu mau menerima syarat dari Agnes tentang rahim pengganti
Sugiharti Rusli
apa yang sudah kamu putuskan sudah benar Fiona, orangtua adalah prioritas utama yang harus kamu rebut kembali hatinya,,,
Naufal Affiq
lanjut thor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
lah ogah amat JD bini ke2 ...buat damar cepetlah jujur setidaknya kecewa pasti ..... palingan seminggu fio sesak napas selebihnya saling memaafkan karena manusia tidak ada yg sempurna di balik kesalahan mau memperbaiki diri supaya lebih baik ....ahhh kayay ketebak nih endingnya......
Nurlinda: hayo apa endingnya
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
🌷Vnyjkb🌷
siiipp damar, jujur itu suakitttt, tp hrs d lakukan klu mau menata masadepan yg lbh baik,, km sdh berubah/ tobat,
🌷Vnyjkb🌷
lupakan yg lalu, menata brsma damar, terima damar yg berubah, smua org pya masalalu, asal mau berubah/ tobat,
🌷Vnyjkb🌷
usil, bkn ranah km itu privacy fio,,
🌷Vnyjkb🌷
sukurinnnn,, ngapain km nurutin smua permintaan konyol istri silumanmu,, mending perkarakan,, klu sdh spt ini, semua Terjebak Perjanhian/ permainan sendiri, yg rugi/sakit jls fio
🌷Vnyjkb🌷
siiipppp, benar fio,,, gada yg bisa adil klu hrs berbagi,,, bocil aja klu berbagi makanan tdk mau bagi rata,, apalagi urusan rmhtgga/hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!