NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Daddy

Mengejar Cinta Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Setelah tau jika dia bukan putri kandung Varen Andreas, Lea Amara tidak merasa kecewa maupun sedih. Akan tetapi sebaliknya, dia justru bahagia karena dengan begitu tidak ada penghalang untuk dia bisa memilikinya lebih dari sekedar seorang ayah.

Perasaannya mungkin dianggap tak wajar karena mencintai sosok pria yang telah merawatnya dari bayi, dan membesarkan nya dengan segenap kasih sayang. Tapi itu lah kenyataan yang tak bisa dielak. Dia mencintainya tanpa syarat, tanpa mengenal usia, waktu, maupun statusnya sebagai seorang anak.

Mampukah Lea menaklukan hati Varen Andreas yang membeku dan menolak keras cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCD 12

Atas rekomendasi dokter Reza, Lea akhirnya menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit dimana dokter Reza bertugas.

Dan selama Lea menjalani perawatan yang saat ini sudah berlangsung selama empat hari, Varen tak pernah meninggalkan Lea barang sebentar pun.

Bahkan, semua aktifitas Varen ditinggalkan demi supaya dia bisa lebih fokus menjaga Lea selama dirawat di rumah sakit.

Dan urusan kantor tentunya di serahkan pada asistennya, Rey. Suka maupun tak suka, Rey harus menerimanya.

Varen rela mengorbankan hal-hal yang penting karena menurutnya kesembuhan Lea jauh lebih penting dari hal-hal pentingnya. Varen berpikir jika bukan dirinya yang menjaga Lea lantas siapa lagi? karena dia tak memiliki keluarga lain.

Varen bisa saja membayar seseorang untuk menjaga Lea selama dia tak ada. Tapi, dia tak mau melakukannya dengan sebuah alasan. Hidup Lea merupakan tanggung jawabnya sepenuhnya, karena dia adalah orang tua tunggal bagi Lea dan sudah semestinya dia lah yang merawat Lea.

Selama sakit, Lea bersikap semakin manja pada Varen. Terkadang anak itu menginginkan sesuatu yang di luar nalar Varen. Tapi meski begitu, Varen selalu melakukannya selama itu dapat membantu proses penyembuhan sakit Lea.

Saat ini kondisi Lea sudah lebih membaik jika dibandingkan dengan empat hari sebelumnya. Selain karena dokter yang menanganinya sangat profesional, kesembuhan Lea tentu saja karena dukungan penuh dari sosok yang dicintainya.

Lea tentu merasa sangat senang karena selama dirawat, Varen selalu ada di sampingnya baik siang maupun malam.

Bahkan Varen tak pernah merasa jijik dan sangat telaten membersihkan kotoran muntahan setiap kali lambung Lea tak menerima asupan makanan.

Saat ini Varen duduk di atas sofa dan tampak sibuk memainkan benda pipih di tangannya. Hal itu membuat Lea kesal lantaran sudah dua puluh menit berlalu lelaki itu masih sibuk memainkan ponselnya.

"Apa ponsel Daddy lebih penting dari pada aku?" celetuk Lea yang tak tahan lagi menahan rasa cemburunya terhadap benda pipih ditangan Varen.

Varen menoleh pada Lea. Katanya," maaf, Daddy _"

Krek.

Suara gagang pintu memotong ucapan Varen dan mengalihkan perhatian Lea. Keduanya melihat ke arah pintu dengan serempak begitu pintu itu dibuka dari luar.

"Permisi, Tuan...."

Namun ketika sosok perempuan muncul dari balik pintu tersenyum aneh yang ditujukan pada Varen, pria itu kembali memainkan ponselnya seolah acuh.

Tanpa melihat pada perempuan itu yang tak lain adalah perawat, Varen berkata dengan nada perintah." Anda letakkan saja di tempat biasa."

"Iya, Tuan."

Dengan langkah melenggok diiringi senyuman dan tatapan menggoda, perawat itu masuk dengan penuh percaya diri. Dia meletakkan makanan di atas meja sesuai dengan arahan pria yang memikat hatinya sejak dari empat hari yang lalu.

Tatapan Lea menyisir dari kepalanya hingga kaki perawat yang saat ini sedang berdiri memunggunginya, dan menghadap pada Varen. Meski wajahnya tak terlihat, tapi Lea yakin perawat ini sedang mencari perhatian pada Varen. Lea tersenyum sinis dan mengejeknya dalam hati 'wajah pas pasan. Badan semok begini berani-beraninya menggoda daddy ku. Minimal ngaca dong mbak.'

"Apa ada sesuatu yang bisa saya lakukan lagi Tuan? Mungkin tuan butuh apa gitu. Nanti biar saya yang ambilkan atau_"

"Yang sedang sakit itu saya. Kenapa anda menawarkan jasa pada yang bukan pasien?"

Deg

Perawat itu tersentak, kemudian memutar badannya kebelakang saat menyadari sumber suara itu berasal dari belakangnya. Tapi begitu melihat wajah marah Lea, perawat itu tersenyum kikuk.

Varen menatap dengan tatapan luruh ke depan menjurus pada sosok gadis di belakang si perawat. Meski terhalang, tapi Varen masih bisa melihat separuh wajah cemberut Lea.

"Ma-maaf nona, saya_"

"Kami tidak butuh apa-apa lagi. Jadi anda boleh keluar sekarang juga," potong Lea yang enggan memberi kesempatan pada si perawat untuk beralasan.

Perawat itu hanya diam menunduk.

"Tunggu apa lagi? Apa anda mau saya laporkan ke kepala rumah sakit karena anda telah berani menggoda keluarga pasien? Oh, bukan. Lebih tepatnya calon suami pasien."

Perawat itu segera menggeleng dengan wajah ketakutan." Ba-baik, nona. Saya permisi..."

Varen hanya menghela nafas dan geleng-geleng kepala mendengar kata-kata Lea. Untuk kesekian kalinya anak itu mengaku bahwa dirinya calon suami Lea. Tak hanya pada perawat ini tapi juga beberapa perawat lainnya.

Namun meski terdengar tak pantas, Varen mencoba berpikir positif saja. Mungkin Lea hanya menggertak saja agar tak lagi berani menggodanya.

Setelah perawat itu keluar, Varen meletakkan ponselnya di atas meja. Bangkit dan menghampiri Lea yang wajahnya terlihat masih menekuk.

Kemudian meraih mangkok berisi bubur yang dibawakan perawat tadi dan duduk di samping Lea.

"Kamu makan ya, Daddy suapi," imbuh Varen sambil mengaduk-aduk bubur yang masih sedikit mengepulkan asap.

"No," tolak Lea.

"Kenapa? kamu harus makan. Agar tubuh mu cepat fit," bujuk Varen.

"Aku tidak mau makan bubur itu. Jijik." Sebenarnya bukan jijik pada buburnya, tapi pada perawat yang telah membawakan bubur itu. Mengingat cara perawat itu menatap dan tersenyum pada Varen membuat Lea cemburu dan kini tak berselera makan.

"Okey. Sekarang kamu mau makan apa?" Varen tak ingin berdebat. Dia tau bagaimana watak Lea. Sekalinya tak mau akan tetap tak mau. Dia juga berpikir mungkin Lea sudah bosan mengkonsumi makanan yang di sediakan pihak rumah sakit.

Di raihnya tangan Lea dan di elus lembut. Dia berkata membujuk." Kamu mau makan apa sayang? Apa mau makanan dari restauran saja? Nanti akan Daddy pesankan."

Varen tersenyum dalam hati. Sepertinya bujukannya berhasil. Lea langsung duduk tegak dan menatapnya dengan wajah serius. Anak ini pasti mau minta makanan kesukaan nya pikir Varen.

"Daddy tau. Kamu pasti mau makan ayam crispy ya kan?" Varen menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Lea.

"Daddy cinta aku, kan?"

Glek

Senyum varen seketika menghilang, dan meneguk ludahnya dengan kasar. Di luar dugaan. Varen pikir Lea akan meminta makanan kesukaannya, tapi ternyata dia mengajukan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab 'ya atau tidak'.

"Dad, please.. Jawab aku. Daddy cinta aku, kan?" desak Lea sambil menggenggam tangan Varen.

Varen melepaskan tangannya dari genggaman Lea. Lalu berdiri dengan sikap canggung. Entah mengapa setiap kali Lea mengajukan pertanyaan itu padanya, tubuhnya terasa menggigil. Tak hanya itu, lidah Varen mendadak kelu.

"Da-daddy mau keluar sebentar. Disini AC nya terlalu dingin." Setelah mengatakan itu, Varen pergi tanpa menunggu respon dari Lea.

Lea menatap kepergian Varen dengan tatapan sedih. Dia tau Varen ingin menghindar dari pertanyaannya seperti yang kerap kali pria itu lakukan sebelum-sebelumya.

Untuk kesekian kalinya, Lea dibuat bingung oleh lelaki itu. Sebenarnya dia cinta atau tidak padanya.

"Daddy sama sekali tidak cinta? Lalu kalau tidak cinta kenapa selama empat hari ini dia memperlakukan aku seperti yang cinta. Apa ini hanya perasaan aku saja karena aku terlalu berharap?" lirih Lea.

Mata Lea mengembun. Sedikit saja dia berkedip akan di pastikan air matanya terjatuh ke pipi.

Krek

Dalam posisi tidur menyamping, Lea bisa mendengar suara pintu dibuka dan langkah seseorang mendekatinya. Dia pikir yang datang adalah Varen. Pria itu pasti akan membujuknya untuk makan.

"Aku tidak mau makan Dad. Jangan paksa aku."

"Ehem. Maaf nona. Saya bukan tuan Varen."

Suara itu. Mata Lea memicing saat mengenal suaranya meski samar. Lalu, kepalanya perlahan diputar ke belakang." Kamu....."

1
Nar Sih
untung varen udah ngk sama,,selly lgi ,yg jls,,perempuan nakal
💥💚 Sany ❤💕
Moga setelah ini si Selly gak cari masalah ma Lea n melupakan niatnya buat deketin Varen.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata si Selly itu jualan, mengerikan...., jangan sampe dech Varen ma dia. Rey emang gak tau pekerjaan sampingan sepupunya?.
Nar Sih
lanjutt kak,bingung mau komen apa
💥💚 Sany ❤💕
Sakit kepala Varen mikirnya 😅😅😅😅
💥💚 Sany ❤💕
Varen selalu gak bisa ngebantah Lea.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tadi pingin banget tau reaksi Varen pas lagi liat hasil CCTV.
💥💚 Sany ❤💕
Kali ini iman Varen benar-benar di uji 😂😂😂. Lea emang gak ada lawan
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 bisa-bisanya pakaian kurang aneh yang dibeli. Cari masalah ne sekretaris nya 😁
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata stok sabar Varen banyak juga ya 😁😁.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar July 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lingerie? 🤣🤣🤣
Nar Sih
lea ,,kmu emang nakal suka nya godaain dedy mu
yumi chan
km tngl sja pergi dady u itu lea...biar dia arti km dlm htinya stlh km pergi
💥💚 Sany ❤💕
Kadang Daddy mu emang harus dimarahin Lea 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Rasain kau Selly. Jangan sampe kamu merasa gak enakan ya Rel ma si Selly. Ntar dia ngelunjak
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Lea bar2 jjuga, tapi gak salah sich.... Si Selly yg mulai. Ibarat kata kamu jual aku beli ya gak Lea 😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Jangan2 si Tante2 itu Selly lagi.
💥💚 Sany ❤💕
Lea emang penuh kejutan, bikin Varen senam jantung 😂😂😂😂.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!