Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gundah
Karena terbentur waktu yang semakin larut, sekelompok nanak muda yang belum lama ini berkumpul di suatu tempat, memutuskan untuk mebubarkan diri. Mereka pulang ke rumahnya masing-masing untuk menghadapi hari esok dengan kesibukan yang membuat mereka jarang berkumpul.
Dalam perjalanan pulang, Surya masih diliputi rasa dilema. Sebuah informasi yang dia kumpulkan dari hasil pemikirannya sendiri, membuat anak muda itu dilanda bimbang dan kebingungan. Bahkan Surya sempat berharap kalau apa yang dipikirkannya tentang botol parfum di rumahnya adalah sebuah kesalahan.
Surya sampai rumah di saat rumahnya sudah gelap. Seperti biasa, Surya masuk melewati pintu yang langsung terhubung area belakang rumah, setelah itu dia baru bisa memasukan motornya dari pintu utama tempat tinggalnya.
Setelah urusan motor beres, Surya segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan menyisakan celana kolor untuk metupi tubuhnya.
Surya mengecek ponselnya dan lagi-lagi dia mendapat pesan dari para wanita yang dengan gangga memamerkan aset pribadinya berikut pesan kalau mereka rindu kehangatan anak muda itu.
Meskipun jiwa lelakinya bergejolak, Surya hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar karena pikirannya lebih tertuju pada pelet yang menjadi bahan pembicaraan dimana-mana. Berbagai pikiran buruk kini bermunculan, membuat Surya sering bergumam sendiri karena terlalu panik dan khawatir.
"Pantes dua orang yang kehilangan botol ini masih mencarinya, ternyata ini bukan botol parfum biasa," ucap Surya ketika kembali memperhatikan botol parfum yang isinya telah berkurang. "Tapi, mereka, meenggunakan cairan ini buat apa? Apa buat kejahatan juga?" Surya pun bertanya-tanya.
Semakin memikirkan semua yang terhubung dengan botol parfum itu, semakin banyak yang dipikirkan anak muda itu. Di satu sisi Surya masih ingin menikmati keadaan seperti sebelumnya, bisa dengan mudah bermain ranjang dengan para wanita.
Namun di sisi lain, Surya juga merasa takut jika dia ketahuan menggunakan pelet, pasti dia bakalan dibenci dan perbuatannya menjadi viral terus menjadi bahan perbincangan.
"Duh, aku harus gimana sekarang?" untuk kesekian kalinya Surya ngomong sendiri. "Apa aku harus menemui pemilik botol ini dan menanyakan penangkalnya? Tapi kalau ini beneran pelet dan aku tahu cara melunturkannya, aku nggak bakalan bisa tidur sama wanita-wanita itu lagi dong? Aduhh, sayang banget."
Sebagai anak muda yang lagi semangat-semangatnya mendapat sesuatu yang tak terduga sudah pasti Surya sangat keberatan jika harus kehilangan kesempatan yang belum tentu didapatkan orang lain.
Apa lagi para wanita yang tergila-gila dengan ketiaknya, memiliki tubuh yang sangat menggiurkan dengan wajah yang cukup cantik, sudah pasti Surya tidak ingin kehilangan kesempatan secepat itu.
Namun, rasa capek yang mendera tubuhnya membuat rasa kantuk mulai menyerang mata anak muda itu. Surya pun akhrinya terlelap setelah pikirannya yang sedari tadi dilema harus menyerah oleh rasa kantuk yang terus mendesak matanya.
###
Hari pun berganti lagi dan Surya kembali bangun tidur ketika waktu sudah memasuki hampir pukul dua belas siang.
Seperti biasa anak muda itu selalu mengecek ponselnya terlebih dahulu dan membalas semua pesan chat yang masuk, termasuk chat dari para wanita yang terus meronta dengan kata rindu.
Saat itu juga Surya kembali teringat dengan kasus yang membuatnya dilema sepanjang malam. Mau tidak mau Surya kembali memikirkan masalah pelet itu dan berharap dia bisa menemukan jalan keluar yang terbaik.
Selesai membalas pesan chat dan mengecek sosial medianya, Surya segra bangkit dari berbaringnya dan bergegas keluar kamar menuju kamar mandi karena ada yang mendesak dan menuntut untuk segera dikeluarkan.
Begitu urusan kamar mandi selesai, Surya memilih beranjak ke warung Emak untuk menikmati beberapa makanan karena lapar yang melanda.
Di warung Emak, Surya kembali mendengar perbincangan para ibu yang tengah membahas kasus yang sedang viral. Secara otomatis hal itu membuat rasa dilema kembali menyerang Surya dan anak itu kembali berpikir keras untuk mencari jalan keluarnya.
"Hem, ada-ada aja." ucap Emak begitu obrolan dengan emak tetangga berhenti karena tetangga harus pulang.
"Kenapa, Mak?" tanya Surya sambil menikmati masakan emaknya.
"Ya itu, orang yang menggunakan pelet," balas Emak. "Benar-benar otaknya udah nggak beres."
"Nggak beres?" tanya Surya lagi makin penarasan. "Nggak beres kenapa?"
"Katanya, setelah diinterogasi, dia ngaku, kalau dia memang sengaja menggunakan pelet itu demi bisa meniduri banyak wanita. Benar-benar keterlaluan," Emak terlihat geram saat membalas ucapan anaknya.
Surya pun tersenyum. Lagi-lagi hatinya terusik dengan apa yang terjadi dengan dirinya sendiri.
"Kamu mau pergi lagi apa?" tanya Emak tak lama setelahnya.
"Mau menyiapkan bahan buat besok, Mak," jawab Surya. "Biar besok tinggal angkut aja ke lokasi pernikahan."
"Besok?" kening Emak sampau berkerut. "Bukankah kemarin wanita yang ketemu kamu, bilangnya rencananya bulan depan?"
"Beda orang, Mak," bantah Surya. "Yang besok kan udah pesan bulan lalu. Kalau mendadak ya bakalan nggak bisa."
"Oh, kirain," balas Emak. Wanita itu tidak melempar pertanyaan kembali melainkan melakukan kegiatan lain sambil menjaga warung. Sedangkan Surya, setelah makan, dia bergegas bersiap diri untuk pergi ke rumah bosnya seperti yang telah dia rencanakan.
"Mak, aku berangkat dulu," pamit Surya ketika hendak pergi.
"Ya hati-hati," balas Emak yang saat itu sedang melipat pakaian yang telah kering.
Surya pun segera menyalakan mesin motor dan tak butuh waktu lama, motor melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan kediaman anak muda itu.
Tak lama setelah Surya pergi, kening Emak tiba-tiba berkerut kala matanya menangkap pengendara motor yang berhenti tepat di depan warungnya.
Dilihat dari gelagatnya sosok pengendara motor itu seperti sedang memastikan sesuatu hingga tak lama kemudian sosok itu pun bersuara.
"Permisi, Bu?" sapa pengendara motor kepada wanita yang saat ini duduk di teras rumah.
"Ya," wanita itu menghentikan pekerjaannya sejenak dan dia bangkit lalu mendekat ke arah sosok itu.
"Ibu masih ingat saya nggak?" tanya sosok itu begitu Emak berada di dekatnya.
"Siapa ya?" Seketika Emak pun jadi berpikir.
Sosok itu tersenyum. "Kita beberapa hari yang lalu pernah makan di sini loh, Bu," ucap si pengendara motor. "Ibu ingat orang yang sedang mencari warga sini karena berangnya ketukar di mini market?"
Sektika Emak pun kembali berpikir keras, mencoba mengingatnya. "Oh iya," seru Emak beberapa saat kemudian. "Kalian yang waktu itu datang ke sini ya?"
"Benar, Bu," dua sosok pria itu pun merasa senang.
"Oh iya, aku ingat," wajah Emak langsung ceria. orangnya sudah ketemu?"
"Justru itu, Bu, kita datang ke sini lagi, karena sudah menemukan orangnya," jawab salah satu dari pria itu.
"Wah, ya syukurlah," Emak turut merasa senang. "Emangnya orang itu rumahnya dimana?"
"Di sini," jawab pria yang sama. "Orang yang barangnya tertukar dengan barang milik kami itu anak ibu."
"Hah!"