NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Salahkah mencintai sahabat sendiri?

Setelah menenangkan perasaan dan emosinya, Bulan akhirnya keluar dari toilet setelah memastikan bahwa wajahnya tidak terlihat seperti habis menangis.

Ia kembali menunjukkan sikap ramah dan cerianya kepada semua orang yang berpapasan dengannya.

Tapi, senyum itu tidak berlaku untuk orang-orang yang tidak disukainya. Termasuk teman geng Bintang, dan seorang gadis sombong di klub taekwondo, Jessica.

Saat berpapasan dengan Jessica di koridor sekolah, Bulan langsung mengubah ekspresi nya menjadi datar. Sementara Jessica, memutarkan bola matanya. Terlihat jelas bahwa keduanya memiliki perselisihan yang kuat. Cukup lama mereka bersitatap, akhirnya Bulan melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas.

Tiba di ruang kelas, Bulan bisa mendengar riuhnya kelas saat jam kosong. Mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Termasuk Bintang dan Zai, yang sedang bermain game di ponsel mereka.

Bulan menggelengkan kepalanya, suasana kelas sudah pasti seperti ini ketika tidak ada pembelajaran. Mungkin memang inilah ciri khas anak sekolah yang akan mereka rindukan setelah dewasa kelak.

Bulan pun melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya, tidak menghiraukan gaduhnya suasana kelas yang terasa seperti pasar.

Bulan langsung duduk dan memainkan ponselnya. Bahkan, Bintang pun tidak menyadari bahwa Bulan sudah kembali ke kelas karena terlalu fokus pada ponselnya.

"Gila, kaget gue!" Ujar Bintang tiba-tiba ketika melihat Bulan duduk di seberangnya, membuat Bulan dan Zai pun ikut terkejut.

"Lo kenapa? Kayak habis liat setan aja," ujar Bulan dengan wajah tanpa dosa.

Bintang menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya Bulan menatapnya dengan wajah tanpa rasa bersalah. Padahal sangat jelas Bintang terkejut karena Bulan yang tiba-tiba ada di sana.

"Sejak kapan lo di situ? Gila, ngagetin aja!" Ujar Bintang membuat Bulan terkekeh.

"Hmm, kurang lebih lima menit yang lalu." Ujar Bulan sambil melirik jam tangannya.

Zai hanya menggelengkan kepalanya, sebelum akhirnya ia kembali pada layar ponselnya. Bintang menghela nafas panjang, seolah sedang menetralkan rasa terkejutnya tadi.

"Lain kali jangan gitu," ujar Bintang dan tatapannya kembali pada layar ponselnya.

"Iya, sorry." Ujar Bulan lembut.

Mereka pun fokus pada ponselnya masing-masing, dengan tujuan yang berbeda. Sementara Bintang dan Zai sedang memainkan game, Bulan justru membuka video tentang latihan taekwondo.

Minat Bulan di bidang taekwondo sudah mendarah daging di hatinya sejak duduk di bangku SMP. Awalnya, ia melihat olahraga itu di televisi, dan pada akhirnya Bulan tertarik dan ingin mendalami olahraga beladiri tersebut.

Entah takdir atau suatu kebetulan, sekolah itu membuka klub taekwondo. Bulan jelas saja sangat berminat, karena baginya kesempatan itu tidak akan datang dua kali.

"Lo serius banget, nonton drama?" Tanya Bintang setelah menyudahi permainan di ponselnya.

"Eh, enggak kok. Gue cuma lagi nonton video tentang taekwondo aja." Ujar Bulan sambil menunjukkan video di ponselnya.

Bintang hanya mengangguk singkat, memperhatikan video di ponsel Bulan. Ia tersenyum sedikit, menunjukkan dukungannya kepada sahabatnya itu.

"Semangat ya! Gue yakin lo bisa."

Mendengar kata-kata semangat yang keluar dari mulut Bintang, jelas saja membuat Bulan tersenyum sedikit. Bahkan ia lupa tentang rasa cemburu yang sempat menguasai dirinya tadi.

"Thanks," ujarnya singkat.

Bintang hanya mengangguk singkat dan hendak beranjak dari tempat duduknya. Tapi, tiba-tiba saja Bulan refleks menangkap lengan Bintang sebelum ia melangkahkan kakinya.

Bintang menaikkan sedikit alisnya dan ekspresinya menunjukkan kebingungan. Sementara Bulan, merasa malu sendiri dengan refleksnya yang tiba-tiba.

Bulan pun akhirnya melepaskan tangannya dari lengan Bintang. Ia pun mencari-cari alasan agar tidak terlalu terlihat menahan malu.

"Sorry, oh hari ini lo bisa tungguin gue sampai latihan kelar gak?" Ujarnya, ia pun sebenarnya merasa aneh dengan permintaannya itu.

"Maksud lo, gue nemenin lo sampe latihan taekwondo lo berakhir?" Tanya Bintang tidak mengerti maksud perkataan Bulan.

Bulan pun merasa bingung sendiri, sejujurnya itu hanya sebuah alasan untuk mengalihkan rasa malunya. Tapi, Bulan sendiri justru terjebak dengan kalimat yang ia lontarkan.

"I-itu, anu... Hmm, iya gue minta lo temenin gue hari ini aja. Boleh ya, please?" Ujar Bulan sedikit gugup.

"Boleh aja sih, tapi gak lama kan? Soalnya gue ada janji sama Reva." Balas Bintang santai.

Deggg!

Rasa yang sama kembali ke satu jam yang lalu. Bulan kembali merasa cemburu, hanya karena Bintang menyebutkan nama gadis itu.

Bulan terdiam, ia mencoba menyembunyikan perasaannya. Terlebih Bintang tepat berada di hadapan saat ini.

"Oh, gak lama kok. Palingan jam empat sore udah kelar." Ujar Bulan memaksakan senyum. "Kayaknya deket banget lo sama Reva, pacar lo?"

Bintang hanya mengangguk singkat tanpa kata. Ia sama sekali tidak menyadari perasaan Bulan untuknya. Baginya, Bulan hanya sebatas sahabat tidak lebih.

Bulan pun berpikir mungkin hubungan mereka tidak akan pernah lebih dari kata sahabat. Tapi, apakah salah jika Bulan mencintai sahabatnya sendiri?

Mungkin sahabat akan tetaplah menjadi sahabat, Bulan pun tidak bisa memaksakan perasaan siapapun termasuk perasaannya sendiri.

Baginya, Bintang yang mau menemaninya latihan saja sudah lebih dari cukup. Walaupun, sebenarnya Bulan sedang berperang dengan hati dan pikirannya sendiri, tentang perasaan aneh yang ia pendam sejak lama untuk Bintang.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

Bulan dan Bintang berjalan beriringan menuju lapangan. Bulan berjalan dengan langkahnya yang sedikit kekanakan di mata Bintang. Bintang pun merasa seperti seorang pengasuh untuk seorang anak kecil.

"Lo kenapa liatin gue kayak gitu?" Ujar Bulan merasa aneh dengan tatapan Bintang.

"Lo masih sama, kayak bocil." Ledek Bintang dengan seutas senyum tipisnya.

Bulan jelas saja tersinggung dengan perkataan Bintang. Ia langsung menatap Bintang dengan tatapan tajam dan wajah yang kesal.

"Gue udah kelas dua SMA, bukan bocil lagi! Hmph!"

Bulan mendengus kesal membuat Bintang menggelengkan kepalanya. Bahkan, tiba-tiba saja ia mencubit hidung Bulan, membuat gadis itu langsung terdiam tanpa kata.

"Bawel ah!" Ujar Bintang.

Bagaimana mungkin Bulan bisa melupakan Bintang begitu saja, sementara setiap tindakan Bintang yang tiba-tiba jelas membuat hati Bulan meleleh.

Sentuhan singkat Bintang membuat tangan Bulan yang bersedekap dada langsung terjatuh perlahan. Begitu berpengaruhnya setiap sentuhan Bintang bagi Bulan.

Bulan melirik wajah tampan Bintang, membuat hatinya semakin bergetar. Menyadari dirinya memperhatikan Bintang, Bulan pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa diam? Jadi bener kan, kalo lo itu masih bocil?" Lagi-lagi Bintang meledek, seolah menikmati ekspresi kesal sahabatnya itu.

"Ih, nyebelin lo Bintang!" Ujar Bulan kesal dan menghentakkan kakinya sebelum akhirnya berjalan pergi. Sementara Bintang bersikap biasa saja melihat tingkah gadis itu.

"Semangat latihannya, gue tunggu disini." Ujar Bintang santai sambil mengambil posisi untuk duduk di bawah pohon rindang.

Bulan masih bisa mendengar perkataan Bintang, walaupun ia sudah berjalan menjauh. Ia sebenarnya ingin tersenyum, tapi Bulan mencoba untuk tetap menahan senyumnya itu.

Bulan pun tiba di lapangan dan bergabung bersama anggota taekwondo lainnya. Tapi, ia tiba-tiba saja kembali menoleh dan mendapati Bintang yang lagi-lagi asyik dengan game di ponselnya.

Cukup lama Bulan memandangi sahabatnya itu, ia pun akhirnya mencoba untuk memfokuskan diri pada latihan hari ini.

Saat hendak meletakkan tasnya di bawah pohon yang tidak jauh darinya, tiba-tiba saja tanpa sengaja Bulan menabrak Jessica. Jessica yang kesal pun langsung melemparkan tatapan tajam ke arah Bulan.

Dua gadis ini memang tidak pernah akur sejak dulu. Bahkan, tatapan mereka pun jelas menunjukkan permusuhan yang kental.

"Iuw, najis banget gue bersentuhan sama lo." Ujar Jessica sambil membersihkan bajunya seolah menghina Bulan secara halus.

"Sorry, gak sengaja." Ujar Bulan dingin.

Bulan tidak akan dingin jika itu orang lain, tapi ini Jessica, seorang gadis yang terkenal sombong dan suka mengintimidasi orang lain.

Karena merasa malas untuk berdebat, Bulan pun akhirnya mengalah dan menjauh dari hadapan Jessica. Baginya, latihannya jauh lebih penting daripada harus berdebat untuk hal yang tidak perlu.

"Kayaknya Bintang lebih tertarik dengan gamenya daripada liat lo berlatih." Ujar Jessica dengan menekankan setiap kata yang ia lontarkan, membuat langkah Bulan terhenti.

"Cih! Lo deket banget sih sama Bintang. Lo gak sadar kalo dia udah punya pacar?"

Bulan merasa panas dan langsung menoleh. Ia mendapati Jessica yang menyilangkan tangannya di dada serta senyum sinis ia lontarkan untuk Bulan.

Bulan hanya menatap dingin ke arah Jessica. Ia pun langsung berjalan tanpa kata. Tapi, pandangannya berhenti sejenak ke arah Bintang yang terlihat asyik dengan ponselnya.

"Salahkah jika gue mencintai sahabat sendiri?" Batinnya.

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!