NovelToon NovelToon
Dihamili Adik Angkat

Dihamili Adik Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Soufflenur

Dinda, wanita cantik berusia 25 tahun itu sangat menyayangi adik angkatnya yang bernama Rafly yang usianya lebih muda enam tahun darinya. Karena rasa sayangnya yang berlebihan itulah membuat Rafly malah jatuh cinta padanya. Suatu malam Rafly mendatangi kamar Dinda dan merekapun berakhir tidur bersama. Sejak saat itulah Rafly berani terang-terangan menunjukkan rasa cintanya pada Dinda, ia bahkan tak peduli kakak angkatnya itu sudah memiliki tunangan.

"Kamu harus putusin si Bara dan nikah sama aku, Dinda!" ucap Rafly.

"Aku nggak mungkin putusin Bara, aku cinta sama dia!" tolak Dinda.

"Bisa-bisanya kamu nolak aku padahal kamu lagi hamil anakku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soufflenur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Dari Rumah

Dinda membaringkan tubuhnya di atas ranjang, semburat merah muncul di pipinya ketika Rafly berada di atasnya dan ia hanya bisa pasrah ketika bibirnya dicium dan tubuhnya disentuh di mana mana. Mereka melakukannya hingga pagi.

Pagi harinya Rafly bangun lebih dulu, ia tersenyum melihat istrinya itu yang masih terlelap. Ia kemudian memakai kembali kaosnya juga celananya lalu keluar dari kamarnya Dinda dengan santainya.

"Ternyata betul ya dugaan saya kalau kamu itu ternyata masih belum kapok juga. Kamu habis tidur sama Dinda kan?" ucap Viona yang membuat Rafly terkejut dan langkahnya seketika terhenti.

Viona berjalan menghampiri Rafly. "Ternyata kamu itu sama aja kayak Mama kamu itu si Bening yang hobinya zina!" ejeknya.

Rafly menarik napas dalam-dalam lalu ia berbalik menghadap Viona. Ia menatap Viona dengan tajam, tak ada sedikitpun rasa takut, ia jauh berbeda dari dirinya yang dahulu yang sangat takut dan hormat pada wanita itu.

"Anda boleh menghina saya tapi jangan pernah hina Mama saya!" ujar Rafly marah.

Viona mendengus marah lalu ia tertawa terbahak-bahak.

"Emang bener kok Mama kamu itu perempuan tukang zina dia itu pelakor yang udah menghancurkan rumah tangga saya dan juga hidup saya! Dan kamu itu adalah anak hasil dari hubungan gelapnya Mama kamu dengan suami saya! Gara-gara kamu saya jadi harus terima dimadu. Dan setelah suami saya meninggal Mama kamu jadinya kabur dari rumah ini dan terpaksa saya juga yang besarkan kamu kasih kamu makan kasih kamu pendidikan sampai kamu bisa kuliah. Tapi ternyata kamu juga sama aja kayak Ibu kamu itu, kamu malah nekat pacaran sama Dinda yang udah saya angkat jadi anak saya sendiri. Kamu belum cukup bikin saya marah dan kecewa?" teriaknya marah.

Rafly semakin marah dan tangannya mengepal kuat. Hatinya kembali sakit ketika Viona kembali mengungkit hal seperti itu lagi. Ia yakin jika yang sekarang berdiri di hadapannya itu bukan seorang perempuan ia sudah pasti langsung menghajarnya namun sayangnya di depannya itu Viona jadi ia tak akan menghajarnya.

"Kenapa kamu diem aja hah? Itu artinya kamu setuju dengan semua yang saya katakan itu kan? Kamu juga berpikir kalau Mama kamu itu pelac\*r murahan kan? Dulu Mama kamu udah rebut suami saya dari saya dan sekarang kamu juga mau rebut anak saya dari saya? Saya nggak akan biarkan anak saya Dinda itu jadi milik kamu, Rafly! Dinda itu cocoknya sama laki-laki kaya biar hidupnya terjamin! Kamu harus jauhin Dinda untuk selamanya!" teriak Viona sambil mendelik marah.

"Cukup, Ma!" teriak Dinda yang baru saja keluar dari kamarnya itu. Ia lalu menghampiri mereka berdua dan berdiri di samping Rafly yang sedang menundukkan kepalanya itu.

"Kamu jangan ikut campur, Dinda. Mama harus bilang kayak gitu biar nih anak tau diri dia itu siapa. Anak ini ternyata sama aja kayak Ibunya, sama-sama tukang zina!" ujar Viona sambil menunjuk-nunjuk Rafly.

"Mama udah! Terus gunanya Mama bilang kayak gitu tuh apa? Nggak ada kan? Dendam Mama ke Mas Rafly dan Mama Bening cuma bisa bikin hati Mama jadi hitam," ujar Dinda.

"Kamu itu kenapa sih, Dinda? Kamu itu anak angkat Mama tapi kamu belain dia. Kamu juga harus tau, Dinda nantinya anak ini bisa jadi pesaing kamu untuk bersaing rebutan hak waris kekayaan keluarga ini."

"Ma, Mama harus tau aku tuh nggak perlu semua itu aku cuma mau hidup damai aja," balas Dinda hampir menangis.

"Kalau Mama terus menerus menghina Mas Rafly, jangan salahin kalau aku bakalan pergi dari rumah ini," ancam Dinda dengan sedih.

Rafly memeluk Dinda menenangkan istrinya itu. Dan semua itu tak luput dari pandangan Viona yang marah melihat kemesraan mereka berdua.

Viona mendelik marah. "Apa kamu bilang? Kamu ngancem Mama? Kamu sekarang udah berani ngancem Mama? Kamu berani ngelawan Mama demi anak si\*lan ini!" teriaknya marah.

"Udah, Mas. Sekarang juga kita pergi dari rumah ini," ajak Dinda dan Rafly mengangguk.

Viona yang mendengarnya tentu saja ia marah.

"Dinda, Mama serius ini kalau kamu berani angkat kaki dari rumah ini maka seterusnya kamu nggak akan saya ijinkan datang ke rumah ini lagi paham kamu!" ancam Viona.

Namun Dinda tak peduli, ia dan Rafly pergi untuk mengambil barang yang penting dan juga pergi ke kamarnya Nayla untuk membawa bocah mungil itu pergi dari rumah itu.

Sementara itu

Lara kini sedang menangis sendirian di dalam kamarnya itu. Ia baru saja pulang dari pemakaman suaminya dan juga Via pembantunya itu yang tewas yang katanya tewas dibunuh oleh perampok di rumahnya. Ia sebenarnya ingin mempercayai kesaksian Bara yang mengatakan rumah mereka telah dirampok itu namun ia sepertinya tak yakin karena semua barang di rumahnya aman tak ada yang hilang.

Setelah ini Lara berjanji pada dirinya sendiri untuk tak akan menikah lagi karena ia tak ingin mengalami hal menyakitkan dalam hidupnya. Pertama suaminya selingkuh dan yang Tio ini malah tewas bersamaan seorang pembantu.

"Apa mungkin Tio dan Via mereka ada hubungan ya?" tanya Lara pada dirinya sendiri.

"Kayaknya nggak mungkin mereka berdua bermain di belakang saya."

Sementara itu

Kini Rafly dan keluarga kecilnya itu sudah tiba di sebuah rumah kontrakan yang sederhana namun bersih dan juga rapi. Ia terharu karena ia tak menyangka Dinda lebih memilih hidup bersamanya tinggal di rumah yang sederhana seperti itu daripada tinggal di rumah mewah mereka yang dulu itu. Ia berjanji pada dirinya sendiri kedepannya ia akan semakin giat dan semangat untuk mencari uang yang lebih banyak lagi agar bisa mencukupi istri dan anaknya itu.

"Mas, kamu mau makan apa abis ini aku mau masak?" tanya Dinda setelah ia dan Rafly selesai membersihkan rumah yang akan mereka tinggali itu. Sebenarnya tadi suaminya itu sudah melarangnya untuk ikut beres-beres namun ia mengatakan akan lebih baik bekerjasama agar pekerjaan lebih cepat selesai jadi Rafly pun kalah.

"Udah kamu istirahat aja, yang. Biar aku aja yang beli makan. Kamu mau makan apa?" balas Rafly.

"Ya udah deh, aku mau makan nasi rames aja deh," balas Dinda.

"Ok, aku pergi dulu ya."

"Iya, Mas. Hati-hati ya!"

Rafly tersenyum lalu ia mengangguk, ia kemudian memakai topinya itu lalu ia pergi dengan motornya untuk membeli makan di warung makan terdekat dari kontrakan mereka.

Dinda menghela napas panjang. Ia tak menyangka hidupnya akan berubah seratus delapan puluh derajat seperti ini namun ia tak merasa keberatan selama ia hidup dengan suami dan anak mereka ia akan merasa bahagia.

1
Irni Yusnita
biasa
mawar berduri
kak... singgah di halaman aku ya....
Sahna Yulianto
Buruk
Sahna Yulianto
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!