Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Taruhan 30 Hari
Halaman Depan Villa Puncak Naga.
Potongan kertas cek senilai 5 Juta Yuan itu berhamburan di udara, jatuh perlahan seperti salju di atas sepatu hak tinggi Jiang Xue.
Wajah Ratu Es itu merah padam. Bukan karena malu, tapi karena amarah yang meluap. Seumur hidupnya sebagai Putri Mahkota, belum pernah ada orang yang berani melempar sampah ke wajahnya. Apalagi orang itu hanyalah "sampah" masa lalu yang seharusnya bersujud dan bersyukur menerima uang darinya.
"Kau..." Bibir Jiang Xue bergetar. "Kau benar-benar tidak tahu diuntung, Ye Chen. Kau pikir dengan merobek cek ini kau terlihat keren? Kau baru saja membuang satu-satunya kesempatanmu untuk mendapatkan hidup yang layak!"
Ye Chen menyeringai. Dia melipat tangan di dada, bersandar santai di pilar pintu.
"Hidup yang layak? Definisi 'layak' bagimu itu apa, Nona Jiang? Menjadi anjing peliharaan yang diberi makan majikannya?" Ye Chen menggeleng. "Maaf, aku ini seekor serigala yang akan mencari makanan dengan tanganku sendiri."
Jiang Xue mendengus jijik. Dia menatap Villa mewah di belakang Ye Chen.
"Serigala? Hah! Kau cuma serigala berbulu domba yang memakai uang haram. Aku tahu kau pasti terlibat dengan sindikat kriminal atau judi untuk membeli semua ini. Tunggu saja sampai polisi menyitanya!"
Tang Bing yang berdiri di belakang Ye Chen sudah tidak tahan lagi. Dia melangkah maju, tangannya terkepal.
"Hei, Nona Sok Tahu! Asal kau tahu, Ye Chen mendapatkan semua ini dengan..."
Ye Chen mengangkat tangan, menghentikan Tang Bing. "Sstt, Bing'er. Jangan buang tenagamu untuk menjelaskan sebuah warna pelangi pada orang yang matanya buta."
Ye Chen menatap Jiang Xue dengan tajam. Tatapan matanya berubah serius, membuat aura di sekitarnya menjadi berat.
"Jiang Xue. Kau sangat bangga dengan perusahaanmu, kan? Jiang Group. Raksasa farmasi nomor satu di kota ini."
"Tentu saja," jawab Jiang Xue dengan angkuh. "Kami sudah menguasai 70% pasar kosmetik dan obat-obatan. Nilai perusahaan kami sudah mencapai triliunan. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau capai dalam sepuluh kali kehidupanmu."
"Begitu ya?" Ye Chen tersenyum tipis. "Kalau begitu, mari kita bertaruh."
"Bertaruh?"
"Beri aku waktu 30 hari." Ye Chen mengangkat tiga jarinya.
"Dalam 30 hari, aku akan membangun perusahaan dari nol. Dan aku akan menghancurkan dominasi Jiang Group-mu sampai menjadi debu. Aku akan membuat sahammu tidak berharga, dan membuatmu datang merangkak ke pintu gerbang ini untuk memohon ampun."
Hening sejenak.
Lalu tiba-tiba Jiang Xue mulai tertawa. Tawa yang renyah tapi penuh penghinaan. Para pengawalnya juga ikut tertawa kecil.
"Hahaha! Lelucon macam apa ini? Kau? Melawan Jiang Group? Dalam 30 hari?" Jiang Xue menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap Ye Chen seolah melihat orang yang sudah gila. "Apakah kau kebanyakan nonton film Dracin, Ye Chen. Bisnis itu bukan seperti kamu sedang melakukan sulap. Bisnis itu butuh modal, koneksi, dan riset bertahun-tahun."
"Apakah kau takut?" pancing Ye Chen.
Tawa Jiang Xue seketika berhenti. Matanya menyipit.
"Aku? Takut padamu? Jangan mimpi." Jiang Xue mengangkat dagunya. "Baik. Aku terima tantangan konyolmu itu. Jika dalam 30 hari kau bisa merebut 1% saja dari pangsa pasarku, aku akan mengakui kekalahanku."
"Bukan 1%," koreksi Ye Chen. "Tapi akan membuatmu mengalami apa yang dinamakan dengan kebangkrutan total."
"Terserah," Jiang Xue berbalik badan, mengibaskan rambutnya. "Tapi jika kau kalah... dan kau pasti akan kalah... Kau harus bersujud di depan kantor pusatku sambil menjilat sepatuku, dan menghilang dari kota ini selamanya."
"Deal," jawab Ye Chen singkat.
Jiang Xue masuk ke dalam mobil Rolls Royce-nya. Sebelum pintu tertutup, dia menatap Ye Chen untuk terakhir kalinya.
"Nikmati sisa harimu, Ye Chen. Karena bulan depan, kau akan kembali ke tempat asalmu... yaitu tempat sampah."
BLAM!
Konvoi mobil mewah itu bergerak pergi, meninggalkan debu di wajah Ye Chen.
Ye Chen menatap kepergian mereka dengan tatapan dingin. Namun di sudut bibirnya, terukir senyum yang sangat menakutkan.
Tiba-tiba suara notifikasi dari system pun muncul.
[Ding!]
[Misi Baru Terbuka: 'Runtuhnya Ratu Es'.]
[Target Utama: Buat Jiang Xue bangkrut dan menyesal dalam 30 hari.]
[Hadiah penyelesaian: Peningkatan Kultivasi secara besar & Jiang Xue (Sebagai Budak).]
Ruang Tengah Villa - 10 Menit Kemudian.
Suasana di ruang tamu terasa berat. Su Yan, Liu Mei, Tang Bing, dan Gu Xian'er (yang baru dijemput tadi pagi) duduk mengelilingi Ye Chen.
"Ye Chen... kamu serius?" tanya Su Yan cemas. Dia adalah orang yang paling mengerti bisnis di sini. "Jiang Group itu Group raksasa. Mereka punya ribuan cabang, pabrik sendiri, dan dukungan pemerintah. Kita... kita cuma hanya punya uang (yah walaupunmemang banyak), tapi kita tidak punya sebuah produk dan tidak punya merek terkenal bahkan kita tidak punya karyawan!"
"Benar sekali," tambah Liu Mei. "Koneksi sosialita saya juga kebanyakan takut pada Keluarga Jiang. Mereka tidak akan berani terang-terangan mendukung kita."
Tang Bing menghela napas. "Kalau urusan tembak-menembak aku bisa untuk membantu. Tapi urusan jualan bedak? Aku menyerah."
Ye Chen duduk santai, menyesap teh buatan Liu Mei. Dia terlihat sangat tenang, seolah baru saja menantang tanding catur, bukan perang bisnis dengan pengeluaran triliunan.
"Kalian salah," kata Ye Chen meletakkan cangkirnya. "Kita punya senjata yang tidak mereka miliki."
Ye Chen menoleh ke arah Gu Xian'er, si gadis mungil yang sedang asyik makan kue bolu.
"Xian'er."
"Y-ya Kak Suami?" Xian'er tersedak sedikit, pipinya menggembung lucu.
"Di kitab kakekmu, ada resep 'Salep Pemutih Giok' kan? Yang katanya bisa bikin kulit nenek-nenek jadi sehalus bayi?"
Mata Xian'er berbinar. "Ada! Itu resep kuno. Tapi... bahan utamanya 'Bunga Embun Bulan' sudah punah ratusan tahun yang lalu. Jadi tidak bisa dibuat sekarang."
Ye Chen tersenyum misterius. Dia mengeluarkan sebuah botol kaca kecil dari saku celananya. Botol itu berisi cairan bening keemasan yang memancarkan aroma harum yang menenangkan.
"Bagaimana kalau bahan utamanya kita ganti dengan ini?"
Xian'er mengambil botol itu, membukanya, dan mengendusnya.
SNIFF...
Mata bulatnya melebar drastis.
"I-ini... Energi Qi Murni?! Konsentrasinya tinggi sekali! Ini lebih bagus dari Bunga Embun Bulan! Kakak dapat dari mana air ajaib ini?!"
Ye Chen pun tertawa. "Itu rahasia perusahaan."
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.