Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 28
Tak lama kemudian terlihat Tora berada di luar pagar balkon memegang pagar menahan tubuhnya sambil menatap Leandra yang berdiri di dalam pagar balkon, mereka saling menatap dengan wajah Leandra yang dari tadi khawatir.
Lalu Tora terdengar bicara di malam gelap itu. “Apa kau akan baik-baik saja? Soal ketakutan mu pada kegelapan, apa kau bisa tidur tanpa pill tidur?”
Lalu Leandra menyilang tangan. “Aku akan mencoba nya meskipun akan susah tidur... Aku harus cepat tidur untuk bangun menemui psikiater ku pagi-pagi,” balasnya.
“. . . Psikiater mu itu hanya menutupi ketakutan mu, jika kau tidak menghadapinya, kau tidak akan menang. Kau hanya harus terbiasa, sama seperti kau terbiasa menghadapi sikap kedua orang tua mu,” kata Tora.
Perkataan itu membuat Leandra terdiam, dia lalu berwajah serius. “Kenapa kau terus dalam sekali mengatakan hal seperti itu.”
“Karena aku dulu juga takut,” balas Tora. Suasana kembali diam dengan angin malam menerpa rambut Leandra.
“Ketakutan yang meneror ku, kemudian aku menyadari aku terlalu banyak dikalahkan oleh rasa takut yang tidak berguna. Aku tidak ingin takut lagi, aku ingin menjadi lebih kuat dari apa yang membuat ku takut. Jadi aku mengahadapi ketakutan nya dan aku berhasil,” kata Tora.
Leandra masih mendengarkan nya sampai dia diam tak bisa bicara, hingga suasana sunyi dan dia menatap ke arah lain. “Yah, dan kau menjadi lebih kejam dari kegelapan sekarang.”
“Aku tidak bercanda,” Tora menatap dekat, bahkan dia menyamankan tangan nya menatap Leandra. “Kau hanya harus menghadapi nya dengan rasa yang sudah terbiasa...” tatapnya membuat Leandra terdiam dan suasana juga ikut diam.
Tapi dengan wajah yang tidak enak, Leandra membuang wajahnya sambil mengusap pelan leher belakangnya. “Terima kasih, saran nya, meskipun aku tidak mengerti…”
Sikap itu membuat Tora kembali terdiam, kemudian dia terpikirkan sesuatu. “Bintang,” dia langsung mengatakan sesuatu membuat Leandra terdiam menatapnya bingung.
“Apa kau masih ingat, aku bisa membawamu melihat bintang,” kata Tora, Leandra yang mendengar itu kembali terdiam mengingat. “Benarkah? Jika kau memang mengatakan itu, itu berarti aku tak mau,” dia menyilang tangan.
“Kenapa? Itu akan mengurangi ketakutan mu,”
“Tidak sekarang, oke? Aku sangat mengantuk,”
“Tapi, aku tidak mengantuk, apa kau tidak mau menemani ku? Karena selain tidak tidur, mereka hanya mengajak ku main ps, minum kopi tengah malam dan berjaga sepanjang malam juga, aku bosan melakukan itu dan aku ingin melakukan nya dengan orang baru,” kata Tora, sekilas itu seperti cerita curhat darinya membuat Leandra tertawa kecil mendengar itu. “Pft, tak kusangka, tunggu!! Apa maksudmu melakukan nya dengan orang lain? Orang sepertiku? Bukankah ada orang lain di luar sana?” Leandra malah menatap kesal.
Tora terdiam sebentar hingga kemudian dia menjawab. “Aku sudah bilang padamu, kau memiliki sesuatu, tidak takut padaku, sementara mereka yang selain dirimu, pasti akan berteriak dan langsung pergi,”
“Maksudmu, mereka yang sudah mengenalmu bahwa kau adalah bagian dari topeng buas, atau karena tubuhmu yang sangat besar dan mengerikan itu, bulan saja kamu tutupi dengan tubuhmu,” Leandra memasang nada mengejek.
“Baiklah, itu cukup, sekarang ikutlah aku,” Tora menunjuk ke belakang nya mengisyaratkan pada Leandra untuk mengikutinya.
“Tapi, kita sampai jam berapa? Aku takut kamu memanfaatkan kesempatan dan siapa tahu kamu mau memperkosa ku nanti,” Leandra berpikir dengan sangat ketakutan dan bahkan Tora yang mendengar itu menjadi menghela napas Panjang.
“Ha… buat apa aku melakukan nya, bukankah terakhir kali kau akan menyiksa burung ku?” tatapnya seketika Leandra terkejut mengingat bagaimana dia membuat burung Tora sakit saat itu, dan itu membuatnya berwajah merah.
“Jadi, kau meremehkan ku, dan menjuluki gadis penghancur burung orang?!” dia malah menatap emosi.
“Tidak juga, lupakan itu, ayo,” Tora mengulurkan tangan.
“Tunggu! Kau akan membawaku untuk olahraga parkour lagi?”
“Benarkah? Oh ya?” Tora mencoba menghindar, hal itu membuat Leandra melirik kesal hingga kemudia dia menghela napas panjang dan menerima uluran tangan nya.
Siapa sangka, Tora langsung menariknya dan memeluk nya dengan satu tangan nya.
“Ah?!!” membuat Leandra terkejut dan di saat itu juga, Tora menggunakan satu tangan nya untuk naik ke atas, dia juga membawa Leandra untuk melakukan parkour dan berjalan di atas gedung apartemen yang tidak rata itu.
Meskipun agak ketakutan dan masih merasa terkejut dengan yang tadi, Leandra bisa melihat dari jauh bahwa ada bulan yang sangat terang melihat mereka membuat Leandra kembali memasang wajah khawatir dan memilih memeluk erat Tora membuat Tora merasakan itu.
Hingga ketika Leandra merasakan Tora berhenti berjalan, dia mengangkat kepalanya untuk melihat sudah sampai mana Tora membawanya dan rupanya dia langsung terdiam.
“Tempat ini?” Leandra terdiam melihat rupanya di depan mereka adalah sebuah bangku taman, jalanan kecil dan di belakang hanyalah hutan gelap.
“Apa yang sebenarnya kau maksudkan?” Leandra menatapnya, tapi mendadak Tora menatap sangat dekat di wajah Leandra ketika menoleh padanya, itu karena Tora masih membawa Leandra dengan satu tangannya.
Leandra juga baru sadar bahwa ia masih di bawa, hal itu membuat nya mendorong Tora. “Brengsek! Sudah kuduga kamu akan memanfaatkan kesempatan! Seharusnya begitu sampai, kamu melepaskan ku... Ehk.... Akhhhh!! Lepaskan!!” Leandra terus berusaha mendorong nya.
“Bukankah aku sedang melakukan nya, aku belum selesai,” kata Tora membuat Leandra terdiam.
Hingga Tora berjalan mendekat ke bangku taman itu dan meletakan Leandra di sana membuat nya terduduk.
“Apa maksudmu sih?” Leandra menengadah menatap, pandangan di depan nya juga tertutupi tubuh Tora, tapi ia terkejut karena Tora memojoknya di bangku kursi itu dengan meletakan tangan tora di senderan kursi membuat Leandra terpojok menatap dengan wajah yang hampir tersipu malu, tapi karena dia tak suka pada Tora membuatnya berusaha tidak tergoda. “Kau mau apa?!”
“Kau bilang, tubuhku sangat besar kan, bahkan bulan saja tertutupi oleh tubuhku, kalau begitu, aku akan menyingkir sebentar,” kata Tora membuat Leandra terdiam bingung hingga ia menyadari, Tora melepas tangan nya dari senderan bangku, kemudian duduk di samping Leandra.
Tapi hal itu membuat Leandra menatap ke depan, secara lurus dengan pandangan mata yang tidak percaya. “I-Itu???” ia langsung terbatu, karena yang ia lihat adalah pemandangan langit malam yang sangat indah. Bulan sabit yang bersinar terang dengan bintang-bintang yang juga membentuk rasi yang sangat cantik, tempat itu seperti tempat luar angkasa yang memperlihatkan betapa indahnya apa yang ada di langit malam. Permukaan melingkar seperti di atas bumi.
Leandra masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. “Itu sangat cantik,” ia langsung terkesan dan Tora yang melihat wajah Leandra, ia menjadi puas dan ikut menatap ke langit itu.