Lan Yunfei, seorang kultivator tingkat immortal dan pemimpin sekte Youming yang paling di segani dan di hormati oleh seluruh murid sekte di serang oleh ketua sekte iblis.
ia harus bertarung dan pada akhirnya ia harus menderita kerugian saat inti emasnya hancur dan menyebabkan kematian tragis.
ia terbangun dan mendapati ia di sebuah hutan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tubuhnya yang terluka dan inti emasnya yang rusak membuatnya tidak berdaya bahkan untuk menggerakkan tangannya pun sulit.
manusia adalah makhluk yang di anggap lemah dan mudah sakit atau terluka, namun mereka mampu menyembuhkan gangguan mental mereka akibat terlalu banyak menggunakan kekuatan mental, karena itu mereka berusaha untuk mempertahankan manusia.
"aku memilih mu." Marsekal Kaelusa Nightfort.
"???" Lan Yunfei yang terluka.
*Novel Ini novel STRAIGHT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RikuAlthea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 : Nada pemanggil roh.
"Fokus dengan nafas kalian, rasakan aliran energi di sekeliling, kendalikan kekuatan mental kalian."
Tercium bau dupa cendana yang pekat di dalam kelas, asap dupa mengepul.
Saat ini, Lan Yunfei memberikan kelas meditasi terlebih dahulu karena ia harus memeriksa kesiapan mereka.
Jika ada yang tidak bisa berkonsentrasi, ia akan memukul bahu orang itu dengan pemukul di tangannya, walaupun tidak keras.
Langkah Lan Yunfei sangat ringan, bahkan hampir tidak terdengar, mereka yang di lewati hanya tau dari angin yang berhembus pelan membawa aroma cendana samar.
Lan Yunfei memperhatikan para mahasiswa, mereka mampu berkonsentrasi dengan baik, sesekali Lan Yunfei akan membetulkan posisi mereka.
Setelah hampir 1 jam lamanya, Lan Yunfei mengizinkan mereka untuk berhenti.
"Apa yang kalian rasakan sekarang?"
"..." Kelas sunyi, tidak ada yang menjawab pertanyaan Lan Yunfei.
"Baiklah, ada yang mau mencoba lagi?"
Kali ini, Lan Yunfei mengambil Guqin biasa yang ada di atas meja, tidak lagi menggunakan guqin rohnya.
Karena ini Guqin biasa, beberapa dari mereka mengangkat tangan termasuk Mira, namun karena kemarin Mira sudah pernah, jadi Lan Yunfei memilih yang lain.
Kali ini seorang pria dengan rambut warna warni seperti burung merak.
Lan Yunfei memberikan instruksi dan di ikuti dengan baik.
Pria ini adalah trainee idol salah satu agency besar karena itu ia memiliki bakat musik yang sangat baik, bernama Leo Carter.
Pria itu menarik nafas perlahan dan menghembuskan nya, tangannya bersiap sesuai dengan instruksi Lan Yunfei.
'Ting!'
Suara Guqin mulai mengalun, lagu ini adalah lagu yang ia ciptakan saat akan ada penilaian mingguan trainee.
Melody nya bukan lah melody tradisional, benar-benar lagu balad dengan suara guqin tradisional.
Sebenarnya, Lan Yunfei bukan seorang kultivator musik, ia hanya menggunakan musik sebagai hiburan paling banyak atau sarana komunikasi dengan roh tertentu.
Sekarang ia mendengarkan nada yang tidak pernah ia dengarkan, dari mulai melody, chord yang lebih kompleks, ini cukup baru untuknya.
Setelah musik selesai, kelas penuh dengan tepuk tangan.
"Hmm, bagus, kau sangat berbakat, aku tidak pernah mendengar melody seperti ini sebelumnya."
"Tidak pernah?" Leo berfikir, ini musik biasa dan tidak ada yang spesial dari nada yang ia mainkan.
"Ya." Lan Yunfei mengizinkan Leo untuk kembali ke tempatnya dan ia mulai mengajari melody tradisional yang biasa di gunakan.
"Biasanya, melody ini di gunakan untuk memanggil roh dan berkomunikasi dengan mereka."
Mendadak kelas menjadi diam dan mencekam.
"Uhh... Tuan Lan, bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka?"
Lan Yunfei menatap siswa yang bertanya, terlihat jelas siswa itu sedikit takut dan ia baru merasakan kelas agak sedikit mencekam.
"Setiap nada adalah bahasa, saat roh bicara mereka akan membunyikan satu nada."
"Saya ingin melihatnya tuan Lan!" Seorang siswi berambut hijau kebiruan mengangkat tangannya, matanya terlihat sangat bersemangat.
Lan Yunfei menatap gadis itu sejenak dan memanggilnya "Kemari."
Gadis itu dengan semangat berjalan ke arah Lan Yunfei.
Beberapa anak berbisik.
"Dia memang agak sedikit aneh."
"Yaa, terkadang dia suka berbicara sendiri."
"Mungkin dia gila, mana ada hantu di zaman ini."
"Jangan-jangan guru tamu ini juga sama gilanya."
"Shhh!! Jangan bicara sembarangan!"
Lan Yunfei mendengarnya tapi ia tidak mengatakan apapun.
"Roh siapa yang ingin kau ajak bicara?"
"Aku bisa memilihnya?"
"Tidak, tapi bisa di panggil."
"... Tuan Lan apa kau bisa melihatnya?"
"Roh? Aku tidak benar-benar bisa melihat mereka, di mata ku mereka terlihat seperti kumpulan energi."
"Ohh... Jadi kau bisa melihatnya? Sesuatu yang ada di belakang ku."
Lan Yunfei memang melihat sekumpulan energi roh yang lemah di belakang gadis ini, tapi wujud roh itu sendiri, ia tidak bisa melihatnya kecuali roh itu yang memperlihatkan nya.
"Ya."
"Ini adalah roh nenek ku, mereka mengatakan bahwa nenek ku adalah orang yang menyelamatkan ku saat kecelakaan yang menimpa keluarga ku saat aku masih kecil." Gadis yang sebelumnya tampak bersemangat terlihat sedikit layu.
"Kau ingin bisa bicara dengannya?"
"Ya!! Aku ingin!" Gadis itu kembali bersemangat.
"Siapa nama nenek mu?"
"Karin."
Lan Yunfei mengeluarkan Guqin roh miliknya "Nada ini bukan untuk hiburan, tapi ritual untuk memanggil dan berkomunikasi dengan roh."
Nada yang di mainkan Lan Yunfei sangat aneh dengan jeda di beberapa waktu.
Setelah beberapa saat, Lan Yunfei diam namun sebuah nada berbunyi, bukan dari jemari Lan Yunfei, seolah ada sesuatu yang memainkan nada itu.
Gadis berambut hijau itu terkejut, karena ia benar-benar melihat neneknya berjalan dan menyentuh guqin itu.
"Dia bilang, dia khawatir dengan cucu kesayangannya, jadi ia masih belum bisa tenang."
"Katakan padanya, aku baik-baik saja dan bisa menjaga diri ku sendiri, nenek bisa pergi... Dengan tenang." Gadis itu merasa sangat sedih, tapi ia tidak ingin mengikat neneknya.
"Baiklah." Lan Yunfei kembali memainkan sebuah nada dan berhenti, tangannya sama sekali tidak menyentuh Guqin itu, namun Guqin itu berbunyi beberapa kali, nadanya tidak teratur, tidak membentuk sebuah melody.
"Dia bilang, Jalani hidup mu dengan bahagia, jangan selalu memendam semuanya sendiri, selalu ceria dan jangan sering berkomunikasi dengan roh, jangan mencari mencari orang tua mu lagi, banyak yang ingin memanfaatkannya, nenek sangat mencintai mu, Selen."
Setiap kata yang di ucapkan Lan Yunfei membuat gadis itu merasakan perasaan campur aduk.
Ia hidup sendiri, saat hampir seluruh keluarganya meninggalkannya.
Air mata jatuh dari mata hijau emerald itu, ia menyadari bahwa energi neneknya semakin lemah dan menipis.
Saat ia pergi ke biksu atau apapun itu, pria itu mengatakan bahwa energi neneknya melemah, semakin lama ia akan menghilang dan tidak ada yang akan tersisa, neneknya akan menghilang menjadi ketiadaan, tidak akan ber reinkarnasi tidak akan pergi ke surga.
Ia tidak menginginkannya jadi ia mencari cara agar neneknya bisa tenang.
"Nenek tidak perlu khawatir, aku sudah dewasa, aku bisa mengatasi masalah ku sendiri, nenek bisa pergi dengan tenang di surga." Air mata semakin deras mengalir dari mata emerald itu.
"Kau ingin aku membantu mu untuk mengirimnya?"
"... Ya." Selen mengangguk seperti ayam yang mematuk.
Setelah memainkan beberapa nada, Lan Yunfei berdiri, dari lengan bajunya ia mengambil beberapa kertas jimat kekuningan.
Ia menggigit ibu jarinya hingga darah menetes dan menulis di satu kertas jimat kosong.
Kertas jimat kekuningan menyebar, menempel di sudut kelas.
Angin yang ntah dari mana bertiup di ruangan tertutup itu, suasana mendadak mencekam.
"Apa ini? Kenapa jadi seperti ini?"
"Apa yang terjadi?"
"Jangan tanya pada ku."
Kertas jimat yang di tulis dengan darah berada di sela jari Lan Yunfei.
Mantra yang memiliki bahasa berbeda, tidak bisa di mengerti sama sekali.
Tidak ada yang bisa melihatnya, tapi selen bisa melihat sebuah gerbang muncul ntah dari mana, dan tidak lama kemudian gerbang itu terbuka, memperlihatkan 2 pria berambut hitam dan putih.
Neneknya ada di depan dua pria itu saat dua pria itu terlihat sedang bicara dengan Lan Yunfei dengan bahasa asing.
Kertas yang di tulis dengan darah itu melayang dan terbakar.
Neneknya di bawa oleh dua orang itu dan pintu tertutup.
Seluruh kertas kuning yang tertempel, mulai terbakar dan suasana kelas menjadi normal kembali.