Siapa sangka menjalin hubungan selama tiga tahun namun tiba tiba menikah dengan orang lain, tidak mudah untuk melalui semuanya namun harus di jalani. Apakah ikatan itu akan kuat atau akan berakhir begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Mita
Andin terbangun dan melirik jam di tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas, pantas saja perutnya sudah keroncongan minta di isi.
Ia mengerjapkan matanya mencoba mengingat apa yang terjadi, Ia menoleh ke samping ternyata Ivan sudah tidak ada disana.
" Apa dia sudah berangkat bekerja atau jangan jangan----- ! " Gumam Andin.
Sebenarnya Andin sempat melihat layar ponsel Ivan menyala beberapa kali saat mereka sama sama sedang melakukan penyatuan namun karena suasananya tidak memungkinkan jadi Andin memilih diam saja.
Ia melangkah pelan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, ada rasa nyeri di bagian bawah perutnya, Ia khawatir terjadi sesuatu pada janinnya.
Setelah bersih dan berpakaian rapi Andin meraih ponsel, kunci dan juga tas selempang kecil yang sering Ia bawa kemana-mana. Hari ini Ia akan memeriksakan kandungannya, takut aktivitas panas mereka tadi berakibat tidak baik pada janinnya yang sedang tumbuh di rahimnya.
" Sayang, kita hari ini akan ke Dokter untuk memeriksa perkembangan kalian,semoga hasilnya bagus ya, tapi sebelum itu bantu Mama dulu ya "
Andin mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat, sebelumnya Ia mampir membeli sesuatu yang Ia akan bawa kesana sebagai alasan untuk nya berkunjung.
Setelah mendapatkan nya Andin kembali mengemudikan mobilnya hingga tiba di tempat yang di tuju.
Ia melangkah santai tak mempedulikan tatapan suka dan tak suka dari karyawan yang bekerja disana.
Tidak ada yang berani mempersulit nya karena orang orang yang bertugas penting hampir semua mengenalnya.
Ia menaiki lift khusus hingga tiba di lantai Elite.
" Aku mohon Van, jangan tinggalkan aku untuk kali ini saja "
Suara seorang wanita di ruangan suaminya membuat langkahnya terhenti, Ia semakin menajamkan pendengaran nya. Suara itu sangat di kenalinya karena tidak asing di pendengarnya.
Andin sontak menutup mulutnya dengan tangannya ketika mengetahui siapa wanita itu, air matanya mulai berembun dan terasa panas.
" Ya Allah " Jerit hati Andin.
Inilah yang Ia takutkan selama ini, Ia mendengar ucapan Mita sahabatnya itu dengan begitu jelas.
" Tidak, ini bukan salahnya " Ingin marah tapi tak sanggup.
Andin memilih pergi dari tempat itu sebelum kedua orang itu menyadari kehadirannya. Cukup Ia tahu dan akan mengantisipasi diri, apapun bahagia dan tidaknya itu tergantung pilihannya sendiri.
Andin melangkah dengan cepat meninggalkan tempat itu, kini Ia menuruni tangga karena pikirannya kalut. Tidak terpikirkan olehnya ada tangga yang dengan cepat mengantarkan nya ke lantai bawah.
Setiap langkahnya terngiang semua memori mereka, dari pertemanan, pernikahan, hingga kejadian hari ini. Pundaknya berguncang seiring nafasnya yang tersengal karena tangisnya.
" Apa kedatangan Mita untuk mengambil miliknya yang sempat Ia pinjamkan padaku "
Melewati beberapa orang Ia melangkah sambil menunduk, salah seorang yang mengenalnya merasa heran dan memberanikan diri menyapanya.
" Bu Andin, apa Ibu sudah bertemu dengan Pak Ivan "
Andin hanya memandang sekilas dan kemudian kembali menunduk, Ia melihat tangannya ternyata masih membawa kotak makan siang yang Ia beli di jalan.
" Ini untuk kalian, makanlah bagi yang mau. Oh ya, jangan bilang pada Mas Ivan kalau saya datang kemari "
Meski ragu namun wanita itu tetap menerima pemberian dari Istri pemilik perusahaan tempat mereka bekerja itu.
" Baik Bu, terimakasih " Ucapnya mengangguk hormat.
Andin kembali melangkah meninggalkan perusahaan itu dengan hati hancur. Baru akan membuka pintu mobil tiba-tiba perutnya terasa nyeri, Ia merintih pilu.
" Aw sakit " Rintihnya.
Ia segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, meskipun hatinya hancur namun Ia masih sadar dengan kehadiran janin di dalam rahimnya, Ia tidak mau gegabah.
" Yang kuat ya sayang, bantu Mama. Bertahanlah disana, jangan tinggalkan Mama, Mama butuh kamu untuk menguatkan Mama Nak, kita sama sama saling menguatkan " Gumam Andin lirih.
Ia kembali mengemudi dengan hati hati sembari terus meringis menahan rasa nyeri. Nyeri di sekujur tubuhnya, nyeri akibat aktivitas panas mereka, nyeri karena kedatangan Mita dan nyeri bagian perutnya. Paket komplit
Ia kembali melangkah menuju ruang poli kandungan, Dokter yang beberapa hari menanganinya terkejut melihat kedatangan Andin.
" Bu Andin, anda tidak apa apa kan "
Kabar baiknya ruangan itu dalam keadaan kosong tidak ada pasien yang sedang nengantri seperti biasanya