Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Pola Pembunuhan
- *Target Korban*:
- Orang-orang yang dianggap "tidak penting" oleh masyarakat, seperti gelandangan, pekerja kasar, atau orang yang hidup sendirian tanpa keluarga.
- Namun, belakangan, targetnya mulai mengarah ke individu yang lebih mencolok, seperti pengusaha kaya atau tokoh masyarakat.
- *Metode Pembunuhan*:
- Korban ditemukan dengan luka tusukan kecil namun mematikan, biasanya di area leher atau dada.
- Tidak ada tanda-tanda perlawanan, yang menunjukkan bahwa korban kemungkinan dilumpuhkan terlebih dahulu dengan obat bius atau serangan mendadak.
- Pembunuhan dilakukan dengan sangat bersih—tidak ada sidik jari atau bukti fisik yang ditinggalkan di tempat kejadian.
- *Lokasi Pembunuhan*:
- Tempat-tempat umum yang ramai, seperti bar, taman kota, atau terminal. Namun, tubuh korban sering ditemukan di lokasi terpencil, seperti gudang kosong atau pinggir sungai.
- *Waktu Operasi*:
- Biasanya terjadi pada malam hari atau dini hari, saat suasana sepi dan gelap.
Motif Pembunuhan
- *Motif Utama*: Tidak jelas. Namun, ada teori bahwa pembunuh ini memiliki pola psikologis tertentu:
- Ia mungkin memiliki dendam terhadap masyarakat atau orang-orang tertentu.
- Ada kemungkinan ia melihat pembunuhan sebagai "karya seni" atau cara untuk membuktikan keunggulannya.
- Beberapa korban memiliki latar belakang yang sama, seperti terlibat dalam kasus korupsi kecil atau kriminalitas ringan, yang menunjukkan bahwa pembunuh ini mungkin memiliki agenda moral tertentu.
- *Catatan Sistem*: Sistem mencatat bahwa pembunuh ini tidak hanya berbahaya secara fisik, tetapi juga memiliki kemampuan manipulatif yang tinggi, sehingga sulit dilacak.
Ciri-Ciri Unik yang Menguatkan Identitasnya
- *Kebiasaan*: Sering terlihat meminum minuman non-alkohol, seperti jus jeruk, di tempat-tempat yang ramai. Ia tidak suka terlibat langsung dalam keramaian, tapi lebih suka mengamati orang-orang di sekitarnya.
- *Tanda Tangan (Signature)*:
- Setelah membunuh, ia sering meninggalkan simbol kecil di lokasi kejadian, seperti ukiran berbentuk burung gagak (raven) di dinding atau benda di sekitar korban.
- Beberapa korban ditemukan dengan benda kecil di tangan mereka, seperti koin atau benda yang tampaknya memiliki makna simbolis.
- *Kecerdasan Tinggi*: Pembunuh ini selalu selangkah lebih maju dari pihak berwenang. Ia mampu menghapus jejaknya dengan sempurna dan menghindari kamera CCTV.
Korban-Korban Sebelumnya
- *Korban 1*: Seorang gelandangan yang ditemukan di taman kota dengan luka tusukan di leher.
- *Korban 2*: Seorang kasir minimarket yang ditemukan di ruang penyimpanan barang. Tidak ada tanda-tanda perlawanan.
- *Korban 3*: Seorang pengusaha kecil yang sedang dalam perjalanan pulang. Tubuhnya ditemukan di sebuah gudang kosong.
- *Korban 4*: Seorang wanita muda yang bekerja di bar. Ia terakhir terlihat berbicara dengan seseorang yang sesuai dengan deskripsi pembunuh.
- *Korban Terbaru*: Belum diungkapkan, namun sistem mencatat bahwa pembunuh ini mungkin sedang mencari target baru.
Teori Tentang Pembunuh
- *Teori 1*: Pembunuh ini memiliki trauma masa lalu yang mendalam, yang membuatnya melihat pembunuhan sebagai bentuk pelampiasan atau kontrol atas hidupnya.
- *Teori 2*: Ia bekerja untuk organisasi tertentu yang memiliki agenda rahasia. Pembunuhan ini mungkin bukan atas kehendaknya sendiri, melainkan bagian dari misi yang lebih besar.
- *Teori 3*: Ia mungkin seorang psikopat yang menikmati permainan kucing dan tikus dengan pihak berwenang. Ia sengaja meninggalkan petunjuk kecil untuk menunjukkan kecerdasannya.
Alrazi mencoba mencocokkan informasi itu dengan pria yang ia amati. "Dia memang tidak mencolok, tapi itu bisa jadi bagian dari strateginya," pikir Alrazi. Ia memutuskan untuk mengambil risiko kecil. Ia memesan jus jeruk yang sama seperti pria itu, lalu berjalan ke mejanya.
"Permisi, boleh duduk di sini?" tanya Alrazi dengan nada ramah, mencoba terdengar santai.
Pria itu menoleh perlahan, matanya menatap Alrazi dengan ekspresi kosong. "Silakan," jawabnya singkat, suaranya rendah tapi tidak kasar.
Alrazi duduk di depan pria itu, mencoba membaca ekspresinya. "Jus jeruk, ya? Minuman yang cukup sederhana untuk tempat seperti ini," kata Alrazi, mencoba membuka percakapan.
Pria itu mengangkat bahunya. "Aku tidak suka alkohol," jawabnya singkat, sambil mengambil sedotan dan meminum jusnya perlahan.
Percakapan itu terasa kaku, tapi Alrazi tahu bahwa ia harus tetap tenang. "Kau sering datang ke sini?" tanya Alrazi, mencoba menggali informasi lebih dalam.
Pria itu menggeleng. "Tidak. Aku hanya lewat. Tempat ini kebetulan buka," jawabnya, masih dengan nada datar.
Alrazi mulai merasa bahwa pria ini memang sulit dibaca. Tapi di balik ketenangannya, ada sesuatu yang membuat Alrazi merasa bahwa ia harus terus menggali. "Kau terlihat cukup pendiam. Di tempat seperti ini, biasanya orang datang untuk bersenang-senang," kata Alrazi, mencoba memancing reaksi.
Pria itu menatap Alrazi sejenak, lalu tersenyum kecil. Tapi senyumnya tidak terasa hangat, lebih seperti senyum yang penuh misteri. "Sesuatu yang terlalu ramai kadang membuatku tidak nyaman," katanya. "Aku lebih suka mengamati daripada ikut terlibat."
Jawaban itu membuat Alrazi semakin curiga. "Mengamati?" pikirnya. Itu terdengar seperti sesuatu yang akan dilakukan seseorang yang sedang memilih target. Tapi ia tahu bahwa ia harus berhati-hati. Jika pria ini benar-benar pembunuh berantai, satu langkah yang salah bisa membuatnya dalam bahaya.
Alrazi memutuskan untuk tidak terlalu mendesak. Ia menghabiskan jus jeruknya perlahan sambil mengamati pria itu lebih jauh.
Namun, sebelum ia sempat menyusun rencana berikutnya, pria itu berdiri dari kursinya. "Aku harus pergi," katanya singkat, lalu mulai melangkah menuju pintu keluar.
Alrazi menatap pria itu pergi, lalu mengirim data yang ia dapat dari sistem kepada polisi.
Ia juga mengirim foto pria itu yang sempat Ia ambil dari tempat duduk yang tadi.
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor