ISTRI RASA SIMPANAN

Elena membuka matanya, dia hanya berpura-pura tidur saja saat Kevin masuk ke dalam kamar. Elena meraba tangan Kevin yang terluka. Elena bangkit lalu mengambil kotak obat P3K. Elena mengobati kedua tangan Kevin yang terluka. "Aku tidak mengerti Kev, apa yang kamu inginkan sebenarnya," lirih Elena.

Elena tidak mengerti apa yang sebenarnya di inginkan Kevin. Kevin bilang mencintai Elena tetapi menyakiti dirinya. "Aku akan mengatakan yang sebenarnya pada Dean, agar kamu tidak lagi merasa cemburu," gumam Elena.

Elena sudah berencana akan memberitahu semuanya kepada Dean dan Bela jika dia sudah menikah dengan Kevin. Elena menyadari saat pertengkarannya bersama Kevin hanyalah soal kecemburuan saja. Elena akan memulai belajar mencintai Kevin. Elena tidak peduli apa Kevin akan bersama Amel atau tidak.

Elena hanya akan bersama Kevin suaminya. Elena juga harus menerima rasa kecewa dari Dean. Elena juga akan berencana menceritakan semuanya kepada Amel. Elena akan meminta Amel untuk menjauh dari suaminya. Elena tidak peduli lagi, yang hanya dia pikirkan adalah kebahagiannya.

Elena membaringkan diri di samping Kevin lalu tertidur. Kevin mendengar semua perkataan Elena. Kevin sadar saat Elena mengobati tangannya. Kevin mengecup kening El. "Jika... kamu tahu kebenaran tentang diriku, apa kamu mau menerimanya," lirih Kevin.

Elena mengirim sebuah pesan kepada ketiga sahabatnya. Elena menunggu mereka di apartemennya. Kenapa Elena malah menyuruh mereka datang ke apartemen Kevin, itu karena Elena hanya tidak ingin terjadi keributan di luar. Elena sengaja tidak memberitahu Kevin jika sahabat mereka akan datang ke apartemen.

Kevin ingin keluar setelah sarapan, hari ini jadwanya untuk ke kantor. "Elena... aku mau pergi."

"Iya... tapi kamu harus pulang pada saat jam makan siang," ucap Elena.

Kevin merasa heran Elena menyuruhnya pulang. "Kamu mau makan siang bareng?"

Elena mengangguk. "Pulang saja nanti saat makan siang."

"Oke...."

Kevin berlalu dari hadapan Elena. Elena menyiapkan segalanya untuk menyambut ketiga sahabatnya itu. Elena harus menyiapkan mentalnya untuk mengatakan kebenaran tentangnya.

*****

Jam sudah menunjukan pukul 12 siang. Ini sudah waktunya untuk makan siang. Kevin melajukan mobilnya untuk pulang ke apartemen. Kevin masuk setelah menekan tombol password. Elena sudah menunggu kedatangan suaminya. Elena menyambut kedatangan Kevin dengan mencium punggung tangan Kevin.

Elena mengajak Kevin untuk makan siang bersama. "Ayo kita makan siang dulu."

Kevin mengikuti langkah kaki Elena menuju meja makan. Elena melayani Kevin dengan mengambilkan makanan. Kevin merasa aneh akan sikap Elena yang berubah. Elena berubah menjadi lebih manis. Kevin berasa menjadi suami yang di sayang.

Selesai makan siang, Elena mengajak Kevin untuk duduk di ruang TV. Tidak lama kemudian bel pintu berbunyi. Elena beranjak pergi untuk membuka pintu. Dean, Raka, Bela dan juga Amel sudah berada di depan pintu.

"Kalian... sudah datang, ayo masuk," ucap El.

Mereka semua masuk kedalam apartemen. Mereka semua terkejut saat melihat Kevin juga berada disana. Raka sama sekali tidak kaget karena sudah tahu kebenarannya. Kevin yang melihat pacar dan juga sahabatnya datang juga kaget.

"Kalian... mengapa ada disini," ucap Kevin.

"Kevin... kamu disini," ucap Amel.

Semua menatap ke arah Elena untuk mencari alasan, kenapa mereka semua di kumpulkan. Elena yang di tatap dari masing-masing temannya, segera membuka mulut untuk bicara. "Duduklah dulu, aku akan menjelaskan semuanya."

Semua duduk di posisi masing-masing. Amel duduk di samping Kevin, dengan merangkul lengan Kevin. Elena menarik napas panjang lalu mengembuskannya secara perlahan. Kevin menatap tajam Elena seraya mengelengkan kepala, agar Elena tidak memberitahu mereka semua kebenaran hubungan mereka berdua.

Jadi karena ini kamu menyuruhku makan siang bersama, batin Kevin.

"Aku dan Kevin sudah menikah!" ucap Elena.

Duarrrr... !

Bak petir menyambar, satu kata dari Elena membuat semuanya kaget. Kevin hanya menundukan kepala. Amel melepas rangkulan tangannya pada Kevin. Dean kaget tidak percaya begitu juga Bela. Hanya Raka yang tidak, karena sudah tahu semuanya.

"Kamu... lagi ngeprank?" tanya Bela.

Elena menggeleng. "Itu benar... Raka juga sudah tahu."

Dean menatap Raka mencari sebuah kebenaran disana. "Raka... apa itu benar?"

Raka mengangguk. "Maafkan aku De, itu semua benar."

Amel mengeleng tidak percaya. "Apa ini Kevin... coba jelaskan."

"Biar aku yang menjelaskan," ucap Elena.

Elena menjelaskan semua kebenaran hubungannya bersama Kevin. Elena menjelaskan kalau mereka di jodohkan. Elena hanya menjelaskan statusnya saja tapi tidak dengan kehidupan rumah tangganya.

Dean kecewa akan Elena yang telah merahasiakan hal yang begitu besar. "Jadi... karena ini kamu tidak menerima cintaku."

Elena diam tertunduk. "Maafkan aku Dean."

Amel geram dan juga marah akan kebenaran ini. "Kevin... kamu bilang mencintaiku tapi apa buktinya?"

Kevin meraih tangan Amel untuk menenangkan pacarnya itu. "Amel... maaf, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya mencintai kamu bukan Elena."

Betapa perih hati Elena akan kata terakhir dari mulut Kevin. Elena tidak peduli lagi, sekarang semua sudah jelas. Elena tidak harus bermain kucing-kucingan menyembunyikan pernikahannya.

"Jika kamu mencintai Amel, kamu harus menceraikan Elena," ucap Raka.

Kevin menatap tajam Raka. "Jangan mencampuri urusanku, Raka!"

Dean bangkit dari duduknya untuk pergi. Elena meraih tangan Dean agar tidak pergi. "Dean... aku minta maaf."

Dean menepis tangan Elena, lalu beranjak keluar dari dalam apartemen Kevin. Elena terisak, inilah yang harus dia hadapi. Elena sudah memberitahu semuanya dan akibatnya Dean tidak menerima ini semua.

Bela memeluk Elena agar sahabatnya itu merasa tenang. "Sabar El... aku akan terus mendukung kamu."

Amel menatap tajam Kevin. "Kevin... jika kamu mencintai aku, kamu ceraikan Elena."

Kevin tersentak. "Jangan bicara begitu Amel, aku akan selalu bersama denganmu."

Amel pergi berlari keluar apartemen dan Kevin mengejarnya. Raka memeluk sahabatnya itu agar merasa tenang. Raka dan Bela menenangkan Elena yang terus menangis.

"El... aku akan selalu mendukung kamu. Apa pun keputusan yang ingin kamu ambil, maka aku akan mendukung kamu," ucap Raka.

"Terima kasih... Raka, Bela," ucap Elena.

Kevin mengejar Amel yang terus berlari. Kevin memeluk Amel agar tenang. "Sayang... tenanglah, aku akan menceraikan Elena. Aku hanya cinta kamu saja."

Amel menangis dan memukul dada Kevin."Kamu jahat Kev... kenapa kamu menikah dengan Elena?"

Kevin semakin mengeratkan pelukannya. "Itu hanya karena orang tuaku saja. Percayalah, aku hanya cinta kamu saja."

Amel mulai menghentikan tangisannya. "Kamu tidak bohong, kan?"

Kevin tersenyum lalu mengecup kening Amel. "Tidak... percaya padaku."

Amel tersenyum lalu memeluk Kevin. Kevin mengantar Amel ke dalam mobilnya. Kevin melambaikan tangan pada Amel saat mobil itu berlalu dari hadapannya.

Elena, kenapa secepat itu kamu memberitahu Amel, kamu membuatnya semakin rumit istriku, batin Kevin.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.