Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.
Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.
Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak Jadi Orang Terkenal
"Ada apa ramai-ramai di luar?"
Daris terkejut mendengar suara gaduh di depan rumah, mandor berteriak-teriak menenangkan mereka.
Daris khawatir ada malpraktek dan mereka menuntut Puskesmas.
"Mereka ingin bertemu denganmu," kata Tiara. "Mereka ingin usie bareng."
Celaka, keluh Daris dalam hati. Kekonyolan mereka akan membuat Felicia tahu keberadaannya di kampung ini.
"Bagaimana mereka sampai tahu? Aku datang malam hari dan kampung sudah mati."
"Tapi Mang Ujang masih hidup, dan mulutnya ember."
Daris jadi serba salah. "Mmm ... bilang saja aku masih tidur, bangunnya siang nanti."
Daris enggan menemui mereka, ia lagi malas berurusan dengan perempuan.
"Jangan kecewakan fans," tegur Fiona. "Kau mesti membangun chemistry dengan mereka."
"Aku ingin hidup nyaman."
"Kau sulit nyaman dengan enam juta views pagi ini, hidupmu sudah milik fans."
"Pokoknya kalian temui mereka, aku ingin mereka pergi."
"Nggak bisa begitu dong, Ris," sanggah Tiara. "Jangan kecewakan fans, merekalah yang membesarkan dirimu."
Menjadi penyanyi terkenal bukan pilihan hidup Daris, ia ingin mengembangkan usaha kuliner sampai pada titik di mana ia merasa puas dengan hasil jerih payahnya.
Kepopuleran akan menyeretnya pada kegelisahan hati yang sulit dienyahkan. Ia tidak mau menjadi orang terkenal, ia ingin menjadi orang terbaik di lingkungan.
Menjadi orang bermanfaat bagi lingkungan adalah obsesi kakeknya yang coba ditirunya.
"Ketenaranmu adalah modal bagus untuk usaha kuliner," kata Tiara. "Mereka akan menjadi pelanggan yang rela merogoh kocek dalam-dalam."
Hal ini jadi dilema bagi Daris. Jika ia menjaga jarak dengan mereka, usaha kuliner pasti kena dampaknya.
Mereka sudah tahu warung itu miliknya, padahal Daris hanya bertanggung jawab terhadap racikan makanan, perlu waktu untuk melatih orang mampu meracik sesuai keinginannya.
Situasi ini menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi Daris. Felicia jadi tahu siapa orang-orang terdekatnya.
"Aku bukan pria yang suka dikelilingi wanita cantik," ujar Daris. "Jadi orang terkenal itu tidak seenak yang terlihat."
"Kau itu aneh," keluh Fiona. "Orang-orang sampai berbuat nekat untuk pansos, kau malah menolak untuk ngetop."
"Banyak pengusaha muda seperti dirimu mencari peluang untuk terkenal, untuk mendapat pengakuan," kata Tiara. "Aku saja bangga punya bestie jadi penyanyi ngetop, kau malah mengecewakan kebanggaanku."
"Aku tidak mau berdebat," elak Daris. "Kalian bilang saja aku masih tidur."
Daris menyelesaikan sarapan pagi, lalu pergi ke belakang.
"Kau mau ke mana?" tanya Tiara.
"Pergi ke gunung lewat belakang," jawab Daris. "Perbekalan dan logistik minta mandor saja untuk diangkut pakai pick up."
"Kau pikir ada tempat aman di kampung ini? Medsos Mang Ujang sangat dahsyat, kau bisa diburu cewek sekampung."
"Lebay banget tuh mandor."
"Nikmatilah kepopuleran dirimu," nasehat Fiona. "Kau akan nyaman dengan kehidupanmu."
Daris tidak mau menikmati ketenarannya. Ia ingin menjadi manusia biasa seperti pria kebanyakan.
Daris mempunyai pandangan berbeda tentang popularitas. Suatu hari nanti ia akan terperangkap di dalamnya.
Tiara berhasil menghalau fans pergi, Daris bisa keluar rumah dengan lega.
"Aku berangkat duluan," kata Daris kepada mandor. "Jangan high key di medos. Aku tidak suka flexing."
"Siap, Bos...!"
"Kau tahu high key?"
"Nggak, Bos...!"
"Mulut ember!"
"Waduh...!"
"Semua kebutuhan logistik sudah dinaikkan ke pick up?"
"Sudah, Bos...!"
Daris keki. "Sekali lagi panggil bos aku sumpahi wajahmu jelek seumur-umur."
"Jelek adalah kelebihanku, Bos...! Aku belum tentu jadi mandor kalau wajahku handsome."
"Betul juga. Kau sudah menjadi cover boy kalau ganteng."
"Nah, itu bos tahu."
"Cover boy surat yasin."
"Jangan gitu, Bos! Aku ingin hidup seribu tahun lagi!"
"Kau harus mendirikan panti jompo untuk persiapan."
Daris dan Fiona berangkat ke pegunungan naik pick up. Kaca jendela dibuka penuh untuk masuk udara segar.
Daris mulai tidak nyaman tinggal di rumah Tiara. Lagu Ku Memujamu sudah mengurangi kebebasan ruang geraknya.
Daris ingin menghirup udara segar di pegunungan, tanpa kicauan penggemar.
"Kenapa kau menolak jadi orang ngetop?" tanya Fiona. "Apa trauma dengan masa lalu ayahmu?"
Ayah Daris adalah pengusaha yang berusaha terjun ke dunia musik.
Ia menjadi penyanyi terkenal dan bertemu dengan perempuan penggoda yang kemudian menjadi sekretaris pribadi dan istri muda.
Ia juga menggeluti dunia politik dan selama dua periode menjadi wakil rakyat dan selingkuh dengan artis terkenal.
"Kau bisa menjadikan ayahmu cermin. Masa lalu adalah milik sejarah, milikmu adalah masa kini. Masa depan adalah milik Tuhan, karena kau tidak tahu apakah esok masih bernafas."
"Fans lah yang menyuguhkan kehancuran bagi ayahku. Ia married dengan ketenaran ayahku dan merampas semua mimpi."
Fans di tanah air sangat unik. Mereka rela memberikan segalanya untuk sang idola.
Padahal ayahnya sudah punya istri dan dua anak.
Ia bersedia menjadi istri muda dengan mencatut agama, padahal kenal agama saja dari internet.
"Jadi kau takut jatuh cinta sama fans sasaeng?"
Sasaeng adalah fans garis keras yang sangat terobsesi dengan idolanya, bahkan tidak memperdulikan privasi.
"Fans imut-imut saja pasti bersedia jika aku meminta."
Kehancuran ayahnya cukup menjadi sejarah, jangan sampai terulang pada dirinya.
Fans banyak trik untuk menjebak idolanya. Mereka tak segan berbuat agresif untuk menarik perhatian.
Daris pasti viral jika mengabaikan penggemar seperti itu. Ia akan menggunakan kekuatan medsos untuk menjatuhkan dirinya.
"Musik adalah kesempatan untuk mengembalikan kehidupanmu yang hilang," kata Fiona. "Kau butuh waktu lama untuk membangun namamu lewat usaha kuliner."
"Tiara belum tahu kalau aku bukan lagi anak pengusaha besar. Aku jadi nervous setiap kali ia menyebutku pengusaha muda yang rendah hati, padahal aku memang rendah."
"Jangan inferior dengan kebangkrutan ayahmu. Jadikanlah pelecut untuk bangkit."
Kepribadian Fiona sangat mengagumkan, ia selalu memberi motivasi setiap kali Daris menghadapi masalah. Padahal karirnya sendiri sedang tidak baik-baik saja.
Fiona adalah gadis modern yang patuh kepada orang tua, menerima dengan besar hati di saat mereka membatalkan perjodohan.
Barangkali juga Fiona ragu untuk berumah tangga dengannya. Ia bisa menerima mempunyai sahabat tak berkasta, tapi ia keberatan untuk menjadi istri.
"Aku kuatir Tiara mengetahui keadaanku yang sebenarnya sebelum aku bangkit," ujar Daris berawan. "Ia pasti menuduhku pembohong."
"Seperti apa Tiara di matamu?"
"Seperti dirimu di mataku."
Tiara dan Fiona adalah perempuan istimewa di hatinya. Mereka membuat dirinya menjadi manusia berharga,.
Daris membutuhkan mereka untuk menghilangkan cap pria sampah.
Tapi mereka bisa menjadi korban kebencian Felicia.
"Kau tidak pernah berusaha untuk menjelaskan?" tanya Fiona.
"Tiara mestinya curiga aku datang ke rumahnya membawa pick up," jawab Daris. "Fashion-ku juga bukan barang bermerek."
"Kau jarang sekali membawa mobil mewah selama kuliah. Bagaimana ia curiga?"
Daris biasa membawa motor sport untuk kuliah. Tiara suka sekali membonceng bahkan sering kehujanan, padahal ia punya sedan mungil.
"View Ku Memujamu terus melejit naik. Aku kira meniti karir di dunia musik bukan pilihan buruk."
"Musik adalah pilihan yang perlu dihindari."