NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

Lagi-lagi Baron menyakiti perasaannya dengan mulut pedasnya. Padahal ia berniat berterima kasih atas ilmu yang diberikan pria itu tadi sore. Evelyn mengurungkan niatnya untuk bersikap baik padanya.

Baron mengambil jaketnya yang tergantung di kursinya. Tadinya jaket itu dipakainya karena udara sangat dingin. Namun, perapian yang dinyalakan di tengah halaman membuat tubuhnya kepanasan. "Pakai ini!" perintah Baron sambil mengulurkan jaket itu pada Evelyn.

Evelyn melirik Peter yang masih sibuk memanggang daging, jika saja pria paruh baya itu tidak di sana, ia tidak akan menerima jaket itu. Ia akhirnya menerima jaket itu dan memakainya.

Baron melanjutkan kegiatannya tanpa ingin membuat lebih kesal lagi. Evelyn memilih mencuci buah di keran air. Setelah Peter selesai memanggang dan meja makan telah tertata dengan makanan pendukung, mereka makan malam dengan hikmad.

Setelah mereka selesai makan malam, Evelyn lebih dulu izin masuk ke dalam vila. Karena berada di dataran tinggi dan tepat berada di kaki bukit, suhu di wilayah itu sangat dingin membuat Evelyn memilih menghabiskan malam di kamarnya sambil menonton drama pendek.

Setelah itu, ia menyalakan televisi dan mencari film kesukaannya, ia lalu melompat ke tempat tidur dan bergelung di dalam selimut tebalnya. Evelyn menghidu jaket sweter milik Baron. Aroma pria itu begitu kuat sampai menempel di tubuhnya. Aromanya terasa menyenangkan membuatnya tidak berniat melepaskan sweter tersebut.

Cukup lama gadis itu menonton sampai akhirnya tertidur pulas tanpa mematikan televisi lebih dulu. Cuaca yang sudah mendung sejak tadi tiba-tiba mendatangkan hujan yang cukup deras. Dalam tidurnya Evelyn gelisah ketika mimpi buruk yang selalu menghantuinya muncul lagi. Suara wanita yang menyiksa ibu kandungnya selalu terngiang-ngilang di kepalanya tiada henti.

Evelyn tiba-tiba terbangun karena mimpi itu. Dan sialnya, kamarnya gelap gulita membuat tubuhnya menegang. Angin yang kencang berhembus dari jendela yang lupa ditutup membuat suasana kamarnya semakin mencekam.

"Mama..." gadis itu merengek seperti anak kecil. Tubuhnya refleks menyudut di tempat tidur. "Aku takut..."

Di tengah ketakutannya, tubuhnya tiba-tiba dipeluk dari samping. Aroma tubuh orang itu sama persis dengan aroma sweter Baron membuat Evelyn mengetahui bahwa Baron yang datang. Karena ketakutannya, secara naluriah gadis itu merapatkan tubuhnya pada Baron seolah meminta perlindungannya.

Ruangan sangat gelap membuat Evelyn tidak dapat melihat wajah Baron. Tapi aroma tubuh pria itu sangat kuat membuat Evelyn nyaman di pelukannya. Tangan hangat Baron terasa saat mengusap kepalanya. Evelyn merasa Baron hendak melepaskan dirinya, membuat Evelyn refleks menarik kerah baju Baron.

"Aku ingin menutup jendela." ucap pria itu.

Seolah mengerti, Evelyn melepaskan pegangannya. Setelah terdengar suara jendela tertutup, Baron kembali ke tempat tidur. Evelyn merasakan kehangatan kembali dan merasa terlindungi.

Evelyn kehilangan kewaspadaan pada pria ini. Sebelumnya ia tidak sudi disentuh oleh Baron, namun sekarang ia bahkan tidak mau Baron menjauh meski sebentar. Baron adalah sumber penderitaan sekaligus penenang baginya. Ia membenci Baron, tetapi tubuhnya berkata sebaliknya.

Evelyn membuka matanya saat hari mulai terang. Tidurnya begitu nyaman berada di pelukan hangat orang yang dibenci. Tangan Baron masih melilit pinggangnya dengan erat. Mengingat apa yang terjadi tadi malam, wajah Evelyn terasa panas dan merona. Ia bingung menghadapi pria itu saat bangun nanti.

Evelyn mengangkat tangan Baron dari atas perutnya. Namun tangan Baron malah menariknya semakin erat. Evelyn terkesiap, Baron telah membuka matanya dan menatapnya dengan lembut. "Jangan bangun dulu." suaranya serak khas bangun tidur membuat tubuh Evelyn berdesir.

Baron menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Evelyn. Di dalam selimut tangan pria itu begitu lancang masuk ke dalam baju Evelyn. Evelyn memejamkan matanya saat merasakan elusan itu. Tangan Evelyn langsung menahan tangan Baron.

Deru nafas Baron terdengar berat di telinganya. "Kau sangat cantik dan menggoda ketika bangun. Aku tidak tahan untuk menyentuhmu Nona."

Baron mengerang menahan desakan dari dalam tubuhnya. Iman pria itu diuji saat ini, tubuh Evelyn sangat menggoda imannya. Rasanya ia ingin menelanjangi gadis itu untuk merasakan tubuh gadis itu. Leher jenjang Evelyn seolah berteriak untuk disentuh, pria itu dengan cepat menempelkan bibirnya di sana. Menghisap seperti bayi yang kehausan.

"Ahk..." Evelyn mengerang sambil berusaha mendorong Baron. Tapi Baron tidak membiarkannya. Semakin Evelyn memberontak, semakin kuat pelukan pria itu.

Baron kelepasan sampai tidak sadar menghisap terlalu kuat, jika saja Evelyn tidak mengerang kesakitan, sudah pasti Baron melanjutkan aksinya. Pria itu begitu puas melihat bekas gigitannya yang memerah, terlihat kontras dengan kulit putih Evelyn.

"Sorry." lirih Baron.

Wajah Baron terlihat merah padam serta tubuhnya terbakar oleh hasrat yang membara. Jika dia masih bertahan di tempat ini, tidak bisa dijamin ia tidak menyentuh Evelyn lebih jauh. Baron tidak ingin hal itu terjadi. Sudah pasti ia akan berakhir memaksa Evelyn.

Baron menepis selimut darinya lalu meninggalkan Evelyn begitu saja di tempat tidur. Setelah Baron pergi, Evelyn bergegas ke depan cermin untuk memeriksa hasil perbuatan Baron. Ia meringis melihat cap merah yang begitu kentara dan terlihat jelas.

"Astaga." Evelyn merutuki pria itu.

Setelah mandi, Evelyn sibuk di depan meja rias menutupi bekas merah di lehernya menggunakan bedak foundation. Beruntung bedak mahalnya berhasil menutupi bekas itu dengan sempurna.

Tidak cukup menutup menggunakan bedak, Evelyn memakai baju rajut dengan model turtle neck sehingga lehernya tidak terekspos. Ketika ia bergabung di meja makan bersama Peter dan Baron, Baron tersenyum lebar melihatnya. Matanya tertuju pada leher Evelyn.

Baron sengaja mengambil duduk di sebelah Evelyn. "Sepertinya aku menemukan solusi agar kau tidak memakai pakaian terbuka lagi." bisik pria itu sambil menyeringai.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!