NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

**Pagi di Apartemen Levi**

Pagi itu, apartemen Levi diselimuti ketegangan. Lia sedang berdiri di dapur, membuat sarapan sambil sesekali melirik ke arah Levi yang masih asyik dengan laptopnya. Levi dan Ervin telah menghabiskan beberapa hari terakhir menyelidiki kebocoran informasi dalam operasinya, dan hasilnya mulai terlihat.

Levi mengetik dengan cepat, matanya terfokus pada layar. Di sebelahnya, Ervin duduk dengan headset, memantau beberapa layar lainnya yang menampilkan data dan komunikasi yang mereka sadap.

“Bagaimana dengan sistem di Timur Tengah?” tanya Levi tanpa mengalihkan pandangannya.

Ervin mengangguk sambil terus mengetik. “Kita berhasil menemukan jejak IP yang mencurigakan. Mereka mencoba menyamarkan sinyal, tapi tidak cukup baik. Kita hampir bisa memastikan siapa yang bertanggung jawab.”

Levi tersenyum tipis, penuh kepuasan. “Bagus. Kita perlu memastikan mereka tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri atau menghancurkan bukti lebih lanjut.”

Lia mendekat dengan nampan berisi sarapan. “Kalian berdua perlu istirahat sebentar. Makanlah dulu sebelum melanjutkan.”

Levi menatap Lia dengan lembut, meraih tangan Lia yang memegang nampan. “Terima kasih, Lia. Kamu selalu tahu apa yang kami butuhkan.”

Ervin melepas headsetnya dan menatap Lia dengan rasa syukur. “Ya, terima kasih. Ini sangat membantu.”

Setelah mereka makan bersama, Levi dan Ervin kembali bekerja. Sistem keamanan yang mereka bangun dengan hati-hati akhirnya berhasil mengungkap identitas pelaku di balik kebocoran. Ternyata, pelakunya adalah salah satu anak buah dari keluarga mafia yang bersaing dengan mereka.

“Pelakunya adalah Don Fernando,” kata Levi dengan nada datar, matanya masih terpaku pada layar.

Ervin mengangguk setuju. “Sepertinya dia berusaha merusak operasi kita dari dalam. Kita harus bertindak cepat.”

Levi mematikan laptopnya dan berdiri. “Aku akan menghubungi ayahku dan memastikan kita siap untuk langkah selanjutnya.”

**Siang di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, suasana sedang riuh rendah saat mahasiswa berjalan di koridor, menuju kelas mereka masing-masing. Lia, yang sedang menuju ruang kuliah, menerima pesan dari Levi tentang keberhasilan mereka mengidentifikasi pelaku kebocoran.

“Levi dan Ervin berhasil menemukan pelakunya,” kata Lia kepada Rina, yang berjalan di sampingnya.

Rina menatap Lia dengan kagum. “Itu kabar baik. Levi dan Ervin memang luar biasa. Aku selalu terkesan dengan kecerdasan mereka.”

Lia tersenyum. “Ya, mereka memang sangat berbakat. Aku senang masalah ini akhirnya bisa teratasi.”

Saat mereka memasuki ruang kuliah, Lia tidak menyadari bahwa seseorang mengamati setiap gerak-geriknya dari kejauhan. Dora, dengan raut wajah penuh kebencian, sedang menyusun rencana jahatnya.

**Sore di Kediaman Keluarga Nata Samudra**

Sore itu, di kediaman keluarga Nata Samudra, Levi sedang berbicara dengan ayahnya, Dafi, di ruang kerja yang besar dan mewah. Dafi mendengarkan dengan serius saat Levi menjelaskan tentang pelaku kebocoran dan rencana selanjutnya.

“Kita harus bertindak cepat, Ayah. Don Fernando tidak boleh dibiarkan lolos,” kata Levi dengan tegas.

Dafi mengangguk setuju. “Aku setuju. Aku akan mengerahkan tim untuk menangkapnya. Kita harus memastikan dia tidak punya kesempatan untuk merusak lebih banyak lagi.”

Di tengah perbincangan mereka, pintu terbuka, dan Ervin masuk dengan beberapa dokumen di tangannya. “Aku telah menyiapkan semua yang kita butuhkan untuk operasi malam ini. Tim sudah siap dan menunggu instruksi lebih lanjut.”

Levi mengangguk. “Baiklah. Kita akan menjalankan operasi ini dengan cepat dan efektif. Pastikan semua orang tahu peran mereka.”

**Malam di Apartemen Lia**

Malam itu, Lia sedang bersantai di apartemennya setelah seharian yang sibuk di kampus. Dia merasakan lega mengetahui masalah Levi telah teratasi, meskipun masih ada perasaan cemas yang menggelayut. Lia sedang bersiap untuk tidur ketika dia menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

“Halo?” kata Lia dengan nada ragu.

“Ini aku, Dora,” suara di ujung sana terdengar sinis dan penuh dengan dendam. “Kamu pikir bisa lolos dari semuanya, ya? Aku akan pastikan kamu tidak akan pernah bahagia.”

Lia merasakan jantungnya berdegup kencang. “Apa yang kamu mau, Dora?”

Dora tertawa kecil, suaranya membuat bulu kuduk Lia merinding. “Kamu akan segera tahu, Lia. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa semuanya belum berakhir.”

Sebelum Lia sempat menjawab, telepon terputus. Lia berdiri dengan gemetar, merasa ketakutan dan bingung. Dia segera menghubungi Levi, memberitahukan tentang ancaman dari Dora.

“Lia, kunci semua pintu dan jendela. Aku akan segera datang,” kata Levi dengan nada serius.

Lia mengangguk meskipun Levi tidak bisa melihatnya. “Aku akan, Levi. Cepatlah.”

**Di Luar Apartemen Lia**

Di luar apartemen, Dora dan beberapa orang suruhannya sedang bersiap untuk melancarkan aksinya. Dengan mobil hitam yang diparkir agak jauh dari apartemen, mereka menunggu saat yang tepat untuk bergerak.

“Kita akan masuk melalui pintu belakang,” bisik Dora kepada anak buahnya. “Pastikan tidak ada yang melihat kita.”

Namun, mereka tidak menyadari bahwa Langit, yang kebetulan sedang berada di sekitar apartemen, melihat mereka. Langit, meskipun sebelumnya memanfaatkan Lia, masih memiliki perasaan untuknya dan tidak bisa membiarkan Dora melukai Lia.

Langit segera mengambil ponselnya dan menghubungi Levi. “Levi, ada sesuatu yang tidak beres. Aku melihat Dora dan beberapa orang mencurigakan di luar apartemen Lia.”

Levi yang sedang dalam perjalanan segera menginjak pedal gas lebih dalam. “Aku sudah dekat. Terus awasi mereka dan jangan sampai mereka masuk.”

Langit mengangguk, matanya terus memperhatikan pergerakan Dora dan anak buahnya. “Akan kulakukan. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh Lia.”

**Di Dalam Apartemen Lia**

Di dalam apartemen, Lia mendengar suara langkah kaki di luar pintu. Dia menahan napas, merasa ketakutan dengan apa yang mungkin terjadi. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari cara untuk melindungi dirinya.

Ketika Dora dan anak buahnya mulai berusaha membuka pintu belakang, Lia segera menyembunyikan dirinya di kamar tidur, mencoba menahan suara napasnya. Pintu akhirnya terbuka, dan Dora melangkah masuk, matanya mencari-cari keberadaan Lia.

“Lia, keluar dan hadapi aku!” teriak Dora dengan nada penuh kebencian.

Lia tetap diam, berharap Levi datang secepatnya. Detik-detik terasa seperti menit saat dia mendengar suara langkah Dora mendekat.

Namun, sebelum Dora berhasil mencapai kamar tidur, pintu apartemen depan terbuka dengan keras. Levi masuk dengan wajah penuh amarah, diikuti oleh Langit yang siap membantunya.

“Jangan berani-berani menyentuhnya!” teriak Levi, matanya penuh dengan kemarahan.

Dora terkejut melihat Levi dan Langit, tetapi segera mencoba melawan. “Kamu pikir bisa menghentikanku, Levi? Aku sudah siap untuk ini!”

Sementara Dora berusaha melawan, Levi dan Langit bergerak cepat. Levi menahan Dora, sementara Langit menangani anak buahnya. Lia, yang mendengar keributan di luar, memberanikan diri keluar dari persembunyian dan melihat pemandangan yang mengejutkan.

Levi berhasil mengatasi Dora dan segera meraihnya, memegangnya dengan kuat. “Kamu sudah melangkah terlalu jauh, Dora. Ini akan berakhir sekarang.”

Dora mencoba melawan, tetapi kekuatan Levi tidak tertandingi. “Kamu tidak akan pernah bisa menghentikan kebencianku terhadap Lia. Aku akan terus berusaha untuk menghancurkannya!”

Langit, yang berhasil mengatasi anak buah Dora, mendekat dan menatap Lia dengan cemas. “Kamu baik-baik saja, Lia?”

Lia mengangguk, meskipun masih terlihat ketakutan. “Ya, terima kasih, Langit.”

Levi, yang masih memegang Dora, menatap Lia dengan penuh kekhawatiran. “Kamu tidak terluka, kan?”

Lia menggelengkan kepala, matanya berkaca-kaca. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah datang, Levi.”

Polisi segera tiba di tempat kejadian setelah mendapat laporan dari tetangga yang mendengar keributan. Mereka menangkap Dora dan anak buahnya, memastikan bahwa mereka tidak akan bisa lagi mengganggu Lia.

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!