NovelToon NovelToon
Destiny

Destiny

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Dia adalah gadis kecil itu...
teman kecilku.
Tanpa aku tau siapa dia,
aku sudah terpikat padanya.
Apa yang membuatku menyukainya? Entahlah.
Selama ini aku suka melihatnya tersenyum dan menyukainya, tanpa tau siapa dia sebenarnya.
Setelah aku tau yang sebenarnya, semuanya terasa seperti kepingan puzzle yang saling melengkapi.
Aku mencintainya.
Asa yang kumiliki, kuharap ia merasakannya.
Berharap bersamanya, selamanya.
Selamanya adalah waktu yang lama.
Tetapi waktu adalah sesuatu yang fana,
cintaku abadi.

sometimes you need to wait and watch
what destiny has got for you...!

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

"Hai Nat... mau kujemput pulang kerja nanti? Aku kebetulan baru mengambil barang dari suplier dekat hotelmu", Gama berkata melalui telepon.

"Gam, aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, Ara dari pagi demam tinggi, dan tidak bisa masuk makanan", jawabku.

"Rumah sakit Harapan kan Nat? Tunggu aku akan segera tiba disana Nat".

"Ya Gam", jawabku singkat.

Ya rumah sakit ini sudah menjadi langgananku semenjak aku hamil hingga Ara berumur 2 tahun sekarang.

"Apa kata dokter Nat".

"Ara terkena demam berdarah Gam, jadi harus rawat inap sekarang. Saat ini, suster sedang mempersiapkan kamar untuk Ara".

"Minta kamar kelas 1 saja Nat, jadi aku dan kamu nyaman untuk tidur menemani Ara nanti".

"Mmm.... aku tadinya mau minta kelas 2 Gam".

"Nat, jangan khawatirkan soal biayanya, aku akan ikut menanggungnya bersamamu Nat", Gama berkata sambil merangkul pundakku dan memegang Ara yaang berada dalam pangkuanku.

Aku mengangguk mengiyakan Gama, sebenarnya aku memiliki asuransi kesehatan pribadi dan asuransi kantor, jadi kalaupun ada selisih biaya, maka tidak akan banyak.

"Gam pulang saja dulu, restoran pada malam hari akan lumayan ramai kan Gam, aku bisa ditinggal kok Gam, kami akan baik-baik saja", kataku sambil tersenyum.

"Baiklah Nat, aku harus pergi dulu. Apa ada barang yang mau aku ambilkan Nat?".

"Untuk saat ini aku hanya butuh jaket dan selimut saja Gam".

"Baiklah Nat akan kubawakan nanti malam ya".

Kemudian Gama mencium pipiku dan pamit pergi kembali ke restoran.

Saat tengah malam, Gama menemaniku tidur di kamar perawatan, ia membawa kasur tipis lipat untuknya tidur di lantai, dan juga selimut serta jaket miliknya untuk aku gunakan malam ini.

Esok pagi, setelah kunjungan dokter aku kembali ke kos untuk membawa keperluan aku dan Ara. Gama lah yang akan menjaga Ara untuk sementara. Aku juga menyempatkan mampir ke hotel untuk menyelesaikan tugasku ke rekan kerjaku, lalu izin mengambil cutiku agar bisa menemani Ara.

Sudah 3 hari Ara dirawat di rumah sakit, kini keadaan Ara sudah membaik, ia mulai bosan dan mulai meminta pulang. Namun dokter memintaku untuk Ara tetap tinggal setidaknya sampai ia benar-benar stabil hasil tesnya.

Aku harus pergi ke hotel sebentar karena ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Maka pagi itu, aku kembali menitipkan Ara pada Gama, lagipula restoran baru mulai sibuk saat jam makan siang, jadi tidak ada masalah jika Gama bersama Ara.

...----------------...

POV Evan.

Aku datang ke rumah sakit terdekat dengan vilaku di Bali saat ini, mungkin karena terlalu banyak minum alkohol hingga hampir dini hari dan kondisiku sedang tidak baik, maka sudah 2 hari ini aku tidak enak badan. Akhirnya aku memutuskan meminta obat dokter saja, karena besok aku harus segera kembali ke Jakarta dan langsung melakukan pertemuan dengan salah satu klienku.

Aku sedang menunggu obatku, diruang tunggu. Pandanganku tertuju pada anak perempuan manis yang sedang memasukkan uang ke dalam mesin untuk membeli minuman. Kulihat ia melakukannya dengan mahir, meski salah satu tangannya sedang diinfus, kulihat seorang pria sedang menelepon disamping anak itu, mungkin itu adalah ayahnya. Saat botol minuman yang ia inginkan keluar dari mesin, ia terlihat kesulitan saat mengambilnya dengan satu tangan, kemudian botol itu jatuh menggelinding ke arah tempat dudukku. Aku melihatnya sang ayah tidak menyadari kesulitan putrinya, jadi aku berinisiatif mengambilnya lalu menyerahkannya pada anak itu.

"Terima kasih", jawab anak itu.

"Sama sama", jawabku sambil tersenyum.

Kemudian kembali ke tempat dudukku.

Dari tempat dudukku aku masih memperhatikan anak itu, kini ia berusaha membuka botol minuman itu dan menarik celana ayahnya. Sang ayah lalu menggendongnya dan hendak berlalu pergi. Lalu tidak sengaja kulihat kalung anak itu, kalung itu sama persis seperti kalung yang dulu kuberikan kepada Natalie, kalung dengan liontin matahari dan bulan.

Aku segera berdiri dari tempat dudukku hendak mengejar ayah dan anak itu. Namun kemudian namaku dipanggil untuk mengambil obat, aku tidak memperdulikan panggilan itu. Aku tetap hendak mengejar mereka, baru beberapa langkah, seorang petugas menghampiriku,

"Pak Evan, nama anda dipanggil silahkan maju untuk mengambil obat".

"Oh iya pak, terima kasih", pandanganku masih tertuju padaku ayah dan anak itu, sayang mereka sudah masuk lift, aku tidak bisa mengejarnya lagi.

1
KEMSTzy
Gelooo
anggita
like👍+☝iklan... semoga novelnya banyak pembacanya.
fien: terima kasih kak 🙏🏻
total 1 replies
anggita
Evan...😘 Natalie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!