NovelToon NovelToon
Ibu Pilihan Si Kembar

Ibu Pilihan Si Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: nurul wahida

Seorang pengasuh di tempat penitipan anak menarik perhatian si kembar akan kebaikan hatinya.
"Ayah, kami ingin ibu pengasuh itu menjadi ibu kami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul wahida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Kamu gak papa, nak?" tanya Ama pada Luna.

"Uhuk, gak pa-pa, Ama."

"Beneran gak papa, Luna?" tanya nyonya Riana.

"Iya, nyonya. Saya tidak apa-apa."

Revan menatap Luna sejenak, lalu ia kembali fokus pada pembicaraan mereka.

"Jikalau bisa, secepatnya saja kita adakan pernikahannya," ujar Revan.

"Ya?" Luna kaget dengan keputusan yang terlalu tiba-tiba itu.

"Iya, itu lebih bagus. Bagaimana kalau seminggu dari sekarang?" putus Riana.

"Tunggu!" teriak Luna.

Semua memperhatikannya. "Ada apa, nak?" tanya Riana.

"Kenapa semuanya begitu tiba-tiba sekali? Saya pikir, saya tidak akan sempat menyiapkan segalanya," ujar Luna.

"Tak perlu berpikir panjang. Biar kami dari pihak laki-laki yang mengurus segalanya. Kamu tinggal mengikutinya saja," ujar Riana disertai dengan tawa kecil.

"Tapi~"

"Tidak apa-apa, percayakan saja semuanya pada saya," sahut Revan.

Luna menundukkan kepalanya dalam. Ia juga ingin mengutarakan pendapatnya. Ini adalah pernikahannya, tapi, serasa bukan hari pernikahannya. Semuanya dilaksanakan terlaku mendadak. Luna tak habis pikir dengan jalan pikiran mereka.

"Nak, kamu baik-baik saja?" Ama Luna menepuk tangan Luna pelan.

Luna membalasnya dengan anggukan kecil. "Iya, Ama. Luna tidak apa-apa."

Aku kembali memakan makananku. Aku sudah tak ingin lagi berbincang berbagai hal disini. Moodnya mulai menurun. Segalanya benar-benar diluar kendalinya.

"Ibu Luna," panggil Keano.

Keano merasa Luna tak menjawabnya. Ia memperhatikan Luna, ia melihat wanita yang ada disampingnya ini tengah termenung. Keano mengambil inisiatif, memegang ujung baju Luna, dan menggoyangkannya, untuk menarik perhatian wanita itu.

Dengan itu, akhirnya Luna mulai menatap padanya. "Ada apa, sayang?" tanya Luna.

"Kita jalan-jalan keluar, ya?" ajak Keano.

"Baiklah."

Luna, Keano, dan Rara bangkit dari kursinya. Dan orang-orang menatap pada mereka. "Mau kemana?" tanya Revan.

"Jalan-jalan, cari angin," jawab Luna. Setelah itu ia memegang tangan Rara dan Keano, mengajak mereka keluar dari ruangan itu. Baginya, hari ini sudah sangat melelahkan. Mencari udara segar malam ini juga tak ada salahnya.

Mereka berjalan-jalan, dan akhirnya menemukan sebuah kursi yang panjang. Luna mengajak Rara dan Keano untuk duduk di sana.

"Kita duduk di sana, ya?" Tunjuk Luna pada kursi itu.

Rara dan Keano dengan senang hati dengan ajakan Luna. Mereka menarik tangan Luna dengan riang gembira. Mereka duduk bertiga dan menatap langit malam penuh bintang.

"Ibu Luna," panggil Keano.

"Hemm?"

"Apa ibu Luna tidak suka menjadi ibu kami?" tanya Keano.

"Apa ibu Luna tidak mau menjadi ibu kami, karena kami ini adalah anak-anak yang nakal?" Kini gantian Rara yang bertanya pada Luna.

Luna tersentak kaget. Ia langsung mengalihkan pandangannya dan menatap bocah kecil yang ada disampingnya. Rara dan Keano kini menatap sedih padanya.

"Bukan begitu," elak Luna.

"Lalu, apa?" tanyanya kembali.

Luna menundukkan kepalanya dalam. "Hanya saja, bagi ibu pengasuh, semuanya terlalu cepat. Ibu pengasuh belum siap untuk menjalaninya," jelas Luna.

"Kami tidak mengerti," jawab Rara.

Luna tersenyum kecut. Apa yang kamu harapkan dari dua bocah kecil ini Luna? Kenapa kamu berharap mereka dapat mengerti perkataan mu?

"Ayah," celetuk Keano.

Luna memandang pada lelaki kecil yang ada disampingnya ini.

"Apa, ayah yang membuat ibu Luna jadi tidak nyaman?" tanya Keano.

"Bukan," jawab Luna sedikit berbisik.

"Apa, ayah melakukan sesuatu yang buruk pada ibu Luna?" tanya Keano yang kini menaikkan nada bicaranya.

"Tidak!" cegat Luna.

"Ayah kalian baik. Sungguh, ibu pengasuh tidak berbohong akan hal itu. Hanya saja, bagi ibu pengasuh, semuanya terjadi begitu cepat. Dalam satu minggu kedepan, ibu pengasuh akan menjadi ibu kalian."

"Itu terlalu cepat," sambungnya lirih.

"Ayah! Apa ayah dengar itu?" teriak Keano tiba-tiba.

Aku terkejut, dan melirik ke sana kemari. Kenapa Keano berkata seperti itu. Dan setelahnya, ada seseorang lelaki tampan yang keluar dari persembunyiannya.

Luna berdiri kaget melihatnya. Astaga, rupanya apa yang ia katakan barusan terdengar oleh lelaki itu?

"Tuan Juanda?" tanyaku kaget.

"Maafkan saya. Karena saya telah merusak privasi anda," ujarnya.

Aku hanya mengangguk pelan, tak tahu respon apa yang harus aku berikan padanya.

"Silahkan duduk kembali," ujarnya kembali.

Dengan spontan, aku duduk. Dan lelaki itu berjongkok didepannya, dan itu membuat Luna spontan memundurkan kakinya.

"Apa yang anda lakukan? Cepat berdiri!" titah Luna meminta lelaki itu untuk segera berdiri.

"Tidak apa-apa."

"Apanya yang tidak apa-apa?" marah Luna.

"Saya merasa tidak enak. Cepatlah berdiri!" kesal Luna.

Revan berdiri dan duduk disamping Rara. Mengelus kepala gadis itu lembut.

"Kenapa anda mengeluhkan hal itu? Sudah saya katakan barusan, serahkan segalanya pada pihak laki-laki. Kami akan melakukan semuanya dengan sangat baik," jelas Revan.

Luna memandang kesal pada lelaki itu. Ia mengira bahwa lelaki ini datang menghampiri dengan menguping, untuk meminta maaf padanya. Rupanya, ia masih kekeh dengan keputusannya.

"Anda sepertinya tidak ada niatan untuk mendengarkan keputusan saya, ya," celetuk Luna.

"Maaf?"

"Iya. Anda adalah lelaki yang pertama kali saya temui selama ini. Dengan sifat yang seperti ini. Apa di masa lalu, saat pernikahan pertama anda, anda juga berbuat begini pada mendiang istri anda?" tanya Luna yang tak sadar dengan perkataannya lagi, karena telah dipengaruhi oleh amarah dan juga kekesalan.

"Saya tidak tahu apa yang membuat anda marah. Tetapi, jangan pernah sesekali anda menyinggung tentang mendiang istri saya," peringat Revan.

Luna tak menghiraukannya. Ia malah mengalihkan pandangannya dan tak ingin mendengarkan pembelaan dari lelaki itu. Baginya, perkataan Revan hanya terdengar sebagai sebuah pembelaan.

"Ayah!" tegur Rara.

Revan menatap pada putrinya. "Ada apa, sayang?"

"Kenapa ayah membuat Ibu Luna kesal seperti itu?" marah Rara pada ayahnya.

"Bukan, sayang. Ayah tidak berniat untuk membuat Ibu Luna kalian marah. Hanya saja, dia ingin marah-marah saja tanpa alasan yang jelas," ujar Revan.

Hah? Tanpa alasan yang jelas? Astaga, lelaki ini benar-benar membuat Luna tak habis pikir. Ia kembali mengalihkan pandangannya dari Revan.

"Ayah." Kini Keano yang memanggil Revan.

"Ada apa, boy?" Revan memajukan tubuhnya untuk melihat pada putranya.

"Ayah, bukankah ayah juga harus mendengarkan pendapat ibu Luna? Ayah pernah bilang pada kami, bahwa kami harus mendengarkan pendapat orang lain juga. Jangan hanya mengambil keputusan sendiri," jelas Keano.

Revan tersadar dengan sikapnya malam ini. Sepertinya ia sudah keterlaluan. Ia menyadari apa yang menjadi kesalahannya. Ia merasa malu telah ditegur oleh putranya sendiri. Padahal putranya masih berusia lima tahun. Anak sekecil itu kini berpikiran seperti orang dewasa. Benar kata pepatah, kedewasaan tidaklah ditentukan melalui umur seseorang. Inilah contohnya.

"Maafkan saya, Luna," ucap Revan penuh sesal.

Luna memandang pada Revan. Lelaki itu menunduk sedikit meminta maaf padanya. Ia mengambil napas dalam, dan menghembuskannya perlahan.

"Baiklah. Saya maafkan anda. Tapi, bisakah anda mendengarkan pendapat saya juga?" tanya Luna.

"Tentu saja, katakan saja segalanya."

"Terima kasih. Sebenarnya, segalanya terlalu cepat bagi saya. Satu minggu itu, sangatlah cepat. Saya adalah seorang wanita yang belum pernah menikah. Berbeda dengan anda yang telah menikah. Saya masih ingin sedikit berlama dengan Ama saya, sebelum anda membawa saya untuk pergi. Saya ingin pernikahan saya ini, menjadi kenangan indah untuk saya. Mungkin bagi ini hal ini terdengar sepele. Tapi, bagi saya tidak. Walaupun kita menikah hanya karena Rara dan Keano, saya juga menginginkan pernikahan layaknya pernikahan yang sangat dinantikan oleh setiap wanita pada umumnya. Jadi, bisakah anda memundurkan kembali untuk pernikahannya?" Luna memandang pada Revan.

Rara dan Keano telah kembali kedalam karena permintaan Revan. Dan hanya mereka berdua saja disini.

Revan tampak memikirkan perkataan Luna. Setelahnya, ia menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, bagaimana jika dalam dua minggu kedepan, kita akan melangsungkan pernikahannya?" saran Revan.

Luna tersenyum tipis. Baginya itu sudah cukup. Ia menganggukkan kepalanya menyetujui saran Revan.

"Terima kasih," ucap Luna.

Mereka kembali ke dalam dan menyampaikan keputusan yang telah mereka ambil.

Dalam dua minggu kedepan, Luna akan segera menjadi istri orang lain. Hitung mundur dari hari ke 14.

...To be continue ...

1
LISA
Jadi ibu RT saja Luna..mengurusi si kembar
harwanti unyil
awas entr jadi buncin
pinka
Kasian Luna, paling males kalo ga bisa lepas dari masalalu
LISA
Kasihan Rara..dia takut klo ditinggalkan Ibu Luna..
Nia Black
sabar Luna tunggu revan bucin sm kamu
LISA
Happy wedding Luna & Revan..bahagia selalu y..Revan hrs bisa mencintai Luna
LISA
Wah udh kurang 3 hari nih
LISA
Sebenarnya Luna juga masih ragu utk menikah
Greenindya
Raisa
LISA
Oke gpp Kak..met istirahat y Kak..bsk udh fresh lalu lnjt lg 😊
LISA
Luna masih cinta sama Aldo trs gmn nih rencana pernikahannya
LISA
Wah CLBK nih 🤭
Dewi Suntana
revan . jgan dingin ntar bucin sendiri .
LISA
Syukurlah Revan mau memberi waktu lbh lama utk Luna
Dewi Suntana
sudah di rencanakan tenpo2 hari . ama ortu kalian 😁😁
LISA
Syukurlah Luna menerima lamaran dari Revan..tetapkan langkahmu Luna..Revan pasti pelan² mencintaimu
Anna Khairurr
Lumayan
Deeha
Alhamdulillah akhirnya diterima lamaran revan🥰
LISA
🤭 Luna bener² kaget nih 😊
LISA
Revan akhirnya mengambil keputusan yg tepat..Alm istrinya sdh merestui dia utk nikah lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!