NovelToon NovelToon
Married To A Complete Stranger

Married To A Complete Stranger

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

Riana, seorang fresh graduate yang diterima bekerja menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan pengembang game yang cukup ternama, Gameflix. Riana tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan di hari pertamanya bekerja. CEO perusahaan tempat dia bekerja melamarnya di hari pertamanya bekerja! Bagaimana kisah Riana selanjutnya? Simak kisah serunya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dekat Tapi Jauh

Riana tak pernah menduga bahwa Barra akan membawanya ke rumah yang lain —bukan rumah bak istana yang pernah dikunjunginya saat menemui ayah Barra.

"Kita akan tinggal disini," kata Barra singkat saat Riana masih terpaku melihat bangunan minimalis modern yang ada di depannya.

'Kita? Cuma aku dan Tuan Barra?'

"Rei juga tinggal disini dan beberapa pelayan," lanjut Barra. Riana menoleh ke arah Barra.

"Bagaimana Tuan bisa membaca pikiran saya? Sepertinya saya perlu belajar dari Tuan," kata Riana yang mulai tak tahan dengan keahlian Barra membaca apa yang sedang dipikirkannya. Barra terlihat sedikit menyunggingkan senyumnya. Sedikit.

"Masuk," kata Barra lalu berlalu masuk. Riana tak punya pilihan lain selain mengekor di belakang Barra.

Berbeda dengan rumah ayahnya. Rumah Barra ini benar-benar minimalis praktis, sesuai dengan kegunaannya, rumah. Ruang tamu yang tidak terlalu luas, ruang santai yang dilengkapi segala macam peralatan home theater, dua kamar tidur tamu di lantai bawah, dilengkapi kamar mandi dan dapur yang terhubung dengan ruang makan minimalis. Di lantai dua terdapat satu ruang kerja dan dua kamar tidur, dilengkapi balkon yang bisa digunakan untuk duduk-duduk santai sambil ngopi.

Satu pikiran yang baru terlintas di otak Riana membuat Riana tercekat.

'Aku tidur di kamar mana malam ini? Jangan bilang aku harus tidur satu kamar dengan Tuan Barra,'

Langkah Riana yang terhenti saat house tour, membuat Barra ikut menghentikan langkah.

"Ada apa?" tanya Barra heran.

"Kamar saya... sebelah mana, Tuan?" tanya Riana hati-hati. Barra berjalan mendekat ke arah Riana.

"Kamar kamu?" tanya Barra memastikan dia tidak salah dengar. Riana mengangguk-angguk cepat.

"Kamar kamu... sebelah kamar saya," kata Barra sambil menunjuk kamar yang berada di tengah di lantai dua.

'Eh? Dia nggak nyuruh aku sekamar? Serius? Amaaan...'

"Atau... Kamu pilih satu kamar de..."

"Yang tengah ya, Tuan? Baik, nanti saya akan segera pindahkan barang-barang saya dari apartemen ke kamar. Boleh saya liat kamarnya?" kata Riana cepat, memotong kalimat Barra yang mengarah, menjurus pada satu tujuan.

'Dia benar-benar cenayang. Mengerikan!'

Barra menatap Riana yang berjalan menuju kamar yang ditunjuknya. Senyum simpul tersungging di wajah Barra. Barra benar-benar bisa membaca Riana dengan sangat jelas. Terlalu jelas!

"Bagaimana?" tanya Barra yang sudah mengikuti Riana masuk ke kamar.

"Nggak perlu dikomentari lah, Tuan. Sudah lebih dari cukup," kata Riana sambil tersenyum. Sepertinya senyum Riana memang jarang-jarang mampir ke wajahnya ketika sedang bersama Barra.

"Eh? Ada sesuatu di wajah saya, Tuan?" tanya Riana bingung, melihat Barra yang menatapnya intens.

'Jangan-jangan ada yang salah dengan make-upnya? Tapi hasilnya tadi bagus. Lalu apa? Kenapa?'

Barra berjalan mendekat. Riana reflek berjalan mundur sampai kakinya menabrak tepi tempat tidur dan terduduk.

'Eh? Apa? Kenapa?'

"Bisakah kamu berhenti manggil saya Tuan?" tanya Barra dengan tatapan tajamnya.

"Eh?"

"Selama ini saya diam, untuk memberi waktu kamu agar bisa siap melepas panggilan itu," lanjut Barra.

"Panggil nama saya," bisik Barra tepat di depan wajah Riana yang kini mendongak menatapnya. Riana menelan ludah dengan susah payah. Riana pikir selama ini Barra sudah tak mempermasalahkan hal itu. Ternyata Barra hanya memberi dia waktu.

'Oh, My! Apa aku harus memanggil dengan namanya sekarang banget?'

"Ba..." Riana mencoba memanggil nama Barra. Namun entah mengapa begitu berat. Tanpa Riana duga, satu tangan Barra menyentuh pipinya. Ibu jarinya mengelus pipi Riana perlahan, lembut, memberikan getaran aneh ke seluruh tubuh Riana.

"Nana... Kita keluarga sekarang. Bisakah kita bersikap seperti keluarga normal lainnya?" tanya Barra dengan nada suara yang lebih lembut dan dengan tatapan yang lebih teduh namun tetap tajam.

Riana menahan nafasnya sepersekian detik ketika mendengar apa yang dikatakan Barra.

'Keluarga? My own family? Bisakah aku sebut ini keluarga sedang aku sendiri tak merasakan apapun?'

"Mungkin kamu masih butuh waktu," kata Barra sambil melepas tangannya dari pipi Riana.

"Istirahatlah. Hari ini sungguh melelahkan," lanjut Barra, lalu pergi dari kamar Riana, meninggalkan Riana yang masih terpaku, memikirkan kata-kata Barra.

"Keluarga," gumam Riana.

Riana menatap ke sekeliling kamar yang kini di tempatinya sambil berpikir apakah Barra juga memberinya waktu untuk bisa menerima perubahan statusnya kini? Mengapa Barra tidak menyuruh Riana tidur di kamar Barra?

'Ya. Dia memberi ku waktu untuk itu. Si Gunung Es benar-benar mencair,'

Riana berjalan menuju balkon. Menatap langit malam yang penuh bintang. Indah. Hari ini hari pernikahannya, tapi terasa begitu hambar. Apa karena dia tidak mencintai Barra?

Meski jantungnya berdegup kencang sebelum akad dan saat akad diucapkan, tapi setelah itu Riana tidak merasakan apapun. Apakah memang seperti itu pernikahan? Atau hanya pernikahannya saja yang terasa aneh?

Dan tadi Barra menyebut mereka adalah keluarga. Keluarga yang seperti apa? Tatapan Barra sama sekali tak dapat diartikan oleh Riana. Tajam namun teduh.

"Keluarga..." Riana menggumamkan kata itu sekali lagi.

"Dia benar-benar menganggap ku sebagai keluarganya. Dia benar-benar menganggap ku sebagai... isteri?"

Di balik pintu kamar Riana, Barra masih berdiri mematung. Meski begitu dekat, tapi Barra merasa masih ada jarak yang luar biasa antara dia dan Riana.

'Gimana cara buat dia mengerti? Gimana cara buat dia melihat aku sebagai aku, bukan sebagai bosnya?'

Ada rasa ingin kembali masuk ke kamar Riana, namun diurungkannya. Barra yakin Riana sangat lelah. Hari ini hari yang panjang dan melelahkan. Barra kembali menatap pintu kamar Riana.

'Good night. Sleep tight,'

Barra kemudian berlalu, memasuki kamar di sebelah kamar Riana. Ditatapnya langit malam dari jendela kamarnya. Penuh bintang. Ceria. Sama sekali tak mewakili suasana hatinya. Ya. Sepi masih merayap di hati Barra, meski dia baru saja melangsungkan pernikahan dan membawa isterinya pulang ke rumah. Namun, nampaknya, mengusir kesepian tidak semudah itu.

"Keluarga..." Barra menggumamkan satu kata yang diucapkannya pada Riana.

"Apakah dia nggak menganggap gue keluarganya? Orang asing? Bos?" Barra tersenyum kecut mendapati pikirannya tengah berasumsi tentang Riana bahkan setelah menikahinya.

"Apa yang harus gue lakuin supaya dia paham?"

Barra terlihat putus asa dan bingung. Hal seperti ini, perasaan seperti ini adalah pengalaman pertama baginya.

"Haruskah gue bilang kalau..."

Bahkan untuk bermonolog saja, Barra sulit mengucapkannya. Bagaimana dia akan menyampaikannya pada Riana. Benar-benar hal yang sulit untuk dilakukan. Mungkin karena selama ini Barra terbiasa memendam apa yang dia rasakan. Berusaha membuat wajah tegas yang sebenarnya menyembunyikan kerapuhan hatinya. Bersikap dingin yang sebenarnya menyembunyikan kesedihan batinnya.

'How to make you understand my feeling towards you,'

***

1
Sriza Juniarti
suuka,s3mangat💪💪👍👍🥰💕
Ai-chan
Udah tamat aja thor 🥲🥲 tapi suka sama endingnya 🫰🫰 semangat terus thor!!
Umi Nur Qasamah
lanjut thor
Umi Nur Qasamah
akhirnya....
Umi Nur Qasamah
yess..semoga arka cepat sembuh
..
Ai-chan
kok aku merinding ya baca part ini /Sob//Sob/
Umi Nur Qasamah
kutunggu peranmu Riana ...sebagai pencair suasana....
Ai-chan
nangis bombaynya bukan karena cerita MC nya
Umi Nur Qasamah
saking nyaman sm istri...sampai tuan Barra tertidur
Umi Nur Qasamah
kasihan amat arka thor.../Sob//Sob//Sob/
Hana Agustina
peluk jauh utk arka... kamu kuat n bisa melalui ini semua
Umi Nur Qasamah
uwis jan ...modus Leo ah...
Hana Agustina
kesempatan utk bertahta di hati kamuuu Dinda.. eaaaa eaaaaa
Hana Agustina
ku baca marathon Thor.. g terasa udh di sini... semangat terus Thor berkarya.. ditunggu ya up selanjutnya
Hana Agustina: dg hati senang Kaka... semangat trus berkarya yaaa...
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir dan menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏 terimakasih juga atas like dan komennya 😊😊 nantikan update kisahnya setiap hari setelah pukul 17.00 😊😊
total 2 replies
Hana Agustina
bukan na... Tapi jelmaan barudak bucin...
Ai-chan
wah... keren nih... di awal2 fokus sama barra dan riana... kirain abis klimak masalah tabrak lari, udah... ternyata ganti sama arka... keren... keren... lanjut thor!! makin penasaran sama kisah mereka
Umi Nur Qasamah
waduh arka blm sembuh total itu berarti..kasihan/Sob//Sob//Sob/
dwi ka
Kyk alter ego ya.. Pny 2 kepribadian
Purnamanisa: kepribadian ganda kak... bisa disebabkan kenangan buruk masa lalu...

terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏😊😊
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah hrs menunggu lgi tho
Purnamanisa: sabar ya kak 😊😊 terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah tebakanku slh ...aq kirain raga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!