Kubuat Kau Bertekuk Lutut

Kiara melihat wajah khawatir Xavier yang beberapa hari ini tidak ia lihat. Kiara hanya tersenyum saat Xavier bertanya.

"Saya baik-baik saja, Pak. Maaf beberapa hari ini saya sedang sakit." Kiara menundukkan kepala.

"Tapi kamu yakin, kamu udah nggak apa-apa?" tanya Xavier yang masih khawatir. Pasalnya, wajah Kiara memang masih terlihat tegang. Ia khawatir, Kiara masih memikirkan hal yang membuatnya menangis beberapa hari lalu.

Kiara mengangguk. "Saya baik-baik saja, Pak. Buktinya saya sudah bisa bekerja."

"Baiklah. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi saya."

Kiara mengangguk. Ia lalu izin untuk kembali bekerja. Sementara dalam hatinya, Xavier berharap hubungannya dan Kiara akan lebih baik lagi setelah ini.

Kiara menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, sehingga tidak ada alasan lagi untuk lembur. Namun, gadis itu menghindar saat tahu Xavier menunggunya untuk pulang bersama.

***

Keesokan harinya, Kiara kembali absen. Entah apa lagi masalahnya kali ini, Xavier benar-benar kebingungan. Ia merasa ada sesuatu yang aneh yang buruk yang akan menimpa Kiara.

Xavier mencoba menghubunginya, tapi sayangnya nomor Kiara sudah tidak aktif lagi. Xavier semakin khawatir, lalu tiba-tiba ia mendapat telepon dari bagian HRD yang mengatakan bahwa Kiara mengundurkan diri.

Xavier mengepalkan tangannya. Ia tidak terima karena Kiara mengundurkan diri begitu saja. Ia mengambil kunci mobil dan langsung pergi mencari Kiara di tempat kosnya.

Sialnya, tempat kos Kiara sudah kosong. Ibu Kos bilang, Kiara pamit tapi tidak bilang akan ke mana. Xavier yang putus asa, akhirnya menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Kiara.

Dengan perasaan cemas, kesal, dan marah yang bercampur aduk, Xavier terus mencari Kiara, sampai ia mendapatkan kabar dari salah satu anak buahnya, bahwa Kiara baru sampai di bandara. Tanpa pikir panjang lagi, Xavier melajukan mobilnya ke bandara. Sementara anak buahnya mengikuti gerak-gerik Kiara.

Sesampainya di bandara, Xavier langsung menemui Kiara. Kiara yang hendak masuk untuk check in, langsung ditahan oleh Xavier.

"Kia." Xavier terengah-engah saat mencekal tangan Kiara. "Kamu mau ke mana?" tanya Xavier dengan mata memerah menahan amarah. Ia tidak menyangka jika Kiara akan bertindak gila dan meninggalkannya.

"Pergi jauh. Jauh dari kehidupan, Bapak," jawab Kiara dengan tegas. Matanya yang tajam menatap Xavier dengan penuh kebencian.

"Ada apa? Kamu bilang semuanya baik-baik saja. Kamu kenapa?" Xavier sudah sangat putus asa. Bukankah kemarin semuanya masih berjalan baik, lalu kenapa sekarang jadi begini?

Kiara hanya diam tidak mau menjawab apa pun.

Xavier yang sudah kesal, lalu menarik paksa lengan Kiara. Ia membawanya ke mobil dan memasukkan koper-koper milik Kiara.

"Apa yang Bapak lakukan?" teriak Kiara dengan marah.

"Kita perlu bicara berdua. Kamu nggak bisa seenaknya gini resign sesuka hati, kamu pikir saya ini apa?" Xavier membuka pintu mobilnya. Lalu, ia berkata, "Masuklah! Aku tidak suka bicara di tempat umum seperti ini."

Kiara terpaksa menurut. Xavier lalu membawa Kiara ke apartemen pribadinya. Dalam perjalanan itu, Xavier terus bertanya pada Kiara tapi Kiara tidak mau menjawab. Ia tetap bertahan dalam kebisuan sampai mobil Xavier berhenti.

"Turunkan koper saya!" Satu kalimat pertama yang Kiara ucapkan.

Xavier menurut dan mengeluarkan koper Kiara. Mereka lalu menuju unit apartemen Xavier.

"Sekarang jelaskan sama aku, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Xavier yang berusaha untuk tidak meledakkan amarahnya.

"Saya ingin pergi dari kehidupan Bapak, selamanya." Kiara meraih kopernya, mengambil ancang-ancang untuk pergi dari kehidupan Xavier.

"Nggak. Nggak bisa Kia. Kamu ngerti nggak aku cinta sama kamu?" Xavier tidak bisa lagi menahan amarahnya yang membuat kepalanya terasa berat.

"Apa yang harus saya lakukan supaya Bapak mau melepaskan saya?" Kiara masih menatap Xavier dengan tenang. Sedikit pun ia tidak merasa takut dengan Xavier yang sudah meledak di hadapannya.

Xavier yang mendengar itu langsung marah dan menendang koper Kiara hingga terlepas dari genggaman Kiara.

Kiara tiba-tiba tertawa, membuat Xavier menatapnya semakin bingung. "Baiklah. Ayo kita selesaikan semuanya, tapi setelah itu lepaskan aku." Kiara mendekat pada Xavier dan melepaskan jasnya.

🦄🦄🦄

auw auw.. kembang kopinya dulu sajen lengkap 😜😜

🍭🍭🍭