NovelToon NovelToon
Di Ujung Sesal

Di Ujung Sesal

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:33.1k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Setelah sepuluh tahun, suamiku kembali pulang ke rumah. Dia ingin kembali hidup bersama denganku, padahal dia yang telah pergi selama sepuluh tahun dan menikah lagi karena menuduhku mandul.

Namun, setelah Petra pergi aku justru hamil. Aku merahasiakan kehamilanku hingga putriku lahir. Selama sepuluh tahun aku merawat Bella seorang diri.

Apa yang akan terjadi bila Petra mengetahui kalau Bella adalah darah dagingnya. Apakah aku harus menerima kembali kehadirannnya setelah sepuluh tahun.

Yuk! ikuti kisah dan perjuangan Kayla dalam cerita, Di Ujung Sesal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Menelusuri jejak Petra.

Jantungku berdegup kencang mendengar pria asing itu menyebut nama, Petra. Seiring rasa penasaran yang menggunung juga serta rasa panik yang mulai menyerang aku berusaha bertahan untuk mendengar kelanjutan pembicaraan mereka. Walau yang aku dengar hanya sepihak.

"Sepertinya belum, Pak." Aku mendengar lagi sahutan pria itu. Apakah Petra menanyakan Bella sudah pulang atau menanyakan soal kehadiranku? Tapi saat dia mengedarkan pandangannya seolah mencari keberadaan seseorang aku menduga aku lah yang ditanyakan Petra. Berarti pria asing itu tidak mengenaliku yang berdiri tepat di belakangnya.

Aih, berasa seperti seorang detektif saja aku berhasil menyaru dan tidak dikenali target. Tapi, mendadak aku tersadar muncul masalah baru. Bagaimana caranya mengajak Bella pulang? Pastinya pria asing itu akan curiga lah samaku dan ketauan kalau sengaja mematainya.

 Makin mumet saja otak ini saat bel tanda pulang berbunyi. Sementara aku belum menemukan solusi.

Duh, gimana ini makin panik sajalah aku. Aku mencoba berpikir keras bagaimana caranya nanti aku mendekati Bella tanpa terjadi drama. Aku yakin Bella pasti membuat gaduh suasana saat kuhampiri dan menolak kuajak pulang. Sebab tidak tau kalau aku adalah mamanya.

Jika aku memaksa bakalan dituduh dong jadi penculik anak dan dikeroyok massa kan makin runyam. Selain penyamaranku terbongkar mereka pasti mencurigaiku terlibat sindikat.

Tiba-tiba aku punya ide. Buru-buru aku masuk toilet melepas atribut palsuku. Wig sama kaca mata kulepas dan kumasukkan ke dalam tas selempang yang kerap aku bawa. Jaket yang aku kenakan kutukar balik karena dwi warna.

Aman, pikirku saat keluar dari toilet dan aku berbaur kembali dengan orang tua murid. Aku menoleh kearah pria asing yang masih berdiri di luar gerbang. Sepertinya dia cuma mengawasi, atau menunggu peluang mendekati Bella kala aku terlambat datang menjemput.

"Mama!" teriak Bella saat melihatku ada diantara penjemput. Bella melambaikan tangannya dan berlari menjumpaiku. Kubalas lambaian Bella agar dia lebih jelas melihatku.

"Tumben mama tepat waktu." ucapnya heran. Aku cuma membalasnya dengan senyuman.

"Serba salah terus. Mama cepat datang diprotes. Telat dikit juga kena amuk." kujentik puncak hidungnya yang bangir. Bella tertawa lepas.

"Ma, aku tengok Alicia dulu ya, apa dah pulang." tanpa menunggu jawabanku Bella berlari menuju kelas Alicia. Aku menatap punggung Bella yang menjauh, serta mengawasi pria asing yang masih bertahan di luar pintu gerbang.

Tidak lama, Bella muncul bersama Alicia. Ternyata Alicia belum pulang. Alicia tersenyum saat melihatku dan berlari menghampiri.

"Selamat siang Tante."

"Selamat siang. Papa belum jemput kamu, ya?" tanyaku.

"Iya, Tante. Papa lagi ada urusan, aku tadi menunggu di kelas." Alicia mengulurkan tangannya untuk salim.

"Kalau gitu kita tunggu, Papa Alicia ya." Aku mengajak keduanya duduk di ruang tunggu. Aku menelepon Bram, mengingatkan kenapa belum menjemput Alicia. Ternyata Bram, lupa. Pasti gegara masalah kantornya.

"Bentar, Kay, aku segera datang." serunya dari seberang. Akhirnya kami bertiga menunggu kedatangan, Bram. Agar anak-anak tidak bosan menunggu aku mengajak mereka selfi. Itu sih cuma akal-akalan ku saja hanya ingin menambah mengambil bukti untuk kuceritakan pada Bram, soal pria asing itu. Aku menyuruh Alicia dan Bella dengan latar luar sekolah dan pria asing itu.

Setelah mendapat beberapa foto yang cukup memuaskan aku mengajak Bella dan Alicia mampir di warung Bu Lia. Mengajak anak-anak jajan camilan sekaligus mengembalikan wig dan kaca mata itu.

"Eh, Bu Kayla, berhasil gak aksinya."

"Sstttt," Aku mengedipkan sebelah mata dan menempelkan jari telunjuk di depan bibirku sebagai isyarat agar Bu Lia tidak kelepasan omong.

"Ouh ...." Bu Lia cekikikan. Bella dan Alicia saling pandang karena heran.

"Ayo cepat ambil jajanannya, ntar Om Bram datang, Bella." Aku mengalihkan perhatian Bella dan Alicia. Keduanya lalu mengambil beberapa snack dari toples. Aku masih melihat pria asing berdiri ujung sana, berbicara sebentar lewat ponsel dan buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi.

Saat melintas dari depan warung masih dia sempatkan menoleh ke arah kami. Aku pura-pura tidak melihatnya, tapi jelas sekali kalau kamilah yang dia perhatikan. Selang beberapa menit, aku melihat mobil Bram.

"Tante, itu Papa sudah datang." teriak Alicia. Aku segera membayar uang jajanan Bella dan Alicia.

"Maaf aku lupa menjemput, Alicia." ucap Bram begitu kami saling berhadapan. "Apa ini?" Bram menarik sesuatu dari rambutku dan memperlihatkannya padaku. Ah, ternyata wig yang rontok dan menempel di rambutku.

"Aku mau bicara sesuatu hal, Bram. Penting." Aku berucap setengah berbisik agar Bella dan Alicia tidak mendengar kata-kataku.

"Sepertinya serius." Bram mengernyitkan keningnya menatapku.

"Iya, sangat serius dan mendesak."

"Kamu bawa motor?" aku mengangguk, " dititip dulu motornya, kita cari tempat untuk bicara sekalian makan siang. Anak-anak pasti sudah lapar." Aku menggangguk tanda setuju. Aku menitipkan sepeda motorku sama Bu Lia, lantas kami pergi mencari kafe yang nyaman untuk makan siang.

"Anak-anak mau pesan menu apa?" ucap Bram begitu kami duduk lesehan di sebuah kafe di pinggir kota. Suasana sejuk karena di area persawahan sangat menggugah selera makan.

"Kita makan dulu baru bicara, Kay." Aku mengiyakan tanda setuju. Kami berempat makan dengan lahapnya.

Usai makan Bella dan Alicia tertarik melihat kolam ikan yang berada dibawah tempat kami duduk. Mereka asyik memberi ikan-ikan itu makan. Kesempatan itu kami gunakan untuk bicara.

"Kamu mau bicara apa, Kay?" Bram menyentuh jemariku dan menatapku dalam. Ditatap seperti itu membuatku jengah juga.

"Ada yang mau aku bilang," ucapku sambil menarik napas supaya aku bisa tenang bercerita.

Kemarin ada seseorang datang ke rumah, dia mengawasi kami. Gelagatnya mencurigakan. Saat aku tanya dia langsung pergi dan menghilang. Bella bilang dia juga pernah melihatnya beberapa hari ini di sekolah. Setelah aku selidik ternyata benar."

"Maksudmu ada orang yang meneror kalian?" ucap Bram dengan tatapan cemas.

"Belum sih, dia baru sekali itu aku lihat datang ke rumah. Berdiri di balik pagar."

"Iya, sama aja itu, Kay. Kalau dia tidak berniat jahat kenapa dia malah lari."

"Aku juga heran, lalu tadi aku coba membuktikan ucapan Bella. Benar saja, pria asing itu aku lihat berdiri di luar pintu pagar. Saat aku lihat dia sedang menelepon aku mendekatinya tanpa ia sadari. Aku dengar dia menyebut nama, Petra. Mungkin dia orang suruhan, Petra." jelasku panjang lebar.

"Bukan mungkin lagi, Kay. Dia itu memang orang suruhan Petra. Petra menghilang. Dia berhasil membawa sejumlah uang perusahaan. Uang kutipan dari beberapa toko langganan kami. Sampai sekarang aku hilang kontak dengannya.

Aku belum tau apa aja yang berhasil dia ambil dari kantor. Kamu ada bukti dengan pria asing itu?" tanya Bram dengan wajah kusut.

Aku menyerahkan ponselku memperlihatkan rekaman vidio dan foto selfi Alicia dan Bella yang sempat aku abadikan tadi.

"Bagus Kay, aku salut dengan instingmu, sayang. Ini bisa jadi bukti untuk polisi menyelidiki anak Petra dan anak buahnya." Bram memuji tindakan yang aku lakukan. Aku juga senang bisa membantunya. ***

1
Isabela Devi
mamanya lupa plg
Isabela Devi
istri muda pergi cari lagi istri pertama, emang laki laki ga tau diri
Astrid valleria.s.
horas thor
Linda pransiska manalu: horas, apa khabar eda.
total 1 replies
Erni Kusumawati
Andai kata maaf itu mudah utk di lakukan.. bahagia sekali
Erni Kusumawati: sama-sama kk Author. ttp semangat dalam berkarya dan semoga sehat selalu.. amin
Linda pransiska manalu: makasih ya atas dukungannya.
total 4 replies
Suci Dava
Akhirnya damai semua yaa kak
Linda pransiska manalu: iya berdamai dengan luka lebih baik untuk diri sendiri.
total 1 replies
Erni Kusumawati
ya setiap perbuatan pasti akan ada akibatnya.. semoga setelah ini Rena menjadi sadar akan kesalahannya dan menjadi Rena yg lebih baik lagi
Suci Dava
turut berbelasungkawa atas meninggalnya mertua kak Author, semoga di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa Amien
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun.
total 1 replies
Erni Kusumawati
turut berduka cita ya kk.. dan semoga kk dan keluarga dalam keadaan sehat amin
Erni Kusumawati: sama-sama kk
Linda pransiska manalu: makasih doanya ya dek.
total 2 replies
lindsey
bagus
lindsey
welcome back thor 👋👋 kemane aje ?
lindsey: pujiTuhan 🙏
Linda pransiska manalu: Mertua kakak meninggal sehari lebaran trus ada acara pernikahan anak kakak ipar, lanjut sakit karena kecapean. Puji Tuhan sudah pulih. sehat" kita semua dan terimakasih dukungannya.
total 2 replies
Hana Roichati
tetap semangat kak, terimakasih mulai up lagi, sukses selalu 👍👍❤❤
Linda pransiska manalu: makasih dukungsnnya bu.
total 1 replies
Erni Kusumawati
lah kenapa orang2 masa lalu Kay pada bermunculan ya☺
Erni Kusumawati
beginilah kalo orang tua jauh dr ilmu Agama dan ilmu2 lainnya.. dan msh relate sih di jaman skr.,
Erni Kusumawati
beginilah kalo punya mertua yg berfikiran kalo dia berjuang demi anaknya karena pamrih.. semua perjuangan di ungkit.. pdhl perjuangan orang tua adalah kewajiban krn diberikan amanah titipan anak..
Erni Kusumawati
najis lebih baik kau cerita ke bella kau ttg kelakuan bapaknya yg gila.. gemes aku rasanya
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Horas, Mak. 😍😍😍
uswatun hasanah
Luar biasa
Suci Dava
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya mertuanya kak Author 🙏, semoga di lancarkan proses pemakamannya Aamiin 🤲
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun/Pray//Pray/
total 1 replies
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Siapakah itu? Jeng jeng jeng. 😄
Astrid valleria.s.
selamat keyla menjemput kebahagiaan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!