"Andai aku mempunyai kesempatan kedua, aku ingin menjadi orang baik. Aku ingin meminta maaf, dan aku ingin melindungi Vittoria," batin Paolo sebelum jantungnya berhenti berdetak.
Paolo Sorgia adalah ketua mafia yang paling ditakuti di Italia. Diakhir hidupnya dia memohon pengampunan kepada Tuhan agar diberikan kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya. Siapa sangka permohonannya terkabul, namun dia bertransmigrasi ke tubuh pemuda gendut.
"Kenapa tubuhku penuh lemak? Dimana perut sixpack-ku?" Paolo meraba perutnya yang dipenuhi lemak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Tidak, hanya saja ... aku teringat kepada seseorang ... beberapa bulan yang lalu, aku di culik oleh mafia kejam, namanya Paolo Sorgia," jawab Vitt dengan nada pelan dengan pandanga lurus ke depan, mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
Deg!
Dada Paolo mencelos sakit, seperti di tikam belati tajam. Mendengar pernyataan Vitt, Paolo dirundung rasa bersalah yang begitu besar. Andai dia mempunyai keberanian, ingin rasanya berkata jujur kepada Vitt kalau dirinya adalah Paolo Sorgia yang ber-transmigrasi ke tubuh Daniel.
'Dulu ... kita di pertemukan dalam situasi yang kejam dan rumit. Sekarang ... kita di pertemukan lagi dalam situasi yang berbeda. Aku juga tidak akan melupakan tujuan utamaku yaitu melindungimu dan menyayangimu.' Paolo berkata di dalam hati dengan perasaan yang begitu dalam.
"Vitt, kalau aku boleh menyarankan, jangan ingat lagi tentang kejadian masa lalu yang menyakitkan itu," ucap Paolo berkata serius kepada Vitt dengan nada lembut.
"Ya, kau benar, tapi sulit sekali untuk melupakannya. Bukan karena aku mengingat kejadian buruk itu, tapi aku mengingat saat dia berada di ruang ICU menghembuskan nafas terakhirnya," jelas Vitt dengan nada sedih.
Paolo terdiam sesaat, dia masih mengingat saat terakhirnya di ruang ICU mendengar suara Vitt yang memohon kepada dokter untuk menyelamatkannya. Perasaan haru tiba-tiba menyelimuti hatinya, bahkan kedua matanya berkaca-kaca saat mengingat kejadian tersebut.
"Hei, kenapa wajahmu memerah? Kau menangis?" Vitt menatap lekat pada Daniel yang sedang menundukkan kepala sambil menangkup wajah, dengan punggung yang bergetar kecil.
"Dan..." Vitt menepuk punggung itu beberapa kali. "Ada apa? Kenapa kau jadi melankolis seperti ini?" Vitt penasaran dengan reaksi Daniel yang tiba-tiba menangis.
Paolo mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian menegakkan kepalanya yang tertunduk, "Aku baik-baik saja," jawab Paolo meyakinkan.
"Tapi, kenapa kau menangis?" Vitt masih di landa kebingungan.
"Aku hanya teringat dengan kasus bullying yang menimpaku beberapa bulan yang lalu," jawab Paolo berbohong, karena pada kenyataannya dia menangis sedih karena tersentuh dengan ketulusan hati gadis kecil ini.
"Kasus bullying?"
"Iya, kasus bullying yang aku alami waktu masih di Milan, Italia," jawab Paolo sambil menatap Viit yang tampak terkejut.
"Tunggu dulu! Jangan bilang kalau kau adalah Daniel putra Nyonya Isa penjual bunga?" tebak Vitt menatap Daniel dengan pandangan tak percaya.
"Tebakanmu sangat tepat, tapi kau tidak mengenaliku." Paolo menjawab dengan nada kesal sebelum mengerucutkan bibirnya.
"Oh My ... jadi benar kalau kau adalah Daniel si gendut itu? Kenapa kau tidak bilang sejak awal?!" Vitt senang bukan kepalang, bahkan saking senangnya sampai menepuk punggung Daniel berulang kali lumayan keras sehingga membuat Daniel merasakan sakit.
"Iya ... iya, tapi hentikan ini sangat sakit." Paolo meringis sakit ketika Vitt masih begitu semangat memukuli punggungnya.
"Maaf, aku terlalu bersemangat." Vitt tersenyum lebar, lalu mencubit kedua pipi Daniel dengan gemas. "Gemasnya!"
Demi melihat gadis itu tersenyum, Paolo hanya pasrah dan menahan sakit ketika Vitt mengunyel-unyel pipinya.
*
*
Jam pulang sekolah telah tiba. Semua murid di High School tersebut menghambur keluar area sekolah. Termasuk Vitt dan Paolo. Tapi tidak dengan Carlota yang masih stay di sekolah karena dia harus menjalani masa hukuman, memembersihkan seluruh toilet di sekolah.
"Kalian tidak membantuku?" tanya Carlota kepada teman-temannya.
"Tidak Carlota! Makanya jangan keras kepala, sejak awal kami sudah memperingatkanmu jangan membuat masalah, tapi kau tidak mendengar dan tetap keras kepala, sekarang nikmati saja hukumanmu itu."
SMG GAK KETAHUAN BISA NGAMUK PAPA ARION
KASIH MAKANAN ATAU HADIAH APA KESUKAANNYA TANYA VITT