NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Casanova

Terjerat Cinta Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet_Girl

Semua orang menganggap Maira ahli berpacaran, padahal semua diketahui hanya berasal dari buku yang dibaca dan film yang ditonton. Rangga, lelaki yang dikenal dengan sebutan Casanova membuatnya jatuh hati. Ia mencoba menahan rasanya karena tak ingin terjebak dengan lelaki itu.

Apa jadinya jika Rangga sendiri yang datang mendekatinya karena merasa Maira ahli dalam hal asmara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet_Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

"Hampir saja kau celaka ya. Sepertinya ini bukan hujan kecil biasa."

Maira pun duduk setelah membantu mereka memasang tenda di bawah pohon. Mereka berdua sangat baik seperti perawakannya. Mereka bahkan tidak merasa terganggu dan malah mengkhawatirkan Maira. Melihat mereka yang baik seperti ini, Maira malah merasa ingin bisa segera keluar dan membiarkan mereka berdua saja. Melihat kemesraan mereka berdua, ia jadi merindukan Rangga. Mungkin saat ini dia sedang mengkhawatirkan Maira.

"Berapa lama dari sini menuju ke vila?"

Mendengar pertanyaan Maira, mereka berdua yang tengah mengeluarkan barang-barang dari dalam tas pun menjawab bergantian. "Kalau dengan langkah perempuan, kurang lebih harus berjalan selama sekitar dua jam? Sebaiknya tidak usah pergi dalam keadaan jalan licin yang berbahaya seperti ini."

"Dia benar. Meskipun ini hanya hujan, hari akan segera gelap. Kalau sampai kehilangan arah, kita bisa mati kedinginan."

"Hei, tidak mungkin. Ini kan masih bulan Mei."

Mendengar jawaban Maira yang seolah tidak percaya, mereka langsung berujar lagi dengan nada serius, "Biasanya, orang-orang yang pergi di bulan Agustus saja harus mengenakan pakaian tebal sebelum tidur. Apalagi hari sedang hujan, jadi harus lebih tebal lagi kan?"

"Tinggallah dengan kami di sini dan berjalan lagi esok setelah hari mulai terang."

"Sepertinya memang harus begitu. Tapi aku takut mengganggu, jadi ...."

Mereka berdua tampak segan begitu mendengar jawaban Maira yang ceplas-ceplos. Melihat raut wajah mereka yang berubah tidak nyaman seperti itu, Maira pun berusaha menjernihkan suasana dengan perkataan yang sedikit melebihi batas.

"Kalian berdua tampak serasi ya. Hahaha, tadi saya melihat kalian berdua bergandengan tangan menuju kemari. Sejak kapan kalian berpacaran?" Akhirnya, raut wajah mereka pun berubah malu-malu dan tertawa lepas.

"Sudah jalan dua tahun."

Begitu rahasia yang sebenarnya sudah bukan rahasia itu terbuka, mereka langsung menjadi akrab. Setelah mengobrol, Maira pun tahu kalau mereka sebaya dengannya. Hujan masih terus turun dan langit sudah gelap ketika mereka menyiapkan makanan.

"Berapa nomor teleponmu? Pertemuan kita ini sepertinya sudah takdir ya," ujar pria yang mengenakan kaus ketat sambil menghampiri Maira dengan memegang ponselnya ketika ia sedang duduk di pintu tenda, memperhatikan mereka berdua yang sedang menyiapkan makanan. Hanya dari percakapan singkat mereka tadi, Maira tahu kalau dia malah jauh lebih feminin dibandingkan Maira. Maira pun menerima ponselnya dan memasukkan nomor ponselnya.

"Sebentar, antingmu mau lepas."

Dia memegangi kepala Maira dengan kedua tangannya seperti memeluk dan memperbaiki posisi anting Maira. Dia berkata bahwa dia membuka sebuah toko aksesori kecil karena menyukai aksesori. Mungkin karena itulah dia bisa memperbaiki anting Maira dengan lihai. Namun, meskipun Maira tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya, ia tetap merasa malu karena bagaimanapun dia tetap seorang pria. Namun, dia tidak berhenti hanya di situ. Dia pun menyentuh rambut Maira kemudian berkata, "Hmm, wanginya. Rambutmu juga lembut. Pakai sampo apa?"

Mendengar perkataannya, Maira pun tertawa lepas. Pada umumnya, laki-laki memang tertarik pada hal ini, tetapi dia mengatakan kata-kata 'aromanya wangi' dan 'rambutmu lembut, 'membuatku iri' dengan raut wajah polos layaknya seorang teman wanita pada umumnya. Dia pasti ingin mengganti samponya dengan sampo yang Maira gunakan agar bisa lebih menggoda kekasihnya.

"Eh, perkataanku aneh ya?"

"Tidak, ekspresimu lucu, makanya ...."

Maira tertawa sambil menggeleng-geleng, namun tiba-tiba tampak seseorang yang berjalan mendekat dari tengah kegelapan.

DUARRRRRR!

"Senior ...?"

Ternyata itu Rangga. Maira yang semula bengong, mendadak bertanya-tanya mengapa dia bisa sampai ada di sini. Apa dia tidak bisa ke vila karena hujan? Apa pun alasannya, Maira berdiri dengan hati gembira untuk menyambutnya yang berjalan santai ke arahnya. Namun, dia malah menarik pergelangan tangan Maira dengan keras. Maira pun terjatuh dan menabrak Rangga karena itu.

"Ah!" Hidung Maira terasa sangat sakit karena bertubrukan dengan pundaknya. Saking sakitnya, Maira pun menjadi marah. "Ahh! Sakit, lepaskan tanganku!" Maira berteriak padanya sambil mengempaskan tangannya.

Namun, Rangga tidak mau melepaskan tangannya dan malah berkata dengan kasar, "Di mana barang- barangmu?"

Intonasinya membuat Maira ketakutan. Sikapnya tidak seramah dan seriang biasanya. Tatapan matanya tampak seperti api yang menyala-nyala. Maira benci melihat sikapnya yang seperti itu padahal ia tidak melakukan kesalahan apa pun.

"Senior tidak bisa lihat? Tidak mungkin kan aku meninggalkan barang-barangku di luar supaya kena hujan?"

Tampak kerutan di dahi Rangga dan melihat sekeliling tenda. Dia pun menatap kedua laki-laki yang ada di sana lekat-lekat. Ketika itulah, Maira mulai menyadari alasannya bertindak seperti ini. Apa mungkin ini yang namanya rasa cemburu dan salah paham dalam hubungan pacaran?

"Ambil barangmu," ujar Rangga dengan nada suara seperti menahan emosi. Meskipun Maira merasa diperlakukan tidak adil, kurasa sebaiknya ia diam saja. Maira pun menutup mulut dan mengambil tasnya dari dalam tenda.

"Untung saja ada yang berniat mencarimu ya," ujar pria berpakaian ketat itu setengah berbisik padanya. Maira menganggukkan kepala dengan raut sangat tidak enak hati dan merasa bersalah.

"Aah!"

Rangga yang sepertinya melihat mereka berdua langsung merampas tas dari tangannya dan menarik pundak Maira. "Hei ... tunggu sebentar." Kekasih pria berbaju ketat itu berkata dengan hati-hati karena ingin meluruskan permasalahannya. Namun, raut wajah Rangga seperti siap melayangkan pukulan padanya. Karena itulah, kali ini Maira berdiri dan menarik Rangga. Melihat situasi seperti ini, perkataan apa pun sepertinya tidak akan masuk ke telinganya.

"Ayo kita pergi. Cepat!"

Keduanya pun keluar tenda menerjang hujan tanpa memohon maaf pada kedua orang itu. Berapa lama lagi Maira harus berjalan? Rangga yang berjalan dengan langkah seperti orang yang sedang marah itu berhenti dan membalikkan badannya. Begitu melihat Maira kehujanan dan berjalan dengan napas tersengal-sengal, raut wajahnya pun berubah muram.

"Huh, Maira ... kau ini benar-benar ...."

Rangga menurunkan tasnya dan melepaskan mantel hujan yang dia kenakan.

"Pakai ini."

"Tidak perlu, aku sudah terlanjur basah." Maira menjawabnya dengan ketus karena kesal terhadapnya, tak peduli dia sedang marah padanya.

"Tetap saja kau harus pakai."

Dengan keras kepala, dia memasangkan mantel hujan itu di tangan Maira. Mantel hujan yang hanya seukuran pahanya itu tampak sangat kebesaran di tubuhnya. Mungkin dia merasa lucu melihat bentuk Maira dengan mantel itu dan rautnya pun berubah riang.

"Ini bisa jadi baju hangat dan menghangatkan badanmu."

"Aku tidak akan basah begini kalau tadi tidak ada yang marah dan menarikku keluar."

Rangga kembali marah dan berteriak padanya, "Maira, kau ini! Kau punya otak tidak?"

"Dua pria dan satu wanita di dalam satu tenda, itu maksud Senior?"

"Sudah tahu begitu, kenapa kau masih berpikir untuk tetap di sana?"

"Jadi, maksud Senior aku harus hujan-hujanan dan gemetar kedinginan di dalam hutan, begitu?" Setelah mendengar ucapan Maira, raut Rangga pun berubah dan mulai melembut.

"Meskipun begitu, kenapa harus masuk ke tenda mereka!"

"Ckckck, Senior benar-benar egois."

1
Hanisah Nisa
lanjutan
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
/CoolGuy/
Sweet Girl
Part 27 sudah update!
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut up
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
Siapp
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
Mantap
Dear_Dream
cerita yang penuh kejutan, aku tidak pernah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sweet Girl
Oke kak, makasih udah mampir
Tae Kook
Jangan berhenti menulis, thor. Karya mu luar biasa!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!