Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Tidur Bersama
"Alea?" panggil Rocky ketika melihat Alea hendak menuju kamar anak-anaknya.
"Hm."
"Saya belum makan malam, kamu memasak sesuatu?" tanya Rocky dengan wajah datarnya.
"Sisa makanan anak-anak, kalau mau akan saya panaskan."
"Boleh."
Rocky berjalan lebih dulu menuju dapur tanpa rasa malu, padahal jelas-jelas ini bukan apartemennya. Tetapi apa peduli, ia sangat ingin merasakan masakan enak Alea yang selalu membuat ketagihan setiap saat. Bahkan ia sengaja tidak makan malam karena tahu Alea pasti memasak di rumah meski bukan untuknya.
"Kamu sudah makan?" tanyanya ketika hidangan telah tersedia di meja makan.
"Sudah," jawab Alea. "Kalau selesai makan, bisa bereskan sendiri kan? Saya ada pekerjaan."
Alea berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban Rocky. Ia memang sedang mengerjakan sesuatu di kamar ketika adik Rocky datang. Ia sedang membuat lamaran kerja dan akan mengirimkannya ke beberapa perusahaan. Alea tidak mungkin bergantung pada Rocky yang bukan siapa-siapa baginya. Rocky membiayai anak-anak itu wajar, tetapi tidak untuknya.
...
"Ayah sudah pulang?" tanya Devina yang baru saja keluar dari kamar. Gadis kecil itu langsung duduk di meja makan bersama Arumi kecil yang tidak ingin pulang ke apartemen Rocky dan lebih nyaman bersama si kembar.
"Sudah belajarnya, hm?" tanya balik Rocky. Pria itu baru saja menghabiskan makanan yang ada dalam piring.
"Sudah ayah, adek gambarnya cantik banget. Arumi mau belajar lagi sama adek," jawab bocah kecil itu.
"Ayah punya sesuatu buat kalian." Rocky beranjak menuju sofa diikuti oleh Arumi dan Devina. Davino? anak itu sedang tertidur pulas usai membaca beberapa buku bersangkutan dengan matematika yang bahkan orang sekolah saja belum tentu mengerti.
Rocky memberikan satu paper bag untuk Devina dan Arumi, sementara satunya lagi sengaja ia simpan karena benda itu untuk putranya.
"Sepatu?" Mata Devina berbinar.
"Hm, sebentar lagi kalian akan sekolah."
"Terima kasih Ayah, sepatunya cantik banget." Devina langsung naik ke pangkuan Rocky dan memeluknya erat. Hal itu bahkan tidak pernah Arumi lakukan karena sikap Rocky yang terbilang dingin.
"Arumi juga senang." Arumi ikut melakukan hal yang sama seperti Devina. Memeluk leher ayahnya kemudian mengecup pipi berulang kali.
Pemandangan indah itu sejak tadi diperhatikan oleh Alea di ambang pintu kamar. Jika boleh jujur, hatinya menghangat melihatnya kedekatan ayah dan anak tersebut. Ia ikut bahagia melihat senyuman lebar putrinya.
Alea mendekati ketiga orang yang sedang di landa bahagia tersebut, bahkan baru kali ini ia melihat wajah tersenyum bahagia Rocky.
"Sudah jam sepuluh malam, Adek sama Rumi harus tidur," ujar Alea.
"Tapi adek masih mau main sama ayah."
"Bisa besok, Sayang. Ayah juga katanya mau mengajak kalian jalan-jalan, iya kan Yah?" Alea meminta persetujuan dari Rocky.
"Benar, sekarang kalian harus tidur."
"Baiklah ibu." Devina berlari ke kamar setelah mengecup pipi ibunya, sementara Arumi yang jauh lebih tua dari adiknya masih bergeming di antara ayah dan ibunya.
"Rumi mau tidur di sini sama ibu, tapi ayah harus ikut," ucap Arumi membuat Alea dan Rocky sedikit terkejut.
"Tidak bisa, Nak. Kalau Rumi mau tidur sama ibu, kita bisa tidur bersama, tapi tidak untuk ayah."
"Kenapa ibu? Arumi kangen ibu, ayah juga pasti kangen sama ibu. Sekarang ibu ada di sini, jadi ayah tidak perlu memeluk foto itu lagi."
"Arumi!" tegur Rocky yang telinganya mulai memerah.
"Kenapa Ayah? Arhan juga sering tidur sama mama dan papanya."
"Begini saja, Rumi malam ini tidur sama ibu, besok tidurnya sama ayah. Bagaimana?" tanya Alea berusaha membujuk.
"Ya sudah, tapi di kamar Arumi ibu. Panggil Vino dan Vina." Arumi tersenyum tanpa dosa.
"Vina mau!" sahut Devina yang ternyata masih berdiri di depan kamar. Ia juga ingin merasakan tidur bersama ayah dan ibu.
"Tapi kakak sedang tidur."
"Ibu mencari kakak?" tanya Davino yang berjalan mendekat. Ia terbangun karena haus.
"Kakak sudah bangun, ayo!" seru Devina.
Alea menghela napas panjang, berbeda dengan Rocky yang tampak tidak keberatan dengan permintaan anak-anaknya. Seperti yang dikatakan ia juga merindukan si kembar dan ah sudahlah.
Sesampainya di apartemen Rocky, ke lima manusia berbeda generasi itu seperti orang mengungsi karena sedang berpikir akan tidur di mana, lantaran Devina dan Arumi tidak membiarkan ibu dan ayahnya berpisah.
"Di kamar ayah saja, kamar ayah bisa muat 5 orang. Kasur ayah besar," seru Arumi.
Gadis kecil itu menarik tangan adik-adiknya menuju kamar dan melompat ke atas ranjang, berbeda dengan Davino yang bergeming karena tidak tahu apa yang Arumi dan Devina maksud. Mungkin karena nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.