NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:8.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Hari yang melelahkan

Memutuskan unuk pindah dan menetap kembali ke Indonesia, tentu banyak hal yang harus Yonna urus, terutama masalah pekerjaan. Mendapatkan pekerjaan baru bukanlah perkara yang mudah, butuh relasi dan keberuntungan.

Entah keberuntungan sedang berpihak padanya atau memang relasi yang ia miliki sangat berkompeten sehingga tak susah untu Yonna mendapatkan pekerjaan baru dengan bermodalkan CV yang ia miliki.

Dengan stelan celana panjang yang berwarna netral dipadu blouse berwarna tosca, membuat tampilan wanita itu terlihat cantik dengan kaki panjang dan jenjangnya. Yonna turun dari mobil dengan santai, di bawah langit cerah dengan panasnya matahari yang begitu terik.

Yonna langsung berjalan memasuki gedung pencakar langit tersebut. Ia memiliki janji temu hari ini pada pemilik perusahaan tersebut.

“Selamat siang, saya Yonna. Saya ingin bertemu dengan CEO JK Group,” ujar Yonna pada resepsionis secara sopan dengan memperkenalkan dirinya dahulu.

“Selama siang juga, Bu Yonna. Apa Ibu sudah membuat janji?” balas wanita bersanggul dengan bola mata yang diberi soflens berwarna abu-abu itu dengan ramah.

“Sudah,” jawab Yonna singkat. Tentu ia sudah membuat janji, lebih tepatnya Bianca yang membuat janji dengan lelaki itu.

CEO perusaan ini adalah sepupu jauh dari Edward, pria itu juga merupakan teman dekat Bianca. Yah … bisa dibilang Yonna salah satu calon karyawan istimewa yang masuk ke dalam perusahaan itu dengan jalur VVIP. Akan tetapi kemampuannya dalam pekerjaan tentu saja tak perlu diragukan lagi.

“Baik kalau begitu, Bu. Sebentar saya hubungi Bapak terlebih dahulu.” Yonna langsung mengangguk dan menunggu pada sofa panjang berwarna merah yang terletak di tengah-tengah, tampak begitu mencolok di ruangan tersebut di bandingkan furniture yang lain.

Tempat yang memang diperuntukkan untuk para tamu saat menunggu, hanya ada bunga artificial bunga matahari yang tingginya tak lebih dari satu jengkal dalam pot yang diletakkan di atas meja kaca. Perpaduan warna yang cukup kontras dan membuat sakit mata yang memandang.

Yonna berdecak, mengejek di dalam hati atas selera yang menurutnya benar-benar payah. Sekitar sepuluh menit Yonna menunggu, resepsionis itu pun menghampiri dengan wajah ramahnya seperti tadi. Setidaknya masih ada yang membuat matanya adem setelah nyeri melihat perpaduan warna sofa dan bunga.

“Maaf telah menunggu lama, Bu Yonna. Tadi Pak Digantara sedang ada tamu. Sekarang Anda bisa langsung naik ke lantai atas untuk menemui beliau langsung. Silakan!” Wanita muda itu menggerakkan tangannya untuk mempersilakan Yonna.

Yonna mengangguk, tangannya bergerak meletakkan kembali majalah yang hendak ia baca. Lalu bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah kaki resepsionis yang mengantarnya hingga ke depan pintu lift.

Resepsionis itu berbalik dan menghadap Yonna. “Maaf, Bu. Saya hanya bisa mengantar hingga ke depan pintu ini saja, ruangan pak Dirgantara ada di lantai delapan sebelah kanan dari pintu lift,” jelas wanita yang kini Yonna ketahui bernama Sinta setelah ia melihat name tag yang terpasang di dadanya.

“Terima kasih,” ujar Yonna membalas senyuman wanita itu yang tiada luntur sedari tadi. Sinta menundukkan kepalanya sedikit lalu beranjak meninggalkan Yonna seorang diri menunggu pintu lift terbuka.

Tanda panah berwarna merah yang ada di pintu lift bergerak turun dengan cepat. Sekitar dua meter dari pintu lift ia berdiri terdapat pintu lift lain yang penuh dengan orang-orang yang beraktifitas naik-turun. Tetapi tak satu pun yang berani mendekatinya dan menunggu di pintu lift yang akan ia gunakan nanti.

“Sepertinya itu lift khusus karyawan dan ini lift para petinggi perusahaan ini,” pikir Yonna. Ia tersenyum simpul melihat perbedaan kasta berdasarkan benda kotak yang akan membawa ia naik ke atas dengan otomatis tersebut.

Ting!

Pintu lift terbuka perlahan, seseorang yang tadi hanya Nampak sedikit wajahnya kini sudah tampak jelas di depan mata. Yonna tertegun dan terpaku, untuk sejenak wanita cantik dan anggun itu lupa bagaimana caranya untuk bernapas.

Kota itu begitu luas dan dari sekian banyak tempat, kenapa ia harus bertemu dengan lelaki berahang tegas itu di tempat ini?

Bara memicingkan matanya melihat reaksi tegang yang ditunjukkan wanita yang berdiri tepat di hadapannya. Ia menatap lekat wajah wanita itu.

“Sampai kapan kau akan berdiri di depan sana? Menyingkirlah!” ujar Bara datar. Posisi Yonna yang begitu pas di tengah membuat lelaki itu sulit untuk keluar dari lift.

Yonna yang tersadar dari lamunannya, langsung bergeser seperti orang bingung dan sedikit menundukkan kepala. Menjatuhkan tatapan matanya pada ujung sepatu Bara yang melangkah maju, keluar dari pintu Lift tersebut. Setelah pria itu benar-benar pergi, barulah Yonna kembali menegakkan pandangan matanya, melihat punggung lelaki tegap itu dengan senyum getir.

“Ternyata dia tidak mengenaliku, baguslah. Mungkin itu lebih baik.” Yonna kembali pada tujuan utamanya, masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai atas. Yonna mencoba untuk mengabaikan pertemuan yang tak terduga tersebut, entah kenapa wanita itu merasakan ada sedikit perasaan sedih di sudut

dalam hatinya. Namun cepat ia tepis rasa itu, mereka kini hanya dua orang asing yang tak saling mengenal.

Pintu lift terbuka, langkah kaki Yonna langsung terayun mengikuti intruksi yang resepsionis tadi katakan.

Seorang pria tinggi kurus menghampirinya, menahan langkah kaki Yonna dan mengintrogasinya. Yonna pun langsung menjelaskan pada pria tersebut, setelah mendengar apa yang diucapkan Yonna.

Lelaki yang diketahui bernama Steven dan merupakan asisten pribadi Dirgantara. Pria hitam manis dan berambut keriting itu pun mengetuk pintu, setelah mendapat izin dari dalam, barulah ia mempersilakan Yonna untuk masuk.

“Selamat siang, pak. Saya Kiyonna, yang sudah ada janji bertemu dengan anda!” ujar Yonna ketika ia sudah berdiri tegap di hadapan Dirgantara. Lelaki dengan alis tebal dan hidung mancung itu menatap, senyum terukir di pipinya ditambah kawah kecil di tengah pipi membuat senyum itu tampak begitu manis.

“Selamat siang juga, silakan duduk! Oh ya … jangan panggil saya Bapak. Panggil saya Tama saja.”

Yonna hanya membalas senyuman itu dengan senyuman tipis miliknya, ia pun duduk di hadapan lelaki itu setelah diberikan izin. Lelaki di hadapannya ini cukup ramah sebagai seorang pemilik perusahaan besar, wajahnya juga tampan. Yonna yakin lelaki yang ada di hadapannya ini adalah tipe lelaki yang banyak digandrungi wanita.

“Saya sudah dengar tentang kamu dari Bianca, dan dari CV yang kamu kirimkan ke bagian HRD, saya lihat kinerja kamu cukup kompeten. Jadi saya memutuskan untuk menerima kamu di sini sebagai sekretaris saya. Jadi kapan kamu mulai bekerja?” ujar Tama membuat Yonna sedikit terkejut.

“Loh … saya melamar sebagai staf marketing, kenapa jadi sekretaris Anda, Pak?” Yonna bingung, karena ia tak memiliki pengalaman di bidang itu.

Tama memajukan tubuhnya dengan kedua tangannya yang bertaut di atas meja, ia menatap wajah Yonna lekat-lekat hingga wanita itu menjadi sedikit tak nyaman. “Bagian marketing sudah penuh, yang saya butuhkan saat ini adalah seorang sekretaris. Aku yakin kamu pasti bisa.”

“Selamat bergabung dengan JK Group!” Tanpa menunggu jawaban dari Yonna, Tama tersenyum simpul sembari mengulurkan tangan sebagai sambutan pada Yonna yang tercengang bagai orang bodoh.

1
Anonymous
Next senja
Helen Nirawan
gk ada yg mau ngalah , heran
Helen Nirawan
kebiri aj tuh si gavin dasar kampret 😈
Helen Nirawan
suami istri sama2 sinting , ampun 😈
Helen Nirawan
kasian baby ny 😓
Helen Nirawan
aduuhh klo mo kurus yg alami jgn makan obat , serem tau , efek ny gk bgs
Helen Nirawan
alice2 lu mo.bikin itu ulet bulu hancur boleh , boleh banget , tp gk hrs ampe lu di cium kan , lu bini org , sadar , tubuh lu di obral gt ?mikir
Anonymous
Next
Helen Nirawan
biar gmn jg klo mereka nikah , selama ny berurusan dgn keluarga ny , gk mgk kan gk ketemu gk kumpul2 , gk bs lepas , itu yg susah , akan ada ribut , gk ngaruh tggl pisah ato engga , krn si gavin sialan itu pasti cari penyakit mulu 😨😓
Helen Nirawan
klo diliat mereka berdua sama2 salah
Helen Nirawan
Bara lu aneh tau , dr awal lu tidur berdua itu , lu mo kawinin dia krn emak lu , terus lu jg mo tanggung jawab jg bkn krn lu sayang cinta ma alice , cuman sekedar tgg jwb doank , kesan ny jd terpaksa
Helen Nirawan
jgn sampe ketemu , awas aj
Helen Nirawan
gk usah nyari in alice , buat apa ? klo kamu kawin in buat apa ? dia di sakitin keluarga elu , coba mikir klo kawin berarti msk lagi dlm keluarga yg nyakitin , sapa yg dodol mo msk kesitu
Helen Nirawan
awal2 belain alice mati2 an , eh pas liat lgs si cewe kampret brubah pikiran , trus denger dia hamil.makin keliatan tuh brubah ny , sama aj ujung2 ny , anak bpk emak sama 11 12 , alice kamu dah ditalak napa msh disitu tggl ny , aneh , angkat kaki lah , heran
Helen Nirawan
bs gk jgn cengeng , cowo murah gt gk usah ditangisin gk penting tau 😓
Anonymous
Next
sihat dan kaya
tiada istilah derhaka pada mertua.... cam kan itu... org tua egois
sihat dan kaya
ahhh kau sendiri tak mampu melahirkan anak perempuan... cerewet si nenek ini .. tak suka peel org tua mcm ni .. egois..tak bercermin diri...
Anonymous
R
Nurmiati Aruan
setuju sama vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!