NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:601.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hai_Ayyu

Aura Karina mendadak janda di malam pertama pernikahannya. Suami yang baru menikahinya beberapa jam yang lalu, memutuskan untuk menceraikan dirinya tepat di malam itu juga.

"Aku itu janda!" Tegas Aura akan status yang disandangnya saat ini.

"Iya, kamu memang janda. Janda menggemaskan." Ucap seorang pria dengan senyum melebar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 - Aku Janda

"Aku akan memberikanmu toko bunga. Kamu mau kan?" Tanya Bara menawarkan.

Aura menggeleng segera. Bara bukan  memberikan bunga saja, tapi mau memberikan toko bunga? Yang benar saja.

"Tidak usah!" Tolak Aura.

"Tidak apa! Aku akan menghubungi pemilik toko bunga-"

Aura meraih ponsel Bara, agar pria itu tidak bisa menelepon.

"Sayang, aku-"

"Aku bilang tidak!" Tegas Aura.

"Itu hadiah dariku untukmu."

"Aku pulang naik ojek saja!" Aura yang kesal akan membuka pintu mobil. Pria itu terus memaksanya, padahal ia sudah menolak.

Bara menahan tangan Aura, mana rela wanita itu pergi begitu saja.

"Sayang, maaf. Tapi aku hanya ingin kamu bahagia!"

"Aku bisa bahagia bukan karena itu!" Aura membuang pandangannya. "Ketemu kamu saja aku sudah bahagia."

Ucapan Aura membuat Bara teramat senang. Aura bahagia karena dirinya.

"Sayang, terima kasih." Bara menarik Aura padanya. Memeluk wanita itu dengan erat.

"A-aku mau pulang!" Ucap Aura. Berada di dekapan pria tampan itu membuatnya sesak. Pelukannya terlalu erat.

"Kita pergi sebentar ya!"

"Ke mana?"

"Jalan-jalan. Sudah pasang sabukmu!"

Aura mengangguk dan memasang sabuknya.

Selama perjalanan, Bara dan Aura saling melempar senyuman. Pria itu juga menggenggam tangannya. Tangan Bara terasa hangat.

"Kenapa kemari?" Tanya Aura menahan tangannya. Mereka kini berada di toko jam tangan.

"Ini hari pertama kita. Aku ingin kita punya barang couple-an." Ucap Bara. Ia menarik Aura masuk ke toko jam itu. Akan membeli jam tangan couple, itu barang yang terlintas di pikirannya.

"Tapi-"

Bara meminta pegawai toko untuk menunjukkan jam tangan keluaran terbaru. Ini toko jam langganannya.

"Kamu suka yang mana?" Tanya Bara.

"Hah? Di sini mahal, cari tempat lain saja!" Ucap Aura. Toko itu bukan kapasitasnya.

"Coba yang ini!" Bara memakaikan jam tangan pada Aura. "Sangat cocok!"

"Pakaikan!" pinta Bara. Ingin Aura memakaikan jam tangan padanya.

Dengan perlahan Aura memasangkan jam tangan itu.

"Lihatlah! Kita punya barang couple-an!" ucap Bara mendekatkan tangannya dengan tangan Aura.

"Kami ambil yang ini saja!" sambung Bara kembali. Jam tangan ini sangat cocok dengan mereka, simpel dan tidak terlalu mencolok. Namun tetap elegan.

"Sepertinya ini mahal! Uangku tidak cukup!" bisik Aura jujur. Ia tidak sanggup membayar jam itu.

"Sepertinya tidak mahal!" ucap Bara tanpa berbisik, memberi isyarat pada karyawan toko.

"Be-be-berapa harganya ini, mbak?" tanya Aura langsung. Jam tangan ini sepertinya sangat mahal sekali.

"Harganya-" karyawan toko menjeda dan melihat Bara yang mengangguk.

"Karena Mas dan Mbaknya adalah pengunjung toko kami yang ke 1000, toko kami memberikan penawaran harga yang spesial." Jelas karyawan toko sambil melihat Aura dan Bara bergantian.

Terlihat pria itu menganguk, seolah setuju dengan tindakannya.

"Oh ya?" Aura tampak terkejut.

"Benar, mbak! Mas dan Mbaknya cukup bayar seratus ribu saja untuk jam tangan couple ini!"

"Se-seratus ribu dapat 2?" tanya Aura memastikan.

"Benar, mbak!"

"Kami ambil ini!" ucap Bara cepat. Ia mengeluarkan kartu atmnya.

"Pakai uangku saja!"

"Sudah aku saja yang bayar!" tolak Bara. Ia menyuruh Aura menyimpan uang seratus ribu tersebut.

"Ta-tapi-"

Karena Bara memaksa tetap bayar, Aura jadi menurut. Padahal ia ingin membayarnya. Harganya tidak terlalu mahal.

Kasir menerima kartu atm itu dan menginput harga normal jam tangan tersebut.

Setelah membeli jam tangan, Bara mengajak Aura makan. Perutnya minta diisi.

"Masa jam tangan ini harga lima puluh ribu, sepertinya salah!" ucap Aura merasa aneh. Ini jam tangan walaupun dapat harga spesial, tidak mungkin harganya segitu. Lima puluh ribu itu beli kotaknya saja nggak dapat.

Bara mengulum senyum. Aura membahas jam tangan tersebut. Tak percaya harganya semurah itu. "Mungkin trik marketingnya."

Aura diam menatap tangan itu. Jamnya sangat bagus dan talinya sangat lembut. Beruntung sekali mendapat jam tangan ini dengan harga murah.

"Kamu mau es krim?" tanya Bara menawarkan. Ia mengalihkan topik.

Aura menggeleng. Ia sudah kenyang. Sepiring nasi goreng telah ludes.

"Ayo, pulang!" ajak Aura. Pria itu tadi pagi mengantarnya ke kantor. Dan hari sudah hampir gelap belum pulang juga. Bara bisa kecapekan.

"Baiklah!" ucap Bara menurut. Aura mungkin lelah karena pulang kerja langsung pergi dengannya. Mana tadi wanitanya sempat lembur lagi.

Walau sebenarnya masih ingin bersama, tapi Bara tidak ingin Aura keletihan dan jatuh sakit.

Di perjalanan, Aura melirik Bara.

"Kenapa lihatin aku terus? Aku tampan kan?" tanya Bara melihat ke arah sang kekasih sejenak, lalu kembali fokus menyetir.

"Apaan sih?! Pede amat!" sanggah Aura. Ia tidak berpikir begitu.

"Loh, aku kan memang tampan! Makanya kamu suka sama aku!" Bara masih dengan mode pedenya.

"Kapan aku bilang begitu?"

"Tadi pagi!"

Aura membuang wajahnya, ia jadi malu. Tadi pagi bukannya menjawab dengan kata-kata. Malah dengan tindakan.

Bara memberhentikan mobil di depan rumah Aura.

"Terima kasih telah mengantarku!" ucap Aura sebelum turun.

Bara mengangguk. "Jangan tidur malam-malam!" pesannya.

Aura mengangguk dan turun dari mobil. Ia lalu melambaikan tangan mengiringi mobil yang sudah melaju pergi.

Setelah mobil tidak terlihat lagi, Aura masuk ke rumah. Senyumnya terus merekah, bahagianya dia hari ini.

\=\=\=\=\=\=

Bara masuk kamar. Ia meletakkan sebungkus roti pemberian Aura di dalam laci. Lalu masuk ke kamar mandi. Akan membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian, Bara sudah selesai mandi. Ia berbaring sambil menatap ponselnya. Akan menelepon Aura untuk mengucapkan selamat tidur mimpi yang indah.

"Halo, sayang!" ucap Bara begitu teleponnya tersambung.

"Halo, kamu sudah sampai rumah?"

"Sudah, ini juga sudah mandi. Kamu lagi apa ini?"

"Lagi terima telepon."

Bara jadi senyum. Tak ada yang salah dari jawaban Aura.

"Oh iya." Ucap Aura. Ia akan membahas statusnya. Tadi saat bersama pria itu, malah lupa.

"Ada apa?" tanya Bara.

"Itu... umur kamu berapa sih?" tanya Aura.

"33."

"Aku nggak sopan dong, manggilnya kamu-kamu." Ucap Aura merasa tidak enak hati. Pria itu ternyata lebih tua darinya.

"Santai saja!" Bara tidak masalah.

"Aku panggil Mas boleh?"

Bara mengangguk. "Boleh. Terserah kamu mau manggil apa. Mas, sayang, cinta, honey. Atau panggil Papa pun boleh, nanti aku panggil kamu Mama!"

"ihh... Apaan sih!" ucap Aura geli tapi tetap tertawa juga. Masa panggilan mereka seperti itu.

Bara ikut tertawa. Jika mereka menikah, ia akan memaksa Aura dengan panggilan itu.

"Apa Mas Bara sudah pernah menikah?" tanya Aura mulai memancing. Usia pria itu sudah matang, mungkin saja Bara seorang duda. Harapnya sih begitu.

"Aku belum pernah menikah." Jawab Bara.

Senyum Aura pun memudar. Pria itu bukan duda, masih pria lajang.

"A-aku sudah pernah menikah!" ucap Aura lalu membuang nafasnya yang berat. Ini saatnya memberitahu statusnya.

"Kamu sudah pernah menikah?" tanya Bara memastikan. Ia cukup kaget.

"A-a-aku janda." Ucap Aura akhirnya. Ada kelegaan setelah mengatakannya. Meskipun tidak tahu bagaimana tanggapan pria itu. Nada bicara pria itu terdengar kaget. Aura hanya bisa pasrah.

"Jan-janda?!" Bara masih memastikan.

"Iya. Aku jan-"

Tut... Panggilan pun berakhir.

"Loh?" Aura menatap layar gelap ponselnya dengan mata berkaca-kaca.

.

.

.

1
Royani Arofat
dasar g peka
test terts
itu namanya flying victim, merasa sebagai korban, siapa yg salah siapa tp minta tanggung jawab ke orang lain. orng seperti ini gak akan pernah ngaku salah, selalu merasa jadi korban
test terts
Luar biasa
susanti Tri
lili blum nikah thor...😭😭....lnjut mpe punya anak semuanya..trs anakny besti an gtu....😥
susanti Tri
lili juga blum nikah..kasihn thor...😔😔😥
sherly
boncapnya hanya segitu Thor? buat penasaran inimah judulnya
sherly
makannya nasi goreng plus telur mata sapi terus ya baraaa...
sherly
beneran si barabere nih, ada aja akalnya ... hahahhaha
sherly
masa sih, cinta dr Belanda luuu
sherly
hahaha kena dehlu baraaaa
sherly
rajanya lebay nih bara ..hahahah
sherly
bara bere dah punya rencana eh gagal deh
sherly
si Robi nih bukannya di ajak omong si lilinya kasi tau kondisimu jgn sampai lili kabur
susanti Tri
ko gitu..hrusny mpe aura melahirkn..dan evan juga mngikhlskn....udh move on dan istri evan bgitu baik jd evan bisa mnyayngi istri n benar" move on...
sherly
mia dan Evan sama gilanya.... sama2 tukang haluuuuui
sherly
gelo kamu Evan dah jadi mantan baru lu kejar2
susanti Tri
ko masaknya nasi goreng trus.si aura...gk bisa yg lain apa...
sherly
si Evan nih cocoknya dikirim ke luar angkasa aja bandel kali dikasi tau malah ngeyel...
sherly
hahahaha somplak nih bara, tdnya romantis akhirnya ngakak
sherly
Mia beneran ngk punya maluuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!