NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:852k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aylop

Aura Karina mendadak janda di malam pertama pernikahannya. Suami yang baru menikahinya beberapa jam yang lalu, memutuskan untuk menceraikan dirinya tepat di malam itu juga.

"Aku itu janda!" Tegas Aura akan status yang disandangnya saat ini.

"Iya, kamu memang janda. Janda menggemaskan." Ucap seorang pria dengan senyum melebar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylop, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 - Aku Janda

"Aku akan memberikanmu toko bunga. Kamu mau kan?" Tanya Bara menawarkan.

Aura menggeleng segera. Bara bukan  memberikan bunga saja, tapi mau memberikan toko bunga? Yang benar saja.

"Tidak usah!" Tolak Aura.

"Tidak apa! Aku akan menghubungi pemilik toko bunga-"

Aura meraih ponsel Bara, agar pria itu tidak bisa menelepon.

"Sayang, aku-"

"Aku bilang tidak!" Tegas Aura.

"Itu hadiah dariku untukmu."

"Aku pulang naik ojek saja!" Aura yang kesal akan membuka pintu mobil. Pria itu terus memaksanya, padahal ia sudah menolak.

Bara menahan tangan Aura, mana rela wanita itu pergi begitu saja.

"Sayang, maaf. Tapi aku hanya ingin kamu bahagia!"

"Aku bisa bahagia bukan karena itu!" Aura membuang pandangannya. "Ketemu kamu saja aku sudah bahagia."

Ucapan Aura membuat Bara teramat senang. Aura bahagia karena dirinya.

"Sayang, terima kasih." Bara menarik Aura padanya. Memeluk wanita itu dengan erat.

"A-aku mau pulang!" Ucap Aura. Berada di dekapan pria tampan itu membuatnya sesak. Pelukannya terlalu erat.

"Kita pergi sebentar ya!"

"Ke mana?"

"Jalan-jalan. Sudah pasang sabukmu!"

Aura mengangguk dan memasang sabuknya.

Selama perjalanan, Bara dan Aura saling melempar senyuman. Pria itu juga menggenggam tangannya. Tangan Bara terasa hangat.

"Kenapa kemari?" Tanya Aura menahan tangannya. Mereka kini berada di toko jam tangan.

"Ini hari pertama kita. Aku ingin kita punya barang couple-an." Ucap Bara. Ia menarik Aura masuk ke toko jam itu. Akan membeli jam tangan couple, itu barang yang terlintas di pikirannya.

"Tapi-"

Bara meminta pegawai toko untuk menunjukkan jam tangan keluaran terbaru. Ini toko jam langganannya.

"Kamu suka yang mana?" Tanya Bara.

"Hah? Di sini mahal, cari tempat lain saja!" Ucap Aura. Toko itu bukan kapasitasnya.

"Coba yang ini!" Bara memakaikan jam tangan pada Aura. "Sangat cocok!"

"Pakaikan!" pinta Bara. Ingin Aura memakaikan jam tangan padanya.

Dengan perlahan Aura memasangkan jam tangan itu.

"Lihatlah! Kita punya barang couple-an!" ucap Bara mendekatkan tangannya dengan tangan Aura.

"Kami ambil yang ini saja!" sambung Bara kembali. Jam tangan ini sangat cocok dengan mereka, simpel dan tidak terlalu mencolok. Namun tetap elegan.

"Sepertinya ini mahal! Uangku tidak cukup!" bisik Aura jujur. Ia tidak sanggup membayar jam itu.

"Sepertinya tidak mahal!" ucap Bara tanpa berbisik, memberi isyarat pada karyawan toko.

"Be-be-berapa harganya ini, mbak?" tanya Aura langsung. Jam tangan ini sepertinya sangat mahal sekali.

"Harganya-" karyawan toko menjeda dan melihat Bara yang mengangguk.

"Karena Mas dan Mbaknya adalah pengunjung toko kami yang ke 1000, toko kami memberikan penawaran harga yang spesial." Jelas karyawan toko sambil melihat Aura dan Bara bergantian.

Terlihat pria itu menganguk, seolah setuju dengan tindakannya.

"Oh ya?" Aura tampak terkejut.

"Benar, mbak! Mas dan Mbaknya cukup bayar seratus ribu saja untuk jam tangan couple ini!"

"Se-seratus ribu dapat 2?" tanya Aura memastikan.

"Benar, mbak!"

"Kami ambil ini!" ucap Bara cepat. Ia mengeluarkan kartu atmnya.

"Pakai uangku saja!"

"Sudah aku saja yang bayar!" tolak Bara. Ia menyuruh Aura menyimpan uang seratus ribu tersebut.

"Ta-tapi-"

Karena Bara memaksa tetap bayar, Aura jadi menurut. Padahal ia ingin membayarnya. Harganya tidak terlalu mahal.

Kasir menerima kartu atm itu dan menginput harga normal jam tangan tersebut.

Setelah membeli jam tangan, Bara mengajak Aura makan. Perutnya minta diisi.

"Masa jam tangan ini harga lima puluh ribu, sepertinya salah!" ucap Aura merasa aneh. Ini jam tangan walaupun dapat harga spesial, tidak mungkin harganya segitu. Lima puluh ribu itu beli kotaknya saja nggak dapat.

Bara mengulum senyum. Aura membahas jam tangan tersebut. Tak percaya harganya semurah itu. "Mungkin trik marketingnya."

Aura diam menatap tangan itu. Jamnya sangat bagus dan talinya sangat lembut. Beruntung sekali mendapat jam tangan ini dengan harga murah.

"Kamu mau es krim?" tanya Bara menawarkan. Ia mengalihkan topik.

Aura menggeleng. Ia sudah kenyang. Sepiring nasi goreng telah ludes.

"Ayo, pulang!" ajak Aura. Pria itu tadi pagi mengantarnya ke kantor. Dan hari sudah hampir gelap belum pulang juga. Bara bisa kecapekan.

"Baiklah!" ucap Bara menurut. Aura mungkin lelah karena pulang kerja langsung pergi dengannya. Mana tadi wanitanya sempat lembur lagi.

Walau sebenarnya masih ingin bersama, tapi Bara tidak ingin Aura keletihan dan jatuh sakit.

Di perjalanan, Aura melirik Bara.

"Kenapa lihatin aku terus? Aku tampan kan?" tanya Bara melihat ke arah sang kekasih sejenak, lalu kembali fokus menyetir.

"Apaan sih?! Pede amat!" sanggah Aura. Ia tidak berpikir begitu.

"Loh, aku kan memang tampan! Makanya kamu suka sama aku!" Bara masih dengan mode pedenya.

"Kapan aku bilang begitu?"

"Tadi pagi!"

Aura membuang wajahnya, ia jadi malu. Tadi pagi bukannya menjawab dengan kata-kata. Malah dengan tindakan.

Bara memberhentikan mobil di depan rumah Aura.

"Terima kasih telah mengantarku!" ucap Aura sebelum turun.

Bara mengangguk. "Jangan tidur malam-malam!" pesannya.

Aura mengangguk dan turun dari mobil. Ia lalu melambaikan tangan mengiringi mobil yang sudah melaju pergi.

Setelah mobil tidak terlihat lagi, Aura masuk ke rumah. Senyumnya terus merekah, bahagianya dia hari ini.

\=\=\=\=\=\=

Bara masuk kamar. Ia meletakkan sebungkus roti pemberian Aura di dalam laci. Lalu masuk ke kamar mandi. Akan membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian, Bara sudah selesai mandi. Ia berbaring sambil menatap ponselnya. Akan menelepon Aura untuk mengucapkan selamat tidur mimpi yang indah.

"Halo, sayang!" ucap Bara begitu teleponnya tersambung.

"Halo, kamu sudah sampai rumah?"

"Sudah, ini juga sudah mandi. Kamu lagi apa ini?"

"Lagi terima telepon."

Bara jadi senyum. Tak ada yang salah dari jawaban Aura.

"Oh iya." Ucap Aura. Ia akan membahas statusnya. Tadi saat bersama pria itu, malah lupa.

"Ada apa?" tanya Bara.

"Itu... umur kamu berapa sih?" tanya Aura.

"33."

"Aku nggak sopan dong, manggilnya kamu-kamu." Ucap Aura merasa tidak enak hati. Pria itu ternyata lebih tua darinya.

"Santai saja!" Bara tidak masalah.

"Aku panggil Mas boleh?"

Bara mengangguk. "Boleh. Terserah kamu mau manggil apa. Mas, sayang, cinta, honey. Atau panggil Papa pun boleh, nanti aku panggil kamu Mama!"

"ihh... Apaan sih!" ucap Aura geli tapi tetap tertawa juga. Masa panggilan mereka seperti itu.

Bara ikut tertawa. Jika mereka menikah, ia akan memaksa Aura dengan panggilan itu.

"Apa Mas Bara sudah pernah menikah?" tanya Aura mulai memancing. Usia pria itu sudah matang, mungkin saja Bara seorang duda. Harapnya sih begitu.

"Aku belum pernah menikah." Jawab Bara.

Senyum Aura pun memudar. Pria itu bukan duda, masih pria lajang.

"A-aku sudah pernah menikah!" ucap Aura lalu membuang nafasnya yang berat. Ini saatnya memberitahu statusnya.

"Kamu sudah pernah menikah?" tanya Bara memastikan. Ia cukup kaget.

"A-a-aku janda." Ucap Aura akhirnya. Ada kelegaan setelah mengatakannya. Meskipun tidak tahu bagaimana tanggapan pria itu. Nada bicara pria itu terdengar kaget. Aura hanya bisa pasrah.

"Jan-janda?!" Bara masih memastikan.

"Iya. Aku jan-"

Tut... Panggilan pun berakhir.

"Loh?" Aura menatap layar gelap ponselnya dengan mata berkaca-kaca.

.

.

.

1
Puji Astuti
dunia halu emang menyenangkan ya gaess 🤣🤣di dunia nyata ada gak ya CEO perusahaan yang nikah sama orang biasa yg bahkan rumahny pun punyanya cuma kursi plastik😅
watie nugroho
lanjuttt
Jetty Eva
gimana klo ktm Evan ya..?? mantan istri jd incaran sahabatku😁😁😁
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Eno Pahlevi
ini udahan thor???
beneran ngga ada lanjutannya???/Cry//Sob/
Putusri Martini
Luar biasa
Reni Ajja Dech
PD amat lo
siti fatimah
Luar biasa
like
Kecewa
like
Buruk
Heny
Klau bisa pas hari H evan nya diungsikan biar gk bkn rusuh
Heny
Kalau evan sm mia cck sm gila nya
Heny
Evan benar2 gk tau diri
Heny
Evan dulu km kmn sekarang jng ganggu aura lg biar kan dia bahagia
muhammad alzahran
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Ira Rachmad
😄😄😄😄
Ira Rachmad
ngelunjak yeee
Olivia Jalin
Luar biasa
Sri
tokoh utama wanita gak jlas
tolak diantar jemput , macam orang yg selingkuh aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!