Setting Latar 1970
Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.
Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.
Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.
Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf 23
Adam mengusap wajahnya kasar. Tidak bisa dipungkiri keinginan untuk menyentuh Asha sangatlah kuat. Terlebih ketika tubuh Asha menempel pada tubuhnya tadi.
"Ughhh, sialan!" umpat Adam lirih. Dadanya yang bergemuruh dan pikirannya yang kacau berbanding terbalik saat Adam melihat istrinya. Asha begitu tenang memakan makanan yang ia bawa tadi. Dan sepetinya Asha juga sangat tenang padahal peristiwa tadi bagi Adam sangat mendebarkan.
"Apa dia tidak merasakan apapun?" gumam Adam. Hembusan nafas kasar meluncur dari hidungnya. Untuk menetralkan gejolak dalam tubuhnya, Adam memilih untuk mandi terlebih dulu.
Hanya butuh 5 menit saja bagi pria itu untuk mandi dan dia sudah keluar dari sana dalam keadaan segar. Adam juga tak lagi merasa berdebar.
"Mas, kamu tidak makan?" tanya Asha.
"Sudah, aku sudah makan tadi,"jawab Adam. Dia mengambil buku dan duduk bersandar di atas ranjang. Suasana dalam kamar itu terasa sangat canggung sekarang, setidaknya bagi Adam karena Asha terlihat sangat tenang.
"Mas," panggil Asha. Dia baru saja kembali membereskan sendok dan piring bekas dipakainya tadi.
"Ada apa?" tanya Adam, pria itu menghentikan kegiatan membacanya.
"Apa bagimu aku ini pengganggu?" tanya Asha tiba-tiba.
"Kenapa bertanya seperti itu?" Adam mengerutkan alisnya mendengar pertanyaan Asha. Namun sedetik kemudian dia sadar mengapa Asha bertanya demikian. Semua ini pasti karena ucapannya saat malam selepas mereka resmi menikah.
"Maafkan aku, Sha. Kata-kata ku itu pasti sangat menyakitimu. Aku tidak berpikir dengan baik, semua itu karena aku marah dengan bapak yang tiba-tiba meminta ku menikah dengan wanita yang belum aku kenal sebelumnya. Dan aku memang belum bisa melupakan perasaanku kepada Juwita. Aku akui bahwa aku mencintai Juwita setelah sekian lama dan rasanya sepeti hal yang aneh saat menikah denganmu."
Ucapan Adam panjang lebar tentang perasaannya itu tak pernah diduga sebelumnya oleh Asha. Dan dia juga tidak menyangka bahwa Adam mengakui perasaannya terhadap Juwita.
"Dan ucapan kamu tentang aku yang bodoh, itu memang benar. Seharusnya aku sadar bahwa Juwita itu adalah Mas Bimo. Aku sungguh tidak pantas untuk mengharapkannya lagi," imbuhnya.
Asha terdiam. Dia sempat ingin membenci Adam dengan sangat dalam karena ucapan pria itu di malam pertama pengantin mereka. Tapi banyak hal yang membuat Asha akhirnya tidak melakukan itu.
Pernikahan yang mereka lakukan adalah pernikahan paksaan dimana baik dia maupun Adam tidak menginginkannya. Adam yang berjiwa bebas pasti sangat tertekan dengan ikatan pernikahan ini. Pun dengan Asha, sebenarnya dia pun juga tidak bisa langsung menerimanya. Semua ini bisa diterima karena demi keluarganya.
"Lalu, apa sekarang perasaanmu terhadap Mbak Juwita masih dalam?" Asha ingin tahu hati Adam terkait wanita itu.
"Entahlah, aku sendiri tidak tahu. Tapi yang bisa ku katakan sekarang ini bahwa saat bersama mu, aku sama sekali tidak mengingat tentang dirinya,"sahut Adam jujur. Ya dia merasakan hal tersebut dengan jelas bahwa dia tak lagi peduli dengan Juwita jika Asha bersamanya.
Contoh sederhana yang nyata di depan mata yakni ketika Juwita sakit kemarin, Adam tidak terlalu memedulikannya.
"Ya sudah kalau begitu,"sahut Asha. Ia tak punya banyak kata untuk diungkapkan setelah mendengar perkataan Adam. Dan Asha memilih untu mengerjakan pembukuan yang sengaja dibawanya agar tak merasa bingung ada di tempat ini.
Hari itu, hari pertama mereka tinggal hanya berdua saja berakhir dengan Adam dan Asha yang tidur bersama. Ranjang yang tidak terlalu luas itu memaksa mereka untuk tidur secara berdekatan.
Jika Asha bisa tertidur dengan nyenyak, maka hal tersebut tidak bisa dialami oleh Adam. Adam sangat gelisah, sedari tadi dia hanya membolak-balikkan tubuhnya saja.
"Kenapa sih aku tidak bisa tidur seperti ini?" ucapnya lirih.
Adam melihat ke samping, dia mendapati istrinya yang tertidur tanpa waspada sama sekali padahal mereka begitu dekat. Dan detik selanjutnya Adam terkejut bukan main ketika Asha memeluk dirinya.
"A-Asha,"ucapnya dengan terkejut. Dia ingin menyingkirkan tangan Asha dari dadanya tapi ternyata sangat tidak mudah. Apalagi sekarang wajah Asha juga menempel di sana. Hembusan nafas Asha yang hangat membuat tubuh Adam terasa panas.
Sentuhan tidak sengaja yang dilakukan oleh Asha membuat Adam terjaga. Terlebih posisi Asha yang memeluknya itu tidak berubah dalam jangka waktu yang lama.
Tik tok tik tok
Jarum jam yang terus bergerak terdengar sangat nyaring di telinga Adam. Matanya tidak bisa terpejam meski dia berusaha untuk melakukannya.
"Tahan Dam, sebentar lagi subuh kok. Ayo tahan sebentar lagi,"ucapnya pelan.
Malam yang melelahkan dan panjang bagi Adam itu sebentar lagi akan selesai. Jarum panjang menunjuk ke angka 6 dan jarum pendek menunjuk ke angka setengah 4, ya sebentar lagi subuh dan penderitaan Adam karena tidak bisa tidur akan berakhir.
Allahu akbar allaaaahuakbar ...
Adzan subuh berkumandang. Adam tersenyum dengan mata yang sangat lesu.
"Mas, maaf ya. Aku jadi mepet kamu begini," ucap Asha yang langsung bangun dan tersadar bahwa dirinya memeluk Adam.
"T-tidak apa-apa. K-kalau begitu, aku siap-siap ke masjid ya untuk sholat subuh."
Asha menganggukkan kepala. Dia memiringkan kepalanya ketika melihat ada yang aneh pada wajah suaminya itu. Tapi apa itu, Asha tidak tahu.
Asha sendiri juga segera menjalankan kewajibannya dan setelah selesai ia memilih untuk mengerjakan apa yang bisa dia kerjakan.
"Kok Mas Adam belum pulang? Ini sudah mau jam 6," ucap Asha sambil menutup bukunya. Dia lalu berjalan keluar kamar, melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan sosok sang suami.
"Sebenarnya kemana dia?" ucapnya lagi dengan khawatir.
"Mencari siapa, Nak?" Seorang pria mendatangi Asha dan menanyakan tentang apa yang tengah ia lakukan.
"Oh Om Santo, ini Om. Mas Adam pergi mau sholat subuh di masjid tapi sampai sekarang belum pulang-pulang. Apa Om Santo tahu masjid sebelah mana?" jawab Asha. Dia menanyakan letak masjid berada.
"Owalah begitu. Masjid sebelah sana, jalan saja ke kanan lurus. Sekitar 50 meter sudah sampai," sahut Om Santo.
"Baik Om terimakasih."
Asha mengunci kamar kostnya, dan bergegas menuju ke masjid. Tempat ini masih sangat asing baginya tapi Asha memberanikan diri karena khawatir terhadap sang suami.
Asha berjalan semakin cepat ketika melihat masjid yang ada di depannya itu. Matanya membulat ketika melihat Adam yang terbaring di teras masjid.
"Mas, bangun Mas. Kamu kenapa tidur di sini?"
"Ughh, aah Asha."
TBC
Dam.. Asha ingin kamu menyadari rasamu dulu ya...
Goda terus Sha, kalian kan sudah sah suami istri