Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Bab 1 - Mendadak Janda

"Ada yang mau aku bicarakan denganmu!" Ucap seorang pria menahan langkah kaki seorang wanita yang akan berjalan ke kamar mandi.

'Apa Mas Evan akan meminta haknya malam ini?!' Batin wanita itu dengan perasaan yang mulai gugup. Resepsi pernikahan mereka telah berakhir beberapa waktu yang lalu. Dan kini mereka berada di sebuah kamar hotel. Hanya berdua saja.

Apa lagi yang akan dilakukan pasangan suami istri di malam pertama mereka? Memikirkannya saja membuatnya mulai panas dingin.

"I-iya, Mas." Jawab wanita itu seraya meremas gaun pengantinnya. Perasaannya campur aduk jadi satu.

"Duduklah!" Pinta Evan dengan nada datar dan terkesan dingin.

Wanita itu pun mendudukkan diri di sofa yang berhadapan dengan suaminya yang beberapa jam yang lalu resmi menikahinya.

"Aura..." panggil pria itu kembali. Sorot matanya begitu sangat tajam menatap wanita itu.

"I-iya, Mas." Jawab Aura segera. Ia berusaha tenang, wajah suaminya sangat tegang. Pasti hal penting yang akan dikatakan suaminya.

Tapi apa? Aura jadi penasaran sendiri.

"Aura, aku menceraikanmu!" Ucap Evan dengan sangat tegas dan jelas.

Deg

Aura amat terkejut. Tidak menyangka jika Evan akan berbicara tentang perceraian di malam pertama mereka.

"Ta-tapi ki-kita baru saja menikah." Ucap Aura berusaha menahan air matanya. Ia tidak mengerti, baru saja mereka menikah. Bahkan hari minggu ini pun belum berganti. Tapi, ia diceraikan. Ia sudah menjadi janda saja.

"Aku tidak mencintaimu dan tidak akan pernah bisa mencintaimu. Kamu tahu dengan jelas, bahwa aku terpaksa menikahimu karena keinginan orang tuaku. Aku telah menikahimu, menuruti mereka. Dan sekarang aku menceraikanmu!" Jelas Evan kembali sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia harus mengakhiri semua ini. Mengakhiri pernikahan yang terpaksa ini.

"2 bulan lagi, aku akan mengatakan pada kedua orang tuaku tentang perceraian kita. Dan selama itu, berpura-pura masih menjadi istriku di depan mereka!" Timpal Evan kembali. Ia tidak bisa langsung mengatakan tentang perceraian mereka pada kedua orang tuanya. Mereka pasti shock dan tidak akan menerimanya.

Aura menatap pria itu. Hatinya begitu sakit dan terasa sesak. Mengira pernikahan mereka walau atas perjodohan, akan berlangsung lama. Tapi ternyata, hanya bertahan beberapa jam saja.

Evan bangkit dari duduknya dan akan melangkah pergi. Tapi ia berhenti dan berbalik, meletakkan sesuatu di atas meja.

"Selama itu, tinggallah di apartemenku!"

Setelah mengatakan itu, Evan pun pergi meninggalkan Aura sendirian di kamar itu.

Aura menatap kartu akses yang diletakkan Evan di atas meja. Hatinya sangat hancur sekali. Jika terpaksa, kenapa Evan tetap menikahinya? Seharusnya pria itu kan bisa menolak.

Sebulan yang lalu, kedua orang tua Aura meninggal akibat kecelakaan bus. Bus yang ditumpangi kedua orang tua Aura terjun ke jurang dan semua penumpang tewas.

Aura yang baru pulang bekerja, mendadak shock mendengar kabar tersebut. Ia menangis histeris ditinggalkan kedua orang tuanya begitu saja. Padahal tadi pagi, mereka masih bersama. Tapi saat sore menjelang, semuanya hilang sudah. Mereka telah pergi untuk selama-lamanya dan tidak akan kembali lagi.

Beberapa hari setelah pemakaman kedua orang tuanya. Aura hanya mengurung diri di dalam kamar. Ia tidak pergi bekerja bahkan untuk makan pun tak berselera. Hanya menangis dan menangis saja. Menangis seorang diri.

Tak ada lagi semangat dalam hidupnya. Tak ada lagi yang selalu memarahinya. Tak ada lagi yang selalu menasehati dan mengingatkannya. Semua kini telah hilang. Mereka telah pergi.

Aura mengusap air matanya, lalu memejamkan kedua matanya. Berharap ini adalah mimpi. Mimpi buruknya saja. Lalu ia kembali membuka kedua matanya, berharap melihat kedua orang tuanya. Dan tetap saja tidak ada yang berubah, mereka tak di sisinya lagi.

"Ayah... Bunda... kenapa kalian meninggalkanku sendirian? Seharusnya kalian mengajakku! Kenapa kalian pergi berdua saja? Kalian bilang menyayangiku dan kita akan bersama selamanya. Kenapa kalian membohongiku???"

Aura menangis terisak-isak sambil memukuli dadanya yang terasa begitu sesak. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Merindukan pelukan mereka.

Tok... tok... tok...

"Ayah... Bunda..." ucap Aura. Ia mengusap air matanya dan berjalan untuk membuka pintu. Berharap itu kedua orang tuanya yang datang.

Aura belum bisa menerima kepergian mereka. Meski ia sudah melihat langsung jenazah keduanya, tapi masih merasa jika ini hanyalah mimpi buruknya.

Aura membuka pintu dan ia kecewa, ternyata bukan kedua orang tuanya.

"Aura..." ucap seorang wanita paruh baya yang langsung memeluknya. "Sabar ya, nak!"

"Tante Ros." Aura menangis dipelukan wanita paruh baya itu. Suara tangisannya begitu sangat menyedihkan.

"Maaf, kami baru bisa datang sekarang!" ucap om Rendi suaminya tante Ros.

Rendi dan Ros berteman baik dengan kedua orang tua Aura. Mereka sering datang ke rumah mereka. Tapi saat kabar duka tersebut, keduanya masih berada di luar negeri. Dan baru sekarang bisa datang. Mereka tidak bisa melihat teman baiknya itu untuk yang terakhir kalinya.

"Aura ikut tinggal sama tante ya." Ucap Tante Ros melonggarkan pelukannya.

Aura masih sangat muda sekali. Usianya saja baru 20 tahun. Wanita semuda itu, tidak baik tinggal sendirian.

"Benar, kamu tinggal bersama kami ya." Timpal om Rendi.

Aura menggeleng, ia tidak mau merepotkan siapapun.

"Kamu harus tinggal bersama kami. Kami tidak tenang membiarkan kamu sendiri." Ucap Om Rendi. Aura kini hanya sebatang kara dan tidak memiliki saudara. Gadis itu juga sedang berduka. Akan bahaya meninggalkannya sendirian.

"Ti-tidak, Om! Terima kasih." Tolak Aura dengan sopan.

Tapi tante Ros tetap memaksa, hingga Aura pun tidak dapat menolak niat baik mereka.

Aura dibawa tinggal ke rumah mereka. Om Rendi dan Tante Ros sangat baik padanya. Ia dianggap seperti anak mereka sendiri, karena mereka tidak memiliki anak perempuan. Mereka memiliki seorang putra bernama Evan yang berusia 27 tahunan.

Evan memaklumi kedua orang tuanya yang membawa wanita itu tinggal bersama mereka. Kedua orang tuanya hanya kasihan dengan wanita itu. Mungkin mengingat atas nama pertemanan di antara mereka.

Om Rendi dan tante Ros sangat menyayangi Aura dan mereka pun berniat menjodohkan dengan putranya. Aura ingin menolak, tapi karena kebaikan keduanya, ia jadi segan dan terpaksa menerimanya.

Dan Evan jelas menolak perjodohan itu dan bahkan mulai benci saat melihat Aura. Padahal biasanya pria itu bersikap biasa saja padanya.

Berkali-kali Evan terus menolak. Tidak menerima perjodohan itu. Tapi seminggu kemudian, pria itu pun jadi setuju.

Selang dua minggu kemudian, pernikahan itu pun digelar. Walau pernikahan mendadak, tapi tetap berlangsung mewah dan meriah. Aura saat itu merasa menjadi ratu sehari.

Tapi, selang beberapa jam kemudian dunianya terasa runtuh. Evan menceraikannya.

Aura menghembuskan nafas berkali-kali. Ia kini berdiri di depan jendela kamar hotel. Menatap pemandangan malam yang disinari cahaya lampu.

'Ayah... Bunda... aku merindukan kalian. Aku ingin ikut kalian saja!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

aku jd ikutan menghembuskan nafas dg berat deh..seandainya aku diposisi aura pun kyknya juga ga sanggup deh ini sdh kena mental duluan sdh amat berduka kehilangan kedua ortunya ga ada sanak sodara ehh tambah dicerai suami blm 1hr ngenes😭😭

2024-07-13

0

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

egois banget si Evan ini enak kali ngasi status janda dg enteng banget la loe enak laki ga mslh nyandang status duda nah ini nyandang status janda pasti org mikirnya yg ga ga walau blm menyentuh sekalipun🤪🤪

2024-07-13

1

Siti Naimah

Siti Naimah

suatu saat kamu bakal menyesal lho van..

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!