“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”
Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.
Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Kepercayaan yang Terpecah
Suasana seketika di ruangan Yue Lan langsung menjadi lebih tegang.
“Apa maksudnya ini bocah? Kami memintamu untuk membuatkan sebuah penawar untuk Tuan Putri Yue Lan, tapi apa yang kamu buat adalah racun, apa kamu bermaksud mencelakai Tuan Putri Yue Lan?” lanjut Tetua Yue Rong dengan nada dingin.
“Aku sudah bilang sejak awal Ketua Klan dan Tuan Putri, bahwa bocah ini tidak bisa di percaya.” seru Tetua Yue Shan dengan raut wajah seperti penuh kemenangan.
Yue Xian melangkah maju menatap Li Yao dengan sorot mata penuh kesedihan dan ketidakpercayaan. “Saudara Li, apa benar yang mereka katakan itu?”
Li Yao menarik napas dalam dalam lalu mengangguk pelan. “Nona Yue, apa yang mereka katakan itu memang benar, bahwa di dalam botol itu memang bukan ramuan penyembuh melainkan racun. Tapi...”
Belum sempat Li Yao menyelesaikan penjelasannya, Yue Xian memotongnya dengan suara bergetar.
“Kenapa Saudara Li? Kenapa? Aku bahkan sudah mempercayaimu, bahkan aku rela menantang para tetua hanya agar kamu diberi kesempatan untuk menyembuhkan adikku.” Nada suara Yue Xian naik dan diselimuti dengan kekecewaan dan amarah.
“Aku menunggumu semalaman, menaruh harapan pada apa yang kamu buat, tapi apa, ternyata yang kamu buat adalah racun?! Kamu ingin menambah penderitaan adikku yang sudah hampir sekarat?!”
Matanya mulai menetes kan air mata. Dengan langkah cepat ia berbalik hendak keluar dari ruangan. Wajahnya menunduk menyembunyikan emosi yang campur aduk antara malu, marah, dan hancur karena kepercayaan yang ia berikan ternyata dikhianatinya.
Namun saat langkah Yue Xian hampir mencapai pintu, suara Li Yao tiba-tiba menggema keras memenuhi ruangan.
“Tunggu Nona Yue.”
Yue Xian seketika berhenti tetapi tidak menoleh.
“Aku datang dari desa Shuijing ke kota Qingya ini bukan untuk mencelakai siapa pun. Tujuanku hanya satu membantu Nona Yue dan menyelamatkan Nona Yue Lan. Racun ini bukan untuk membunuhnya, tapi untuk menjinakkan racun yang ada di dalam tubuh Nona Yue Lan.”
“Jika ramuan ini gagal, jika racun ini malah menyakiti ataupun membunuh Nona Yue Lan, maka biarlah nyawaku jadi taruhannya.”
Semua yang ada di ruangan terdiam kembali. Mata mata kini tertuju pada Li Yao bukan lagi dengan kecurigaan tapi dengan rasa ingin tahu apakah yang di katakan nya itu adalah benar?
Mendengar kata-kata itu tubuhnya Yue Lan seketika menegang dan untuk sesaat ia hanya diam membisu. Jauh di dalam hatinya, ia masih ingin percaya dan ingin menggenggam harapan kecil yang ditawarkan oleh pemuda ini.
Akhirnya, ia kembali berbalik perlahan. Tatapannya ke arah Li Yao sangat dalam dan penuh tekanan emosi.
“Baiklah, kalau sampai terjadi sesuatu pada adikku, kamu harus bertanggung jawab sepenuhnya.”
Suaranya terdengar berat, seolah setiap katanya mengandung luka, harapan, dan rasa kecewa yang belum sepenuhnya hilang.
Tetua Yue Rong yang tidak jauh dari situ buru-buru angkat suara.
“Tuan Putri, mohon di pikirkan baik-baik. Ini menyangkut nyawa Tuan Putri Yue Lan.”
Sementara itu, sosok yang sejak tadi hanya diam dan mengamati akhirnya berbicara. Yue Tianlong menatap tajam ke arah Li Yao. Sejak awal, matanya tak lepas dari pemuda itu. Ia melihat bagaimana Li Yao bicara, bagaimana sikap tubuhnya mencerminkan kegelisahan namun juga keteguhan yang tidak bisa dipalsukan.
Penampilannya memang jauh dari kata meyakinkan, dengan pakaian kusut dan rambut yang masih acak acakan menunjukan kesungguhan dalam membuat ramuan ini.
“Cukup,” katanya langsung memecah ketegangan yang terjadi di ruangan. “Kita tidak punya waktu untuk terus berdebat. Lan'er sedang berada di ujung kritisnya.”
Semua mata akhirnya beralih kepada Ketua Klan.
Yue Tianlong menatap langsung ke mata Li Yao dengan tatapan tajam dan tanpa keraguan.
“Kalau kau benar-benar yakin dengan ramuan mu itu lakukan sekarang.”
Tetua Yue Shan dan Tetua Yue Rong saling berpandangan dengan terkejut.
“Ketua Klan, mohon pikirkan lagi, ramuan itu jelas bukan obat penyembuh, tapi racun,” kata Tetua Yue Rong dengan nada cemas.
Namun Yue Tianlong menggelengkan kepalanya perlahan. “Kalian dengar sendiri apa yang dikatakannya tadi. Jika terjadi sesuatu pada Lan’er, ia siap mempertaruhkan nyawanya sendiri.”
Tatapannya kembali beralih kepada Li Yao “Cepat lakukan, Waktu kita hampir habis.”
Li Yao mengangguk pelan. Dengan napas berat ia mulai melangkah maju ke arah ranjang Yue Lan.
Ruangan itu seketika mendadak sunyi dan begitu hening hingga suara langkah kaki Li Yao terdengar jelas di lantai.
Setiap langkahnya seolah membawa ribuan beban keraguan yang belum reda, tatapan tatapan tajam dari Tetua Yue Shan dan Tetua Yue Rong membuat suasana menjadi mencekam.
Li Yao tidak mengatakan sepatah kata pun. Begitu ia tiba di sisi ranjang Yue Lan jantungnya seolah berhenti sejenak. Di hadapannya tubuh lemah Yue Lan terbaring dengan pucat dan dingin. Bahkan yang lebih parahnya lagi ada bercak hitam samar di sekitar lehernya tanda racun itu telah menjalar keseluruhan tubuhnya.
Pemandangan itu menusuk hati Li Yao.
‘Kayaknya racunnya sudah menyerang seluruh tubuhnya,’ pikir Li Yao.
Dari sudut matanya, Li Yao bisa melihat bahwa Yue Xian sudah berdiri tidak jauh darinya. Tatapan gadis itu seperti pisau yang sangat tajam, tetapi hatinya masih penuh dengan harapan. Seolah olah dia ingin percaya, meski hatinya hancur oleh kekecewaan sebelumnya.
Dengan perlahan Li Yao duduk dan kemudian membuka kembali tutup botol itu. Aroma tajam kembali memenuhi ruangan.
Pada saat Li Yao akan memberikan ramuan itu langsung, tiba tiba sebuah suara terdengar dalam kesadarannya.
"Bodoh.... Jangan langsung diberikan. Tekan dengan sedikit tenaga pada tujuh titik di tubuhnya di mana meridian dan dantian nya bertemu. Setelah itu kunci semua aliran Qi dan darahnya untuk menghentikan penyebaran racun yang ada di dalam tubuhnya sebelum di tanamkan racun penjinak nya.”
Li Yao hampir melompat dan matanya melebar saking terkejutnya, karena ia hampir saja memasukan racun buatannya ke dalam mulut Yue Lan, bahkan jari-jarinya pun ikut bergetar.
"Menekan meridian dan dantian?" pikirnya dengan panik.
"Tapi aku tidak bisa menggunakan Qi. Mana mungkin aku bisa mengendalikan aliran energi orang lain?" tanya Li Yao kepada suara misterius itu.
Seolah olah bisa membaca pikirannya, suara misterius itu kembali bergema di dalam kesadarannya.
“Jangan pikirkan energi Qi seperti para kultivator lainnya. Tarik napas dalam dalam di dalam tubuhmu dan kemudian fokuskan semua kekuatan dalam tubuhmu ke satu titik jantungmu. Temukan percikan tenaga itu dan arahkan lewat niat. Bukan teknik tapi kehendakmu.”
Li Yao sebenarnya tidak mengerti apa yang dimaksud suara misterius itu, tetapi ia mencoba untuk memahaminya dan akhirnya tidak berlama lama ia langsung memejamkan matanya. seketika dunia di sekelilingnya berubah dan seolah olah menghilang.